Suara.com - Sejak kerbau diperkenalkan ke Australia hampir 200 tahun yang lalu, hubungannya dengan wilayah utara benua ini semakin menjadi rumit.
Pada mulanya, sejumlah ternak kerbau didatangkan dari wilayah Indonesia yang masih jajahan Belanda saat itu, oleh penjajah Inggris di Australia pada awal abad ke-19. Tujuannya untuk menjadi sumber bahan makanan.
Namun, ketika penjajah Inggris meninggalkanpemukiman mereka di Semenanjung Cobourgpada tahun 1849, kawanan kerbau tersebut pun dilepaskan ke alam liar.
Itulah awal dari apa yang hingga 200 tahun kemudian dianggap sebagai hama.
Rencana pengembangan ternak kerbau merupakan upaya ketiga yang gagal untuk menjajah wilayah Top End di Australia Utara, yang oleh Inggris diharapkan dapat menggeser rute perdagangan Belanda.
Namun serangan penyakit, malnutrisi, dan badai angin topan membuat upaya ini terlalu berat bagi penjajah Inggris.
Meski kondisinyaterlalu berat bagi penjajah, sabana yang terjal dan lahan basah di Arnhem Land dengan iklim serupa di Timor dan Indonesia terbukti cocok untuk kerbau.
Diperkirakan populasi kerbau liar sekitar 200.000 ekor sekarang dapat ditemukan di seluruh wilayah paling utara Australia, Northern Territory.
Awal baru di tanah kuno
Bagi fotografer David Hancock, hubungannya dengan kerbau liar di Australia Utara dimulai pada tahun 1970-an, ketika industri ternak mulai mendorong lahirnya perdagangan ekspor ternak hidup.
Baca Juga: Menengok Kemeriahan Tradisi Larung Kepala Kerbau, Diikuti Ratusan Perahu Nelayan Jepara
Dia mendokumentasikan program nasional untuk mengatasi tuberkulosis dan brucellosis dari ternak. Salah satunya dengan melakukan pemusnahan kerbau untuk menghentikan penyebaran penyakit ke ternak sapi.
Peristiwa ini membawanya dalam perjalanan 30 tahun mendokumentasikan kerbau liar di Top End, yang telah diterbitkan dalam sebuah buku bernama Nganabbarru, kata dari bahasa suku Bininj-Kunwok untuk kerbau.
"Saya cukup lelah bekerja di belahan Selatan [Australia], semuanya sangat membosankan," kata Hancock kepada ABC.
"Sangat menyenangkan bisa datang dan keluar dari hutan," katanya.
"Ternyata, mereka butuh fotografer, karena banyak hal yang terjadi namun mereka tidak bisa memotret," jelsnya.
Proyek fotografi selama beberapa dekade telah membawanya ke beberapa bagian paling terpencil dan indah di negara ini.
Berita Terkait
-
Komitmen Multipihak di SM Nantu-Boliohuto Cari Solusi Konkret Hadapi Tambang Ilegal
-
Inovasi Desa Perkuat Ekonomi Tanpa Merusak Ekosistem: dari Lebah, Kakao hingga Kopi Lokal
-
Kabar Duka, Ayah Jerinx SID Meninggal Dunia
-
Gentong yang Ingin Gantung Diri
-
Harga Bitcoin Turun ke Level 87.000 Dolar, Analisis Teknikal Didominasi Bearish
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
-
Profil John Herdman, Pesaing Van Bronckhorst, Calon Pelatih Timnas Indonesia
-
Info A1! Orang Dekat Giovanni van Bronckhorst Bongkar Rumor Latih Timnas Indonesia
Terkini
-
PBB Sebut Jakarta Kota Terpadat Dunia, Rano Karno Curiga Ada Jebakan Aglomerasi?
-
Kirim Bantuan Skala Besar untuk Korban Bencana Sumatra, Pemprov DKI Pakai KRI dan Helikopter
-
Peringatan Dini BMKG: Mayoritas Kota Diguyur Hujan, Waspada Cuaca Ekstrem
-
Tinjau Langsung Kondisi Terdampak Bencana, Prabowo Bertolak ke Sumatra Pagi Ini
-
Tragedi Sumatra: 442 Orang Tewas, 402 Hilang dalam Banjir dan Longsor Terkini
-
Korban Jiwa Bencana di Agam Tembus 120 Orang, Puluhan Lainnya Masih Hilang
-
Sadis! Komplotan Perampok di Tangsel Keroyok Korban, Disekap di Mobil Sambil Dipaksa Cari Orang
-
AHY Pimpin Penyelamatan Korban Banjir Sumatra, Ungkap Penyebabnya Topan Tropis Langka
-
PBNU Makin Panas, Wasekjen Sebut Pemecatan Gus Yahya Cacat Prosedur: Audit Belum Selesai
-
Tangis Ira Puspadewi Kenang Gelapnya Kamar Penjara: Dihindari Teman, Cuma Bisa Ngobrol Sama Tuhan