Suara.com - Salah satu terobosan yang diprakarsai oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah penggunaan token listrik pada rumah-rumah warga dalam tujuan memberikan kemudahan bagi masyarakat demi melakukan penghematan energi. Tapi sebenarnya lebih hemat mana antara token listrik dengan listrik meteran?
Sebelumnya, penggunaan listrik di rumah rumah menggunakan sistem meteran atau pascabayar dimana setiap pelanggan baru akan membayar tagihan satu bulan setelah pemakaian. Sistem ini menjadi bahan evaluasi pihak PLN karena banyaknya komplain dari masyarakat yang merasa tagihan perbulan listrik mereka tiba-tiba membengkak.
Tahun 2008, PLN pun melakukan terobosan dengan mengaplikasikan sistem prabayar dengan token listrik sehingga masyarakat dapat menghitung sendiri pemakaian listrik mereka perbulan. Penggunaan token listrik ini memiliki sistem yang sama dengan pulsa di ponsel. Kita dapat menentukan nominal kebutuhan listrik perbulannya dan membeli token layaknya membeli pulsa di berbagai merchant yang bekerjasama dengan PLN. Nantinya, token listrik dapat digunakan dan dipantau sendiri setiap harinya oleh pelanggan.
Namun sebenarnya, lebih hemat yang mana antara token listrik dan listrik meteran biasa pascabayar?
Banyak orang yang menganggap bahwa penggunaan listrik prabayar lebih boros dibandingkan listrik pascabayar. Namun nyatanya, hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
Penggunaan token listrik ini dikhususkan untuk pelanggan yang ingin mengetahui seberapa banyak listrik yang digunakan per harinya dan jadi evaluasi per bulan. Sedangkan untuk listrik meteran, hanya petugas PLN yang dapat mencatat dan memberikan laporan tentang penggunaan listrik hingga tarifnya kepada pelanggan.
Setiap jenis penggunaan listrik ini ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Misalnya untuk token listrik, kelebihannya adalah pemakaian listrik lebih terkontrol dan tidak dikenakan biaya keterlambatan bayar karena isi token ditentukan sendiri oleh pelanggan. Sedangkan kekurangannya adalah terkadang pelanggan kehabisan token listrik di malam hari atau di situasi yang tidak memungkinkan untuk mengisi kembali token listrik.
Untuk kelebihan listrik pascabayar, kita tidak perlu repot-repot mengisi daya dan token jika dibutuhkan karena listrik akan terus mengalir dan menyesuaikan dengan tagihan di akhir bulan. Namun, hal ini bisa menjadi pemborosan ketika kita tidak memperhitungkan beban listrik yang digunakan di rumah dan bisa-bisa tagihan di akhir bulan membengkak.
Untuk itu, cobalah untuk meriset lebih dalam tentang situasi rumah dan kebutuhan listrik yang diperlukan agar nantinya jenis listrik tidak membuat pengeluaran rumahan perbulan menjadi membengkak akibat salah perhitungan.
Baca Juga: Hyundai Sedang Kembangkan Mobil Listrik Mini dengan Harga Murah
Kontributor : Dea Nabila
Berita Terkait
-
Hyundai Sedang Kembangkan Mobil Listrik Mini dengan Harga Murah
-
5 Keunggulan Apartemen untuk Dijadikan Tempat Tinggal, Harga Lebih Murah!
-
Saham Toyota dan Subaru Amblas Akibat Penarikan Mobil Listrik Bermasalah
-
Kurir Ini Matikan Listrik Pemilik Rumah untuk Antarkan Paket, Netizen: Tampan dan Pemberani
-
Baru Rilis Dua Bulan, Toyota Tarik 2.700 Unit Kendaraan Listrik Karena Roda Mudah Lepas
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Survei Mengungkap: Program MBG Tuai Kekecewaan Tinggi, Publik Desak Evaluasi
-
Dugaan Skandal Kereta Cepat Whoosh, Jepang Sengaja Dilibatkan untuk 'Goreng' Harga?
-
Periksa Eks Kabiro Umum Kementan, KPK Dalami Soal Rekanan Pengadaan Asam Formiat
-
Gubernur Pramono Anung Ingin 'Boyong' IKJ dari Cikini ke Kota Tua, Begini Reaksi Kampus
-
Prabowo dan Presiden Brasil Punya Angka Keberuntungan 8, Apa Maknanya?
-
Heboh usai Disidak Dedi Mulyadi, Eks Pimpinan KPK Sindir Iklan Aqua: Fakta atau Fiksi?
-
Kejutan! Prabowo Jadikan Bahasa Portugis Prioritas di Sekolah: Ada Apa dengan Brasil?
-
Said Didu Bongkar 'Kebohongan' Jokowi Soal Freeport-Blok Rokan: Tak Pernah Negara Ambil Freeport!
-
Ikut Soroti Polemik Aqua Ambil Air Sumur Bor, DPR Minta BPKN Turun Tangan: Ini Persoalan Serius!
-
Viral! Pamer Bukti Transfer Fiktif, Pengemudi Brio Kabur Usai Isi Bensin Rp200 Ribu di Ciputat