Suara.com - Tagar Rest in Power sempat menjadi trending topic di Twitter. Tagar tersebut ditujukkan pada Shireen Abu Akleh, seorang jurnalis senior Al Jazeera yang tewas saat melakukan liputan atas serangan pasukan Israel di Kota Jenin.
Dalam tagar itu, banyak warganet Indonesia yang ikut berduka. Sebagian dari mereka juga mengatakan bahwa penembakan terhadap Shireen Abu Akleh oleh tentara Israel adalah sebuah perbuatan yang biadab.
Apalagi, sosok Shireen sudah mengenakan rompi yang bertuliskan PRESS saat melakukan liputan lapangan di West Bank. Sayang, rompi keterangan wartawan itu tidak mampu melindunginya dari tembakan brutal tentara Israel.
Sebagai informasi, Shireen Abu Akleh adalah jurnalis veteran yang kerap meliput konflik Israel dan Palestina selama puluhan tahun. Ia bekerja di Al Jazeera dan terkenal dengan suara wibawanya saat melaporkan setiap peristiwa yang terjadi di lapangan, baik secara live maupun tidak.
Shireen Abu Akleh adalah seorang warga keturunan Palestina dan AS yang berusia 51 tahun. Sebelumnya dikabarkan bahwa, ia ditembak oleh tentara Israel. Namun, pihal Israel menuding Shireen Abu Akleh tewas akibat tembakan dari warga Palestina.
Saat pelaksaan pemakaman Shireen di Gereja Yerusalem, para simpatisan yang kagum atas perannya sebagai jurnalis mengiring prosesnya. Sebelumnya, ratusan pelayat juga mengiringi jenazahnya saat dibawah masuk ke kantor cabang Al - Jazeera.
Mereka pun meneriakkan yel - yel sebagai bentuk protes terhadap aksi brutal penembakan tersebut.
Beberapa warganet Indonesia di Twitter juga menuliskan belasungkawanya terhadap Shireen Abu Akleh. Bahkan, tidak sedikit warganet Tanah Air yang membahas mengenai kerentanan jurnalis dalam situasi konflik.
“Keinget akhir tahun lalu sempet nulis tentang kerentanan jurnalis perempuan yang meliput di daerah konflik. Gue yang cuma denger cerita-ceritanya mereka aja cukup ke trigger. Bener-bener gak ada berita yang seharga nyawa. Rest in power, Shireen,” tulis warganet.
Baca Juga: Detik-detik Polisi Israel Serang Pelayat Jurnalis Shireen Abu Akleh, Peti Mati Nyaris Jatuh
"Gue menganggap pekerjaan mereka sebagai bagian dari perempuan pembela HAM, yang mana emang sampai hari ini punya resiko pekerjaan yang besar. Mulai dari trauma pasca liputan, akses sanitasi yang mungkin gak inklusif, resiko kena kekerasan seksual, sampai yang paling bahaya ya, gugur di medan liputan," tambah warganet.
"Ini jadi tulisan yang paling banyak menguras energi gue selama gue bikin indepth. Ya walopun ngerjainnya group, tapi hampir 70 persen tulisan ini gue yang framing, saking drainednya gue sampe sakit cuma gegara bikin liputan ini," tulis warganet.
Kontributor : Agung Kurniawan
Berita Terkait
-
Detik-detik Polisi Israel Serang Pelayat Jurnalis Shireen Abu Akleh, Peti Mati Nyaris Jatuh
-
Detik-detik Polisi Israel Serang Pelayat Jurnalis Shireen Abu Akleh, Peti Mati Nyaris Jatuh
-
Tak Bisa Login Web Rekruitmen BUMN, Wanita Ini Buat Video untuk Erick Thohir
-
Dewan Keamanan PBB Mendesak Penyelidikan Pembunuhan Wartawan Al Jazeera
-
Kronologi Tewasnya Shireen Abu Akleh yang Ditembak Tentara Israel saat Liputan
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda