Suara.com - Kim Jong Un bertukar surat dengan Moon Jae-in dan berterima kasih kepadanya karena telah berusaha memperbaiki hubungan di tengah ketegangan atas uji coba senjata di Pyongyang, KCNA melaporkan pada Jumat (22/04).
Pertukaran surat antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dilatarbelakangi oleh ketegangan hubungan lintas batas sejak kegagalan pertemuan tingkat tinggi antara Korea Utara dan Amerika Serikat pada 2019, dan ketegangan yang berkobar setelah Pyongyang meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) bulan lalu, melanggar moratorium 2017 yang diberlakukan sendiri.
Moon mengirim surat pada Rabu (20/04), berjanji untuk terus mencoba meletakkan dasar penyatuan berdasarkan deklarasi bersama yang dicapai pada pertemuan puncak tahun 2018, meskipun "situasinya sulit”, seperti diberitakan KCNA.
Kantor Moon mengonfirmasi bahwa dia telah bertukar "surat persahabatan” dengan Kim. Dalam suratnya, Moon mengatakan "era konfrontasi” harus diatasi dengan dialog, dan perjanjian antar-Korea sekarang menjadi tugas pemerintahan berikutnya, kata juru bicara Park Kyung-mee dalam sebuah pengarahan.
Moon juga menyatakan harapan untuk dimulainya kembali pembicaraan denuklirisasi AS-Korea Utara secepatnya.
Kim mengatakan dalam surat balasannya pada Kamis (21/04), bahwa pertemuan "bersejarah” mereka memberikan "harapan untuk masa depan” bagi rakyat dan keduanya sepakat bahwa hubungan akan berkembang jika kedua belah pihak "berupaya tanpa lelah dengan harapan,” KCNA melaporkan.
"Kim Jong Un menghargai rasa sakit dan upaya yang diambil oleh Moon Jae-in untuk tujuan besar bangsa sampai hari-hari terakhir masa jabatannya,” kata KCNA, menambahkan pertukaran surat adalah "ekspresi kepercayaan mereka yang mendalam.”
Pertukaran surat itu terjadi ketika Perwakilan Khusus Amerika Serikat untuk Korea Utara, Sung Kim, berada di Seoul untuk melakukan pembicaraan pada pekan ini dengan para pejabat Korea Selatan.
Sung Kim mengatakan, dia terbuka untuk duduk bersama Korea Utara kapan saja tanpa syarat apapun, tetapi tidak jelas apakah Moon yang secara khusus mengusulkan pertemuan tersebut.
Baca Juga: Korut Rayakan 10 tahun Kepemimpinan Kim Jong-un: Dipuji Gaya Kepimpinan dan 'Tegas Melawan Barat'
Moon mempertaruhkan jabatan yang akan ditinggalkannya untuk meningkatkan hubungan antar-Korea dan membantu mengatur pertemuan tingkat tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya antara kim Jong Un dengan Presiden Donald Trump.
Tiga KTT yang diadakan oleh Kim dan Moon di tahun 2018 menjanjikan perdamaian dan rekonsiliasi, tetapi hubungan telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir, ketika Korea Utara memperingatkan tindakan destruktif dan penghancuran fasilitas yang dibangun oleh perusahaan Korea Selatan untuk proyek ekonomi bersama.
Pakar: Tidak semua merupakan kabar baik Kedua pemimpin dengan cepat berusaha untuk memperbaiki hubungan pada tahun lalu melalui beberapa pertukaran surat, tetapi kemajuan yang dibuat sangat sedikit setelah Pyongyang mengkritik "standar ganda” Seoul atas pengembangan senjatanya.
Komentar Kim membuka kemungkinan bagi Moon untuk memainkan peran sebagai utusan setelah dia meninggalkan jabatannya, tetapi beberapa pengamat mengatakan bahwa surat-surat itu mungkin tidak semuanya merupakan kabar baik.
"Saya tidak bisa mengklaim mengetahui niat pribadi Kim dalam mengirim surat tersebut, tetapi saya tidak berpikir itu akan berdampak positif pada reputasi Moon,” kata Christopher Green, seorang ahli tentang Korea dari Universitas Leiden di Belanda. Presiden terpilih Yoon Suk-yeol akan mengisi jabatan pada Selasa, 10 Mei mendatang.
Dia mengatakan terbuka untuk berdialog dengan Korea Utara, tetapi pencegahan secara militer yang lebih besar dan hubungan yang lebih erat dengan Amerika Serikat diperlukan untuk mengantisipasi provokasi Pyongyang.
Berita Terkait
-
Teka-Teki Penundaan Rakor Sekda Terungkap! Tito Karnavian Beberkan 2 Alasan Utama
-
Di KTT ASEAN, Prabowo Ajak Negara Asia Jaga Persaingan Sehat demi Masa Depan Kawasan
-
Geger Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab Terseret Pusaran Korupsi Chromebook Nadiem
-
7 Matcha Powder Terbaik untuk Bikin Latte di Rumah: Rasa Lezat, Lebih Hemat
-
Praperadilan Ditolak, Kuasa Hukum Delpedro: Ini Kriminalisasi, Hakim Abaikan Putusan MK
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Teka-Teki Penundaan Rakor Sekda Terungkap! Tito Karnavian Beberkan 2 Alasan Utama
-
Di KTT ASEAN, Prabowo Ajak Negara Asia Jaga Persaingan Sehat demi Masa Depan Kawasan
-
Geger Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab Terseret Pusaran Korupsi Chromebook Nadiem
-
Praperadilan Ditolak, Kuasa Hukum Delpedro: Ini Kriminalisasi, Hakim Abaikan Putusan MK
-
Pramono Anung Pastikan Tarif TransJakarta Naik, Janjikan Fasilitas Bakal Ditingkatkan
-
KPK Pastikan Korupsi Whoosh Masuk Penyelidikan, Dugaan Mark Up Gila-gilaan 3 Kali Lipat Diusut!
-
Gagal Bebas! Praperadilan 4 Aktivis yang Dituding Dalang Kerusuhan Agustus 2025 Ditolak Hakim
-
Eks Dirut Jadi Saksi di Sidang Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah, Ngaku Kenal Anak Riza Chalid
-
Praperadilan Ditolak, Hakim Beberkan Alasan Kunci Delpedro Tetap Tersangka Penghasutan
-
100 Ribu WNI Terjebak di Kamboja, Cak Imin: Jangan ke Sana Lagi!