Suara.com - Koalisi Semut Merah yang digagas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih belum final, tidak sedikit analis yang memprediksi koalisi tersebut akan layu sebelum berkembang.
Penyebabnya ada beberapa faktor, mulai dari belum adanya figur calon presiden yang bisa menjadi daya tarik hingga kurangnya dukungan satu partai untuk melengkapi perolehan suara koalisi agar memenuhi ambang batas pencalonan presiden.
Kecuali Golkar, PAN dan PPP, kekinian ada empat partai di parlemen yang belum terikat dengan koalisi manapun. Empat partai itu, yakni PDIP, Gerindra, NasDem dan Demokrat yang berpeluang merapat dengan Koalisi Semut Merah.
Tetapi dari keempat partai yang ada, Analis Politik sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago melihat hanya ada dua partai yang memungkinkan untuk bergabung. Keduanya adalah NasDem dan Demokrat, sedangkan PDIP dan Gerindra lebih condong tidak bergabung.
Pangi menjelaskan alasan mengapa Gerindra kemudian tidak mungkin merapat ke Koalisi Semut Merah, satu faktornya karena hubungan disharmonis dengan PKS usai Pilpres 2019.
"Karena waktu itu Pak Prabowo mereka usung tapi sekarang jadi menteri kan, kemudian kursi cawapres yang diperuntukan untuk PKS disalip Gerindra. Jadi PKS agak keberatan, belum tentu nyaman juga dengan Gerindra," kata Pangi, Selasa (14/6/2022).
Beda dengan PKB, yang dinilai lebih terbuka dan justru senang jika satu koalisi dengan Gerindra karena relatif tidak memiliki rekam jejak yang tidak mengenakan.
Sementara itu, faktor alasan tidak mungkin berkoalisi dengan PDIP juga karena PKS. Pangi berkeyakinan membangun koalisi antarpartai tidak bisa dilepaskan dari ideologi, hal itu yang tidak ada titik temu antara PDIP dan PKS.
"Buktinya PKS dan PDIP itu kan gak pernah ketemu titiknya kan ekstrem, yang satu partai kanan yang dibalut sentimen keagamaan, yang satu partai kiri yang dibalut dengan sentimen nasionalis," kata Pangi.
Pangi memandang partai yang berpeluang menambah kekuatan Koalisi Semut Merah ialah partai nasionalis, seperti NasDem dan Demokrat. Kedua partai itu dianggap paling berpeluang bergabung.
"Yang berpeluang bergabung ke Koalisi Semut Merah ini adalah mereka yang secara chemistry gak ada masalah. Yang kedua, ideologi mereka juga gak terlalu berjarak ekstrem, hubungan masa lalu mereka baik-baik saja dan mereka melihat siapa nanti calon presidennya," kata Pangi.
Poin mengenai siapa sosok calon presiden tidak bisa disepelekan. Pangi berujar Koalisi Semut Merah benar-benar harus mencari figur capres yang layak jual untuk memikat partai-partai bergabung.
Apabila PKB dan PKS hanya kekeh mengusung kader internal mereka, semisal Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, koalisi tidak akan mendapat dukungan dari partai manapun. Sebab, sosok Muhaimin atau Cak Imin masih dianggap belum memiliki daya jual.
"Kalau proposalnya nanti itu nggak menarik, tidak layak jual, ya mungkin hanya dua ini saja (PKB-PKS) nanti gak ada tambahan satu partai lagi," ujarnya.
Tak Masalah Jika PDIP Gabung
Sementara itu, Sekjen PKS Aboe Bakar Al Habsyi mengatakan bahwa penjajakan koalisi yang tengah dibangun PKB dan PKS terbuka untuk semua partai. Ia bahkan menegaskan tidak masalah apabila nantinya PKS berada dalam satu koalisi dengan PDIP.
"Enggak apa-apa, enggak ada masalah, cuma masalahnya mau enggak PDIP itu saja problemnya. Pokoknya sebelum janur kuning melengkung maka keputusan masih belum selesai," kata Aboe.
Terkait NasDem dan Demokrat, Waketum PKB Jazilul menanggapi positif apabila memang keduanya bergabung dengan Koalisi Semut Merah.
"Nah kalau ikut lebih bagus lho," kata Jazilul.
Jazilul berujar pendekatan dengan partai lain, termasuk dengan NasDem dan Demokrat ialah mengenai siapa figur yang akan diusung menjadi pasangan capres dan cawapres.
Jazilul optimis apabila memang bisa menentukan calon yang potensial, mereka bisa menarik minat partai lain bergabung.
"Sebenarnya pendekatannya itu semua partai ingin memiliki keyakinan pasangannya menang. Sampai hari ini belum ada, dari tokoh-tokoh atau nama yang muncul sampai hari ini belum ada yang meyakinkan untuk menang," kata Jazilul.
Berita Terkait
-
KIB Buka Pintu Duet Semut Merah Gabung Koalisi, Ketum PPP: Kayak Lagu Bruno Mars, Leave The Door Open
-
PAN Ajak Partai-partai Non-Parlemen Gabung Untuk Perkuat KIB
-
Kemesraan Dengan PKB Disebut Cuma Gimik, Begini Tanggapan PKS
-
Bantah KIB Jadi Kendaraan Politik Ganjar Di 2024, PAN: Tak Ada Bukti Empiris
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
Terkini
-
Desak Rombak UU Pemilu, Yusril Sebut Kualitas DPR Merosot Akibat Sistem Pemilu yang Transaksional
-
Periksa Kapusdatin BP Haji, KPK Cecar Soal Jemaah Haji Khusus yang Bisa Langsung Berangkat
-
Indonesia Target 100 GW Energi Surya: Apa Artinya bagi Ekonomi dan Keadilan Iklim?
-
KPK Panggil Bos PT Kayan Hydro Energy untuk Kasus Suap IUP Kaltim, Materi Pemeriksaan Rahasia
-
Raja Ampat Terancam! Izin Tambang Nikel Diberikan Lagi, Greenpeace Geram!
-
Keluarganya Hilang Tersapu Banjir Bali, Korban Selamat Kaget Sepulang Kerja Rumah Sudah Rata!
-
Sesumbar Kasus Campak di Jakarta Tak Naik, Pramono: Tak Seperti yang Dikhawatirkan!
-
KPK Usut Modus Licik Korupsi Haji: Waktu Pelunasan Haji Khusus Dibatasi Cuma 5 Hari Kerja!
-
Diperiksa KPK Hari Ini, Apa Kaitan Rektor UIN Semarang Nizar Ali di Kasus Korupsi Kuota Haji?
-
Ledakan Septic Tank Guncang Pondok Cabe: Tiga Rumah Hancur, Empat Warga Terluka