Suara.com - Polemik big data yang dikemukakan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan hingga kini masih terus berlanjut. Banyak pihak yang mendeak agar Luhut membeberkan data tersebut.
Namun dengan berbagai alasan, Luhut belum mau membeberkannya kepada publik terkait big data yang membuat gaduh tersebut.
Merespons hal tersebut, Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti meminta Presiden Jokowi untuk mendesak pembantunya di kabinet tersebut membeberkannya.
Apalagi klaim yang dinyatakan Luhut sebagai pejabat publik merupakan informasi yang boleh diketahui masyarakat.
“Pejabat publik tidak dapat menyatakan hak memiliki informasi pribadi, jika sudah disampaikan kepada masyarakat,” ujarnya seperti dilansir Wartaekonomi.co.id-jaringan Suara.com pada Minggu (17/4).
Ia juga menekankan, informasi big data yang dipaparkan Luhut sangat penting pada saat ini karena telah menimbulkan kegaduhan dan gejolak politik.
“Ditambah, informasi itu telah menimbulkan kegaduhan dan gejolak politik,” kata Ray.
Ray juga mengemukakan, sebaiknya Jokowi mendesak Luhut untuk membeberkan informasi mengenai big data tersebut.
“Jokowi bisa memerintahkan Luhut untuk membuka data yang dimaksud. Tidak ada data pribadi pejabat yang berkaitan dengan kebijakan kenegaraan,” kata dia.
Jika informasi big data bisa dibeberakn, diharapkan bisa mengakhiri kontroversi yang berkecamuk selama ini. Apalagi isu big data yang menyebut 110 juta warganet mendukung penundaan pemilu, juga turut mempengaruhi perjalanan dan tahapan penyelenggaraan kontestasi politik 2024.
“Dengan begitu, kontroversi soal big data yang dijadikan acuan untuk isu penundaan pemilu dapat dipelajari bersama,” kata dia.
Tak hanya itu, ia juga mengemukakan, informasi tersebut nantinya juga bisa meningkatkan kepercayaan politik terhadap pemerintahan Jokowi jika benar adanya.
“Jokowi mestinya tidak membiarkan adanya anggota kabinet yang berbicara suka-suka dan tidak mempertanggungjawabkan ucapan tersebut,” katanya.
Untuk diketahui, Luhut sebelumnya mengemukakan, jika usulan penundaan Pemilu 2024 tidak hanya disuarakan elite PAN dan PKB. Tetapi juga datang dari pendukung Partai Demokrat, Partai Gerindra serta PDI Perjuangan dan Golkar.
Klaim Luhut itu dilontarkan saat berbicara di Podcast Deddy Corbuzier yang diunggah di kanal Youtube, Jumat, 11 Maret 2022. Luhut lebih jauh mengatakan, penundaan Pemilu 2024 berdasarkan big data berupa percakapan dari 110 juta orang di media sosial.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Pidato Perpisahan Sri Mulyani: Hormati Ruang Privacy Kami!
-
Misteri Kursi Panas Pengganti Dito Ariotedjo: Beneran Bakal Diisi Raffi Ahmad?
-
Jelang Sertijab Menkeu, IHSG Langsung 'Tumbang' 77 Poin
-
Sri Mulyani Dicopot, Rupiah Meriang Hebat Pagi Ini
-
Harga Emas Antam Hari Ini Paling Tinggi Sepanjang Sejarah Dipatok Rp 2,08 Juta per Gram
Terkini
-
Kronologi Nepal Berdarah: 19 Tewas, Massa Pelajar Ditembak dalam Demo Anti Korupsi
-
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen, Target 20 Dunia, Indonesia Kapan Menyusul?
-
Kontroversi Unggahan Diduga Anak Menkeu Purbaya Sebut Sri Mulyani Agen CIA
-
CEK FAKTA: Benarkah Ada Demo Mahasiswa karena Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara?
-
Usut Kasus Korupsi CSR BI dan OJK, KPK Panggil Analis Senior Pratomo Anindito
-
Nasib Mercy BJ Habibie usai Disita KPK dari Ridwan Kamil: Bakal Dilelang, Ini Skemanya!
-
Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api, Mobil Tertabrak Kereta Api Ranggajati di Probolinggo
-
Apa Jabatan Sri Mulyani di Bank Dunia? Kini Dicopot Presiden Prabowo dari Menteri Keuangan
-
Gelar Doa Bersama Lintas Agama, Pemkab Mojokerto Teguhkan Komitmen Jaga Kondusifitas Daerah
-
CEK FAKTA: Rekaman Suara SBY Marahi Kapolri, Benarkah Asli?