Suara.com - Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet) menyebut peretasan yang dialami 12 mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) telah ditarget jauh hari.
Pihak yang tidak bertanggung jawab disebut sudah melakukan pemantauan sebelum akhirnya akun WhatsApp pribadinya 12 mahasiswa diambil alih.
Direktur Safenet, Damar Juniarto, mengatakan nomor telepon 12 mahasiswa telah dicari tahu oleh para pelakunya melalui dokumen terbuka yang dapat diakses oleh siapa saja.
"Artinya memang dari awal, komunikasi para mahasiswa ini sudah dipantau karena dilakukan dalam ruang pembicaraan terbuka tanpa proteksi atau enkripsi tambahan," kata Damar saat dihubungi Suara.com, Jumat (22/4/2022).
Damar menuturkan, selain mengambil alih akun WhatsApp, mereka juga berpotensi diserang melalui panggilan menggunakan robot yang dilakukan secara berulang-ulang.
"Upaya menyerang akun Whatsapp bukan satu-satunya serangan yang terjadi, karena ada juga laporan robot calls - telpon teror dari nomor-nomor tak dikenali dan juga ada upaya ambil alih akun media sosial," kata Damar.
Safenet pun melihat upaya peretasan yang dialami 12 mahasiswa bermuatan politik, karena tuntutan mereka, menolak penundaan pemilihan umum dan isu kenaikan harga kebutuhan pokok.
"Lagi-lagi Safenet menemukan pola bahwa serangan digital ini bermotif politik, bukan motif ekonomi atau personal," ungkap Damar.
Diretas Sebelum Aksi
Seperti diketahui sebanyak 12 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) mengalami peretasan beberapa hari sebelum aksi unjuk rasa yang mereka gelar di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Kamis (21/4) kemarin.
Peretasan dilakukan dengan mengambil alih akun WhatsApp pribadi mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Keterlibatan Ustaz Khalid Basalamah di Kasus Kuota Haji Mulai Terlihat, Kini Ngaku Sebagai Korban
-
Alat Perekam Getaran Gempa di Gunung Kelud Rp1,5 Miliar Dicuri, Malingnya Gak Ngotak!
-
Nasib Bripda Abi Usai Lempar Helm ke Pelajar Hingga Kritis, Dihukum Demosi 5 Tahun!
-
Anggota Komisi I DPR Desak TNI Jelaskan Terkait Ferry Irwandi yang Dinilai Ancam Pertahanan Siber
-
Tak Sudi Disanksi Kasus Rantis Lindas Ojol, Kompol Cosmas dan Bripka Rohmad Kompak Banding
-
Tragis! Detik-detik Menkeu Nepal Ditelanjangi, Dipukuli, Dikejar Pendemo Sampai Masuk Sungai
-
Klaim Transjabodetabek Berhasil Urai Macet, Pramono: Kecuali di TB Simatupang
-
Prabowo Dinilai Kian Objektif Pilih Menteri, Efek Kritik Publik dan Gejolak Demo
-
Maling Nekat Gondol Alat Pemantau Gunung Kelud Senilai Rp1,5 Miliar, Papan Peringatan Tak Mempan
-
Nadiem Makarim di Mata Mahfud MD: Bersih Tapi Tak Paham Birokrasi, Rektor Se-Indonesia Sampai Curhat