Suara.com - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Asfinawati mengungkap sejumlah pola kejahatan yang dilakukan pemerintah dan aparat Polri-TNI dalam kasus konflik agraria yang menimpa warga Desa Wadas, Jawa Tengah.
"Kenapa saya sebut pola, karena ini bukan hanya menimpa warga wadas saja,' kata Asfinawati dalam diskusi bertajuk 'Kekerasan Belum Berhenti,' Jumat (20/5/2022).
Pertama kata dia, pengukuran secara sepihak yang disertai dengan kekerasan terhadap warga Wadas.
"Pemasangan (patok) dengan kekerasan, atau pengukuran tanah warga dengan kekerasan itu ada kasusnya di Orde Baru," kata dia.
Kedua, pengerahan ratusan aparat kepolisian dan TNI dengan senjata lengkap.
"Pertanyaannya, ada kejahatan apa di wadas? Apakah polisi kalau mencari pencuri atau perampok mengerahkan ratusan orang seperti itu? Tidak. Kalau untuk kejahatan saja tidak, mengapa dengan warga Wadas," ujarnya mempertanyakan.
Kemudian, penangkapan sewenang-wenang oleh kepolisian, meskipun belakangan puluhan warga Wadas dilepaskan, karena desakan sejumlah pihak.
"Namun orang bisa ditangkap kalau memiliki dua alat bukti. Begitu dilepaskan artinya mereka tidak melakukan apapun. Dan mereka ditangkap tanpa dua alat bukti yang cukup," kata Asfinawati.
"Pertanyaan mereka melakukan kejahatan apa? Kalau sedang berdoa atau sedang mempertahankan tanah mereka, jadi itu penangkapan sewenang-wenang," sambungnya.
Baca Juga: Soroti Konflik Agraria di Wadas, Asfinawati: Polisi Bukan Alat Politik Ganjar atau Jokowi
Lalu, adanya pemadaman listrik dan pemutusan jaringan komunikasi, sehingga semakin membuat situasi di Wadas mencekam saat konflik terjadi.
"Ada pemadaman listrik dan pemutusan jaringan komunikasi. Ini negara apa? Bahkan terduga pelaku terorisme saja tidak dimatikan listriknya, dan jaringannya mungkin tidak dimatikan, tapi diacak. Jadi ini menunjukkan tidak ada alasan yang sahih untuk melakukan hal-hal tersebut."
Berita Terkait
-
Soroti Konflik Agraria di Wadas, Asfinawati: Polisi Bukan Alat Politik Ganjar atau Jokowi
-
Posting Foto Sedang Berwudhu di Samping Surau Kecil, Cuitan Ganjar Pranowo Banjir Komentar Netizen
-
Pamer Healing Berwudhu di Musala Kaki Gunung, Ganjar Pranowo Justru Dihujat Soal Kasus Wadas
-
Akhirnya 233 Warga Pemilik Lahan Wadas Terima Ganti Untung Total Rp 335 Miliar
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN