- Pramono mengatakan ada faktor banjir kiriman dari wilayah hulu yang memperparah kondisi di ibu kota.Pem
- Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jabar sudah waktunya benar-benar duduk bersama mencari solusi konkret.
- Bun menegaskan salah satu persoalan utama adalah berkurangnya daerah resapan air di wilayah hulu, terutama di sepanjang aliran sungai.
Suara.com - Polemik soal banjir kiriman yang menyeret nama Jawa Barat kembali mencuat. Anggota Komite II DPD RI, Alfiansyah Komeng, sebelumnya menyampaikan keluhan bahwa daerahnya kerap dituding sebagai penyebab genangan di Jakarta.
Sehari berselang, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan bahwa memang ada faktor banjir kiriman dari wilayah hulu yang memperparah kondisi di ibu kota.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi D dari Fraksi PSI DPRD DKI, Bun Joi Phiau, menilai sudah waktunya Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jabar benar-benar duduk bersama mencari solusi konkret.
"Banjir ini sudah menjadi masalah bersama antara Jakarta dan wilayah-wilayah penyangga yang ada di sekitarnya. Berbagai faktor bermain peran yang membuat masalah ini tidak hanya bisa diselesaikan oleh salah satu pihak saja," kata Bun dalam keterangannya, Jumat (19/9/2025).
"Harus ada kerja sama antara Jakarta dan wilayah-wilayah di sekitarnya, terutama pemerintah daerah Jabar untuk mengatasi permasalahan ini," katanya menambahkan.
Menurut Bun, pertemuan langsung antara Gubernur DKI Pramono Anung dengan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menjadi kunci awal.
Ia yakin koordinasi lintas wilayah bisa melahirkan kebijakan strategis yang lebih terintegrasi.
"Mas Pram dan Pak Dedi Mulyadi perlu duduk bareng dan berdiskusi mengenai cara-cara terbaik untuk menangani permasalahan ini. Apabila itu terjadi dan kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan untuk menjalankan rencana bersama mengendalikan banjir, maka semua warga tanpa mempedulikan tempat tinggalnya lah yang bisa mendapatkan manfaatnya," ujarnya.
Bun menegaskan salah satu persoalan utama adalah berkurangnya daerah resapan air di wilayah hulu, terutama di sepanjang aliran sungai.
Baca Juga: Komeng Tak Sudi Jabar Selalu Disalahkan jika Jakarta Banjir, Pramono Balas Begini!
Kondisi itu membuat debit air tidak tertahan dan langsung mengalir deras ke Jakarta ketika hujan turun.
"Salah satu penyebab banjir di Jakarta ini adalah semakin berkurangnya daerah resapan air dimulai dari wilayah hulu. Masalahnya, banyak dari wilayah hulu ini berada di luar batas administratif DKI Jakarta," terang Bun.
"Oleh karena itu, penyelesaiannya harus dilakukan di sana. Tapi, DKI Jakarta juga harus memainkan peran proaktif dalam hal ini dan turut berpartisipasi di perbaikan-perbaikan yang dilakukan di wilayah hulu," lanjutnya.
Ia mengingatkan bahwa permasalahan banjir tidak bisa lagi sekadar menjadi ajang saling tuding. Justru, menurutnya, yang diperlukan adalah aksi nyata yang dilakukan bersama-sama.
"Bagaimana membangun sistem pengendalian banjir yang terintegrasi, dan memastikan hal-hal sesederhana pengerukan sungai sudah berjalan secara merata di semua daerah, termasuk Jabar. Pemprov DKI perlu berkolaborasi dengan tetangga-tetangganya," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Pramono Anung Targetkan Setiap Kelurahan di DKI Punya Sekolah Lansia: Ini Alasannya
-
Lahan Parkir Milik BUMD DKI Disegel karena Ilegal, Pramono Anung Kasih Dukungan: Memang Pantas
-
Respons Viral Setop 'Tot Tot Wuk Wuk', Gubernur Pramono: 'Saya Hampir Nggak Pernah Tat Tot Tat Tot'
-
Dibalut Komedi, Komeng Sentil Kementerian Kehutanan Soal Hutan Adat di Jawa Barat
-
Komeng Tak Sudi Jabar Selalu Disalahkan jika Jakarta Banjir, Pramono Balas Begini!
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Bus Transjakarta Pagi-pagi Buta Tabrak 4 Ruko di Cakung Jaktim, Banyak Korban!
-
Rp 1 Triliun Menguap, Siapa Oknum Pejabat Kemenag yang Dilobi Asosiasi Travel Haji di Jakarta?
-
Buka Peluang Periksa Menhut Raja Juli dan Eks Menteri LHK Siti Nurbaya, KPK Ungkap Alasannya!
-
Usai Periksa Dirjen PHU Kemenag, KPK Akui Kejar Juru Simpan Hasil Korupsi Kuota Haji
-
Nyesek! Disita KPK dari Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Haji, Uang Jemaah Tak Bisa Kembali?
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji