Suara.com - Herman Willem Daendels tengah jadi perbincangan hingga jadi trending topic Twitter, Minggu (17/4/2022). Pencapaian Gubernur Hindia Belanda era penjajahan membangun jalan Anyer-Panarukan ini dibandingkan dengan rekor Jokowi membuat jalan tol 1900 kilometer yang baru-baru ini dipamerkannya. Lantas siapa Daendels dan sejarah pembangun jalan Anyer-Panarukan?
Daendels adalah seorang politikus Belanda yang menjadi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-36. Masa pemerintahannya sendiri sekitar tahun 1808 sampai 1811.
Daendels lahir di Hattem, Gelderland, Republik Belanda, 21 Oktober 1762 dan meninggal di umur 55 tahun pada2 Mei 1818, tepatnya di kawasan Elmina, Pantai Emas Belanda.
Daendels sampai di Batavia pada 5 Januari 1808 dan menggantikan Gubernur-Jenderal Albertus Wiese. Ia diberikan tugas utama untuk melindungi pulau Jawa dari serangan tentara Inggris.
Jawa adalah satu-satunya daerah koloni Belanda-Perancis yang belum jatuh ke tangan Inggris pasca Isle de France dan Mauritius di tahun 1807.
Daendels juga dikenal sebagai pencetus pembangunan jalan Anyer - Panarukan yang disebut memakan banyak korban dari pihak pekerja karena tidak diberi upah.
Sejarah Pembangunan Jalan Anyer - Panarukan
Selama tiga tahun, Daendels membangun Jalan Raya Pos Anyer - Panarukan. Tujuannya untuk melindungi Pulau Jawa dari serangan Inggris dan kelancaran dalam menyampaikan informasi melalui pos.
Pasalnya, saat itu Jawa digunakan sebagai basis militer Perancis untuk melawan pasukan Inggris di wilayah Hindia Belanda. Pembangunan ini juga dijadikan awal mula modernisasi di Jawa sebagai jalan untuk melakukan perubahan tradisi feodal.
Pembangunan jalan Anyer - Panarukan tersebut menerapkan sistem kerja wajib. Ini ada kaitannya dengan sistem eksploitasi pemerintah kolonial yang melihat peluang.
Dimana sistem kerja seperti ini sudah berlangsung lama dalam pemerintahan tradisional Jawa dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan para kolonial.
Menurut sejarah, sistem pembangunan jalan ini dikenal sebagai sistem kerja paksa. Para pekerjanya diharuskan bekerja tanpa diberi upah sepeser pun bahkan hingga menelan banyak korban jiwa.
Namun, sejarawan Universitas Indonesia, Djoko Marihamdono melalui akun Twitternya pada Minggu (7/2/2021), mengatakan jika Daendels sebenarnya memberi upah sebesar 30 ribu ringgit.
Ia juga memberi beberapa uang kertas yang jumlahnya cukup besar. Namun, bupati saat itu tidak menyampaikannya kepada para pekerja atau bisa dibilang korupsi.
Jalannya sendiri juga tidak dibangun sepenuhnya dari Anyer - Panarukan. Beberapa diantaranya sudah dibangun, sehingga Daendels hanya memperlebar, seperti Anyer - Batavia dan Pekalongan - Surabaya.
Tag
Berita Terkait
-
Viral Pembangunan Jalan Jokowi Dibandingkan dengan Era Daendels: Bangun Tol 1900 Kilometer Tapi Bayar
-
Jokowi Pamer Pencapaian Pembangunan Jalan Tol di Twitter, Achmad Nur Hidayat: Masyarakat Masih Menderita
-
Kaesang Pangarep Keluhkan Sifat Presiden Jokowi Saat Bepergian, Tak Pernah Bawa Oleh-oleh
-
Blak-blakan Kumpul Keluarganya Disebut Kumpul Pejabat, Begini Reaksi Kaesang
-
Tak Setuju Jokowi 3 Periode, Kaesang Pangarep: Lebih Enak Bapak Jadi Orang Biasa
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina