Suara.com - Kapan malam lailatul qadar? Tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Hanya Allah SWT yang tahu. Hanya saja, Imam al Bukhari memberikan cara menghitung malam lailatul qadar sebagai kisi-kisi umat Islam untuk meraihnya. Hal itu berdasarkan ajaran Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW memberi semacam kisi-kisi tentang kapan datangnya Lailatul Qadar.
Pesan itu tampak dari hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim yang memerintahkan umat Islam berburu Lailatul Qadar pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan.
Dikutip dari NU Online, Rasulullah SAW meningkatkan intensitas ibadah malam hari pada sepuluh hari terakhir itu, bahkan tak segan membangunkan keluarganya.
Hadits lain yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dari Aisyah radliyallahu ‘anha mengatakan, “Carilah Lailatul Qadar itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan).”
Lailatul Qadar sebagai pengalaman spiritual juga pernah dirasakan oleh para sahabat Nabi. Ibnu Umar mengaku bermimpi sebagaimana mimpi-mimpi sahabat lain bahwa Lailatul Qadar terjadi pada tujuh hari terakhir.
Berdasar dari sumber-sumber di atas, para ulama kemudian berusaha meneliti pengalaman mereka dalam menemukan Lailatul Qadar. Demikian dijelaskan dalam artikel NU Online berjudul Kaidah Menandai Lailatul Qadar Menurut Al-Ghazali.
Sementara itu, menurut keterangan Fathul Qarib, Hasyiah Al-Bajury, dan Fathul Muin beserta 'Ianatut Thalibin, Imam Syafii menyatakan bahwa Lailatul Qadar itu ada pada sepuluh akhir Ramadhan, lebih-lebih pada malam ganjilnya, dan yang paling diharapkan adalah pada malam 21, atau 23 Ramadhan.
Selain itu, sebagian ulama berpendapat tak ada kaidah baku tentang kapan Lailatul Qadar.
Baca Juga: Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar: Mentari Redup Hingga Bulan Separuh Bulat
Sebagian lagi berpendapat sebaliknya. Di antara ulama yang menyatakan bahwa ada kaidah atau formula untuk mengetahui itu adalah Imam Abu Hamid Al-Ghazali (450 H- 505 H) dan Imam Abul Hasan as Syadzili. Bahkan dinyatakan bahwa Syekh Abu Hasan semenjak baligh selalu mendapatkan Lailatul Qadar dan menyesuai dengan kaidah ini.
Tentang kaidah menandai Lailatul Qadar ala Imam al-Ghazali ini, setidaknya ada dua versi penjelasan. Namun, keduanya mengajukan teori yang sama bahwa Lailatul Qadar bisa diterka dari hari pertama bulan Ramadhan. Versi pertama tercatat dalam kitab I’anatuth Thalibin dan Hasyiyah al-Jamal, sementara versi kedua bisa dijumpai keterangannya dalam Hasyiyah al-Bajuri.
Versi Pertama
Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Ahad atau Rabu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29. Jika awalnya jatuh pada hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21. Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jumat maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27. Jika awalnya jatuh pada hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25. Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23.
Kaidah ini mendapat testimoni dari Syekh Abul Hasan As-Syadzili. Ia mengatakan, “Semenjak saya menginjak usia dewasa Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah tersebut."
Versi Kedua
Jika awal puasanya Jumat maka pada malam ke-29. Jika awal puasanya Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21. Jika Ahad maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27. Jika Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29. Jika Selasa maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25. Jika Rabu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27. Jika Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada sepuluh akhir malam-malam ganjil.
Kita tahu, awal Ramadhan 1442 Hijriah jatuh pada hari Selasa, 13 April 2021, berdasar ikhbar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ataupun ketetapan Pemerintah melalui Kementerian Agama RI. Meski dalam aturan penghitungan kalender qamariyah, 1 Ramadhan sudah masuk sejak Senin malam, umat Islam di Tanah Air memulai puasa pada fajar Selasa esok harinya.
Bila mengacu pada kaidah Imam al-Ghazali ini dalam menerka jatuhnya Lailatul Qadar maka kita akan jumpai dua kesimpulan yang berbeda, tergantung rujukan mana yang kita gunakan.
Dengan begitu, jika merujuk di Ramadhan 1443 H yang jatuh pada hari Minggu. Maka diprediksi lailatul qadar jatuh pada malam ke 29 atau 27.
Berita Terkait
-
Panduan Meraih Keutamaan Malam Idul Fitri Berdasarkan Hadis Nabi
-
Tata Cara Sholat Lailatul Qadar yang Benar, dari Niat hingga Doa Ampunan
-
Malam Lebih Baik dari 1000 Bulan: Ini Dia Tanda-Tanda Lailatul Qadar yang Wajib Diketahui
-
Lailatul Qadar: Malam Lebih Baik dari 1000 Bulan, Ini Tanda dan Amalan yang Dianjurkan!
-
Tak Jadi Penghalang, Ini Tips Perempuan Haid dan Nifas Raih Kemuliaan Lailatul Qadar
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Diungkap KPK, Ustaz Khalid Basalamah Beralih dari Haji Furoda ke Khusus Gegara Dihasut Oknum Kemenag
-
KPK Ungkap Modus 'Pecah Kuota' Biro Haji: Sengaja Ciptakan Kelangkaan Demi Harga Mahal
-
Tanggapi Komeng dan Pramono Soal Banjir, PSI Desak Pemprov DKI Ikut Perbaiki Wilayah Hulu
-
Bus Transjakarta Pagi-pagi Buta Tabrak 4 Ruko di Cakung Jaktim, Banyak Korban!
-
Rp 1 Triliun Menguap, Siapa Oknum Pejabat Kemenag yang Dilobi Asosiasi Travel Haji di Jakarta?
-
Buka Peluang Periksa Menhut Raja Juli dan Eks Menteri LHK Siti Nurbaya, KPK Ungkap Alasannya!
-
Usai Periksa Dirjen PHU Kemenag, KPK Akui Kejar Juru Simpan Hasil Korupsi Kuota Haji
-
Nyesek! Disita KPK dari Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Haji, Uang Jemaah Tak Bisa Kembali?
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!