- Komando berdemonstrasi di Gedung KPK RI pada 15 Desember 2025 menuntut pengusutan TPPU pertambangan Blok Mandiodo.
- Kasus korupsi pertambangan di Konawe Utara sebelumnya mengakibatkan kerugian negara Rp 135,8 miliar.
- Massa mendesak KPK memeriksa Lily Salim, Komisaris PT LAM, atas dugaan keterlibatan TPPU aliran dana ilegal.
Suara.com - Puluhan Mahasiswa yang mengatasnamakan diri lembaga Konsorsium Mahasiswa dan Pemuda Indonesia (Komando), menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung KPK RI, Senin (15/12/2025).
Dalam aksi itu massa mendesak segera mengusut dugaan kasus Tindan Pidana Pencucian Uang (TPPU) dalam perkara korupsi pertambangan di Blok Mandiodo, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Koodinator aksi demo, Hakri mengatakan, kasus ini sebelumnya pernah ditangani oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sultra dengan kerugian negara yang ditemukan sebanyak Rp 135,8 miliar.
Dalam perjalanan kasus ini, lima orang ditetapkan sebagai tersangka 3 di antaranya dari jajaran PT Lawu Mining Agung (LAM).
"Pada proses persidangan, ada satu orang nama yang dipanggil dalam persidangan yakni Tan Lie Pin alias Lily Salim selaku Komisaris PT LAM. Dalam fakta persidangan, Lily Salim terungkap sebagai orang yang memerintahkan office boynya membuka rekening untuk tempat uang masuk diduga hasil penjualan ore nikel secara ilegal di Blok Mandiodo," ujarnya.
Lanjut Hakri, Lily Salim diduga terlibat dalam TPPU hasil korupsi pertambangan di Blok Mandiodo. Namun sampai saat ini, kasus ini tidak ada titik terang hingga Lily Salim lolos dari jeratan hukum.
"Olehnya itu kami meminta KPK RI untuk turun tangan mengusut kasus TPPU ini. Jangan hanya anak buah dari PT LAM yang diproses, tetapi komisarisnya yakni Lily Salim harus turun diperiksa soal aliran dana hasil korupsi pertambangan yang merugikan negara sebesar Rp 135,8 miliar," tegasnya.
Berita Terkait
-
Minta Bupati Sudewo Jadi Tersangka, Warga Pati Geruduk KPK
-
KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau SF Hariyanto
-
KPK Kembangkan Kasus OTT Abdul Wahid, Rumah Dinas Plt Gubernur Riau Digeledah
-
Geruduk KPK, Warga Pati Teriak Minta Bupati Sudewo Pakai Rompi Oranye Korupsi Rel Kereta
-
Temuan Awal KPK: Dana Suap Proyek Dipakai Bupati Lampung Tengah untuk Lunasi Utang Kampanye
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
31 Perusahaan Resmi Diselidiki Diduga Jadi Biang Kerok Banjir Sumatra, Siapa Jadi Tersangka?
-
Daftar Lengkap Perusahaan yang Disebut Kejagung Jadi Penyebab Banjir di Wilayah Sumatera
-
Kementerian P2MI Raih Peringkat 5 Anugerah Keterbukaan Informasi Publik
-
'Biar Kapok': DPR Desak Polisi Beri Efek Jera ke Youtuber Resbob Penghina Sunda dan Bobotoh
-
Bareskrim Bersiap Umumkan Tersangka Banjir Sumut, Nama Korporasi Mencuat
-
Satgas PKH Telah Identifikasi Perbuatan Pidana Terkait Bencana Longsor dan Banjir Bandang Sumatera
-
Buka-bukaan di KPK, Zarof Ricar Ngaku Beri Info Baru soal Aliran Uang dalam Kasus Hasbi Hasan
-
Prabowo Minta Maaf, Pemulihan Bencana Sumatra Tak Bisa Cepat: Butuh Waktu Hingga 3 Bulan
-
Kuasa Hukum Ungkap Ijazah Asli Jokowi Telah Diperlihatkan Saat Gelar Perkara Khusus
-
Prabowo Soroti Upaya Cari Kambing Hitam di Tengah Bencana Sumatra