Suara.com - Presiden Volodymyr Zelenskyy mendesak negara-negara sekutu Ukraina untuk mempercepat pengiriman senjata berat untuk menandingi Rusia dalam pertempuran.
Desakan itu disampaikan Zelenskyy di tengah serangan udara dan artileri besar-besaran Rusia di seluruh wilayah Donbas, Ukraina timur.
"Kami harus membebaskan wilayah kami dan mencapai kemenangan, tetapi dengan lebih cepat, jauh lebih cepat," katanya dalam pidato video yang dirilis Kamis (23/6/2022) pagi.
Dia mengulangi permintaan Ukraina soal senjata yang lebih besar dan lebih cepat.
"Ada serangan udara dan artileri besar-besaran di Donbas. Tujuan penjajah di sini tidak berubah, mereka ingin menghancurkan seluruh Donbas secara bertahap," kata dia.
"Itulah kenapa kami menekankan lagi dan lagi agar pengiriman senjata ke Ukraina dipercepat. Yang kami butuhkan segera adalah kesetaraan di medan tempur untuk menghentikan armada jahat ini dan mengusirnya ke luar perbatasan Ukraina," kata Zelenskyy.
Semakin beratnya pertempuran di Donbas terlihat dari laporan kantor berita Tass yang mengutip kelompok separatis pro-Rusia.
Mereka mengeklaim telah merebut sebagian besar Vovchoyarivka, sebuah desa yang berjarak 12 km dari kota Lysychansk.
Jika klaim itu benar, Lysychansk berada dalam ancaman besar terkepung oleh pasukan Rusia.
Baca Juga: Eropa Kecele, Rusia Dapatkan Pasar Baru Bisnis Minyak Mentah di Afrika dan Timur Tengah
Ketika pertempuran sengit berlangsung di Donbas, pasukan Rusia terus menghantam kota terbesar kedua Kharkiv di dekat perbatasan dengan Rusia.
Serangan Rusia pada Selasa dan Rabu di Kharkiv menjadi yang terbesar dalam beberapa pekan terakhir.
Kota itu sempat menjalani kehidupan normal sejak Ukraina memukul mundur pasukan Rusia bulan lalu.
Pemerintah Ukraina menilai serangan di Kharkiv, yang dikabarkan telah membunuh sedikitnya 20 orang, sebagai langkah Rusia untuk memaksa Ukraina menarik pasukannya dari medan-medan pertempuran utama di Donbas guna melindungi warga sipil.
"Penjajah Rusia tidak berhenti membombardir warga sipil," kata gubernur wilayah Kharkiv Oleh Synehubov di aplikasi pesan Telegram.
"Ini adalah bukti bahwa kami tak bisa mengharapkan skenario yang sama seperti di Chernihiv atau Kiev, di mana pasukan Rusia mundur di bawah tekanan," kata dia.
Berita Terkait
-
Eropa Kecele, Rusia Dapatkan Pasar Baru Bisnis Minyak Mentah di Afrika dan Timur Tengah
-
Kendaraan Bermotor di Eropa Tidak Lagi Minum Bensin dari Rusia, ke Manakah Produk BBM Kini Dipasok?
-
Soal Rencana Kunjungan Jokowi Ke Ukraina Dan Rusia, Legislator Golkar: Cermin Politik Luar Negeri Bebas Aktif
-
Rudal Rusia Menghujam Kota Mykolaiv Ukraina Selatan
-
Artileri Rusia Lebih Unggul di Donetsk, Presiden Ukraina: Titik Itu Benar-benar Paling Berat
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan