Suara.com - Epidemiolog Pandu Riono mendorong kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat sudah tidak perlu lagi diterapkan di Indonesia -- tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan -- supaya pemerintah bisa fokus memulihkan ekonomi.
Pandu menilai PPKM sudah "tidak relevan lagi dengan kondisi sekarang."
Masyarakat Indonesia disebut Pandu sudah memiliki imunitas yang kuat secara alamiah maupun karena tingkat vaksinasi secara nasional yang sudah tinggi.
"Apakah yang dikhawatirkan orang akan terjadi peningkatan kasus setelah lebaran, yang kita yakinkan tidak terjadi, tidak seperti tahun yang lalu ketika terjadi lonjakan delta, ternyata sampai sekarang tidak terjadi," kata dia.
Apalagi, berdasarkan data, perkembangan pandemi melandai terus setelah masa libur lebaran selesai: angka positivity rate masih stabil di bawah satu persen.
"Tetap di bawah satu persen, artinya tidak ada lonjakan yang cukup berarti dalam minggu ke depan, masyarakat sudah merasakan dan tidak termakan gerakan anti vaksin," kata Pandu.
Informasi satgas
Satuan Tugas Penanganan Covid-19, kemarin, melaporkan kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali bertambah 257 orang. Lima orang dilaporkan meninggal dunia. Tetapi, 293 orang sembuh.
Kasus aktif atau orang yang masih dirawat turun 41 menjadi 4.784 orang, dengan jumlah suspek mencapai 2.386 orang.
Baca Juga: Covid-19 Terkendali Selama Delapan Pekan, KSP Sebut Berakhirnya Skema Pandemi Semakin Dekat
Angka tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan 100.901 spesimen dari 75.075 orang yang diperiksa, positivity rate hari ini mencapai 0,34 persen, sudah di bawah standar aman WHO yakni 5 persen.
Tag
Berita Terkait
-
Kemenkes RI Buka Suara Soal Varian Covid-19 Baru di Singapura, PPKM Bisa Kembali Berlaku?
-
Penyemprotan Jalan Demi Kurangi Polusi Udara Dianggap Membahayakan, Heru Budi: Kalau Nggak Boleh Kita Hentikan
-
Epidemiolog Sebut Penyemprotan Jalan Polda Metro Jaya Malah Memperburuk Kesehatan!
-
Rayakan Lebaran Tanpa PPKM, Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1444 H
-
Cerita Deka Sempat Nakal Jadi Sopir Travel Gelap saat PPKM, Kini Bisa Bawa Pemudik Secara Legal
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?