"Awak kapal kemungkinan besar tidak tahu ada narkotika yang ditempatkan di lambung kapal."
Dia mengatakan ada sejumlah tempat di lambung kapal di mana narkoba bisa disembunyikan.
Bukan pertama kalinya di Australia
Pejabat Pasukan Perbatasan kini menurunkan penyelam dan kapal bawah air yang dioperasikan dari jarak jauh untuk memeriksa kapal yang masuk ke pelabuhan Australia.
Polisi mengatakan taktik dugaan di Newcastle bukan yang pertama kalinya dilakukan sindikat untuk mengimpor narkoba ke Australia.
Pekan lalu, dua pria Sydney menghadap pengadilan dengan tuduhan bersekongkol menyelundupkan kokain ke Port Botany, NSW.
Polisi Federal Australia (AFP) menuduh orang-orang mereka sebagai bagian dari sindikat kejahatan internasional yang dua kali mencoba membawa kokain yang disembunyikan di ban yang dirantai ke bagian luar kapal kargo.
Diduga bahwa pada Oktober 2019, seorang pria yang merupakan seorang penyelam berpengalaman, mencoba mengambil ban dari kapal kargo yang berlabuh di Port Botany tetapi menjatuhkannya ke dasar laut.
Ban itu kemudian diambil oleh penyelam polisi namun ditemukan kosong.
Polisi menduga narkoba itu mungkin terlepas dalam perjalanan ke Australia.
Baca Juga: Gegara Suntikan Kokain, Penis Pria Ini Menghitam dan Mengeluarkan Cairan Berbau Busuk
Empat bulan kemudian, diduga ada upaya kedua untuk mengimpor 30 kg kokain dengan modus operandi yang sama.
Sekali lagi, penyelam polisi menemukan ban yang terpasang di lambung kapal tetapi tidak ada narkoba yang ditemukan, dengan selundupan yang diduga hilang di laut.
Pria Sydney ketiga yang didakwa atas dugaan persekongkolan itu akan menghadap pengadilan bulan depan.
Kembali di Newcastle, pemeriksaan mayat akan dilakukan pada penyelam Amerika Selatan yang ditemukan tewas pada Senin pagi kemarin (09/05).
Polisi juga terus menggeledah kapal dan yakin mereka hanya menemukan "sebagian" dari kiriman tersebut.
Aparat penegak hukum mengatakan dugaan operasi penyelundupan bukanlah upaya pertama.
Berita Terkait
-
KPK Ungkap Detail Pelanggaran Ira Puspadewi Meski Sudah Direhabilitasi Presiden
-
Kiper Keturunan Eligible Bela Timnas Indonesia Terancam Main di Super League
-
9 Ban Mobil Rp 600 Ribuan yang Bisa Hemat BBM, Cocok untuk LCGC hingga MPV
-
Bumi Kehilangan 324 Miliar Meter Kubik Air Tawar Setiap Tahun
-
Memutus Rantai Perundungan di Sekolah Melalui Literasi Hukum Sejak Dini
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
-
Profil John Herdman, Pesaing Van Bronckhorst, Calon Pelatih Timnas Indonesia
Terkini
-
Cegah Penjarahan Meluas, Polda Sumut Kerahkan Brimob di Minimarket hingga Gudang Bulog!
-
BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca di Tiga Provinsi Sumatera untuk Amankan Penyaluran Bantuan Banjir
-
Bahlil Perintahkan Kader Golkar Turun Langsung ke Lokasi Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar
-
Kapolri Kerahkan Kekuatan Penuh: Buka Jalur Terisolasi di Aceh, Sumut, Sumbar
-
Detik-detik Gudang Logistik RS Pengayoman Cipinang Terbakar, 28 Pasien Dievakuasi
-
PBB Sebut Jakarta Kota Terpadat Dunia, Rano Karno Curiga Ada Jebakan Aglomerasi?
-
Kirim Bantuan Skala Besar untuk Korban Bencana Sumatra, Pemprov DKI Pakai KRI dan Helikopter
-
Peringatan Dini BMKG: Mayoritas Kota Diguyur Hujan, Waspada Cuaca Ekstrem
-
Tinjau Langsung Kondisi Terdampak Bencana, Prabowo Bertolak ke Sumatra Pagi Ini
-
Tragedi Sumatra: 442 Orang Tewas, 402 Hilang dalam Banjir dan Longsor Terkini