Suara.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak mau dipecah belah dengan isu agama. Sebab, menurut Prabowo, kalau ada yang mengajarkan kebencian sudah pasti memiliki niat lain.
Prabowo juga mencurigai kalau upaya memecah belah itu datang dari luar Indonesia. Itu disampaikan Prabowo saat menyampaikan orasi ilmiahnya di hadapan wisudawan Universitas Pancasila, Selasa (7/6/2022).
"Semua agama mengajarkan kebaikan, kalau ada yang mengajarkan kebencian, pasti niatnya lain. Jangan-jangan itu kekuatan asing yang mau pecah belah kita," kata Prabowo.
Prabowo lantas mengingatkan bahwa ancaman dari luar untuk memecah belah bangsa bisa saja terjadi karena banyak yang menginginkan Indonesia lemah.
"Kita harus mengerti bahwa kita selalu akan dipecah-belah, jadi hati-hati lah. Saya ingin kita terus menjaga kerukunan, ketenangan," ucapnya.
Lebih lanjut, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut juga mengatakan dalam dunia politik boleh saja berjalan secara keras. Namun pada akhirnya, suasana damai harus tetap terwujudkan.
"Politik kita boleh bersaing dengan keras, tapi di ujungnya kita harus cool dan kita harus menganggap semua pihak adalah saudara sebangsa setanah air," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo mengingatkan pada seluruh wisudawan agar tidak pernah mau diajak atau terjerumus pada ajaran yang radikal. Karena semua itu hanya ingin melemahkan bangsa dan negara Indonesia yang kaya.
"Kita selalu diganggu karena kita kaya, dari dulu kita diganggu begitu proklamasi kita diserang Belanda, ada peristiwa madiun, NII, RMS, G30S PKI, OPM, GAM, dan sebagainya. Hampir semua ada intervensi asing," ujarnya.
Baca Juga: Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi Majelis Kehormatan Partai Belum Keputusan DPP Partai Gerindra
Supaya bisa menjaga semua keutuhan itu, Prabowo mengajak agar seluruh masyarakat teguh menjaga Pancasila.
"Pancasila sudah terbukti pemersatu bangsa. Jadi inti dari paparan saya, kalau kita mau berperan di dunia seperti seharusnya, kita harus kuat," tandasnya.
Berita Terkait
-
Motivasi Mahasiswa, Pesan Menohok Prabowo Subianto: Jatuh Itu Biasa, Petarung Kadang-Kadang Jatuh, Kadang-Kadang KO
-
Orasi Ilmiah di Hadapan Wisudawan Universitas Pancasila, Prabowo Subianto: Saya Tahu Kalian Sudah Resah
-
Janji Tak Kampanye Depan Wisudawan, Prabowo: Kalau Mau, Saya Harus Izin Presiden, Saya Ini Menteri Loh
-
Politisi Gerindra: Isu Prabowo Subianto Mundur Nyapres Tidak Benar, Kader di Pelosok Minta Harus Maju
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Apresiasi Mendagri untuk Komisi II atas Dukungan terhadap Program Kinerja Kemendagri 2026
-
Penjelasan Lengkap Menkominfo Soal Video Presiden di Bioskop: Transparansi atau Propaganda?
-
Nasib 16 Calon Hakim Agung Ditentukan Besok, Komisi III DPR Gelar Rapat Pleno
-
Bukan karena Isu Ijazah Palsu, KPU Beberkan Alasan Data Capres Dirahasiakan
-
Masih Sebatas Usulan, Menteri HAM Ternyata Belum Sampaikan ke DPR soal Lapangan Demo
-
Integrasi Data dengan Dukcapil Percepat Proses Layanan BRI
-
Giliran Gen Z Timor Leste Demo! Dipicu Pembelian Toyota Prado untuk Anggota DPR
-
Bursa Calon Menko Polkam: Sjafrie, Hadi, Tito, hingga Dudung, Siapa Pilihan Prabowo Gantikan BG?
-
Pemerintah Punya Target Besar, 8 Paket Kebijakan Ekonomi Jadi 'Jurus' Capai Pertumbuhan 5,2 Persen
-
Koalisi RFP: Draf RUU KUHAP Justru Jadikan Polisi 'Super Power', Harus Dibatalkan