Suara.com - Sebentar lagi, umat Muslim yang sudah terdaftar dan mendapat giliran untuk haji 2022 akan segera diberangkatkan menuju tanah suci untuk melaksanakan ibadah rukun Islam ke-5 tersebut. Mereka nantinya akan tiba di tanah suci, mengenakan pakaian ihram, dan mendapat gelar haji usai selesai melaksanakan ibadah.
Tetapi tahukah anda, bahwa Nabi Muhammad SAW beserta sahabatnya tidak pernah memberikan maupun mendapat gelar 'haji' usai melaksanakan ibadah itu.
Benar, gelar haji yang di Indonesia umumnya disematkan pada orang yang sudah 'purna' melaksanakan ibadah haji bukan merupakan ajaran maupun kebiasaan Rasulullah. Gelar tersebut tak lain adalah sebuah peninggalan strategi politik masa Hindia Belanda.
Gelar haji adalah siasat politik Hindia Belanda
Hindia Belanda memberikan gelar 'haji' pada umat Muslim yang pulang dari tanah suci usai ibadah haji sebagai bentuk siasat politik. Hal tersebut dilatarbelakangi dari sentimen anti-kolonialisme yang akhirnya mempengaruhi para umat Muslim saat berada di Arab Saudi.
Maka, sebagaimana yang dicatat dalam karya Prof. Dr. Aqib Suminto bertajuk Politik Hindia Belanda Terhadap Islam, disebutkan bahwa respon pemerintah Hindia Belanda terhadap maraknya gerakan-gerakan dari Timur Tengah yang dinilai berlawanan dengan Kolonialisme adalah mencanangkan kebijakan politik Islam.
Menyematkan gelar haji untuk menandai mereka yang pulang dari Arab Saudi tak luput dari kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintahan Belanda Staatsblad tahun 1903 tersebut.
Sedangkan mulai dari tahun 1911, pemerintah Hindia Belanda juga membuat kebijakan terkait yakni untuk mengkarantina penduduk pribumi baik saat mau berangkat maupun pulang dari Tanah Suci.
Pemerintah Hindia Belanda menetapkan dua lokasi karantina, yakni Pulau Cipir (sekarang menjadi Pulau Kahyangan di daerah administratif Pulau Seribu) dan Pulau Onrust yang juga masuk ke Kepulauan Seribu di perairan Jakarta.
Baca Juga: Calon Haji Asal Lamongan Meninggal di Madinah, Sempat Mengeluhkan Sesak Napas
Para haji yang melawan
Setidaknya pemerintah Hindia Belanda benar di satu hal, yakni muncul banyak 'haji' yang akhirnya berjuang melawan penajajahan melalui siasat dan kecerdasan. Beberapa di antaranya ada KH Ahmad Dahlan yang menghimpun umat Muslim melalui organisasi Muhammadiyah dan KH Hasyim Asy'ari yang mendirikan Nahdlatul 'Ulama.
Kritik dari kalangan internal Muslim
Gelar haji yang diberikan usai melaksanakan ibadah haji juga tak luput dari kritik beberapa intelektual Muslim.
Al-Ustadz Hammad Abu Mu’aawiyah hafizhahullah menilai bahwa ada potensi riya' jika gelar tersebut digunakan sebagai ajang pamer dan mengungkapkan fakta bahwa Nabi Muhammad dan sahabatnya tak pernah memberikan maupun menerima gelar haji.
Kontributor : Armand Ilham
Berita Terkait
-
Calon Haji Asal Lamongan Meninggal di Madinah, Sempat Mengeluhkan Sesak Napas
-
5 Penyakit yang Sering Dialami Jemaah Haji, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya
-
Usai Jadi Tersangka, Tiara Marleem Makin Berharap Damai dengan Haji Faisal
-
Fakta Unik Pulau Rubiah, Tempat Karantina Jemaah Haji Pertama di Masa Kolonial
-
Deg-degan Diperiksa Sebagai Tersangka, Tiara Marleen Berharap Haji Faisal Cabut Laporan
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
Terkini
-
Drama Alphard Eks Wamenaker Immanuel Ebenezer: Disita KPK, Ternyata Cuma Mobil Sewaan Kementerian
-
Dana Transfer DKI Dipangkas Rp15 Triliun, Menkeu ke Pramono: Kayaknya Masih Bisa Dipotong Lagi!
-
Dana Transfer dari Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Sebut Anggaran KJP-KJMU Tetap Aman
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 7 Oktober 2025: Waspada Hujan Lokal di Sejumlah Kota
-
Melengos Tak Disalami, Heboh SBY Cueki Kapolri Listyo Sigit di HUT TNI, Publik Curigai Gegara Ini!
-
Dipotong Rp15 Triliun, Jakarta Alami Pemangkasan Dana Transfer dari Pusat Paling Besar
-
KPK Pulangkan Alphard yang Disita dari Eks Wamaneker Noel, Kok Bisa?
-
Prabowo Singgung Kerugian Tambang Ilegal Rp300 Triliun, Gestur Bahlil Colek Rosan Jadi Sorotan!
-
Perkara Diklakson, Anggota Ormas Gebuki Warga di Kramat Jati: Dijenggut, Diseret hingga Bonyok!
-
Menkeu Purbaya Temui Pramono di Balai Kota, Apa yang Dibahas?