News / Nasional
Senin, 15 Desember 2025 | 19:28 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani. [Suara.com/Bagaskara]
Baca 10 detik
  • DPR sambut baik peluncuran buku sejarah Indonesia yang baru.
  • Masyarakat diajak untuk menelaah dan memberikan kritik yang membangun.
  • Pemerintah diminta tidak ragu merevisi buku jika ditemukan ada kesalahan.

Suara.com - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menyambut baik peluncuran buku "Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global". Ia mengajak publik untuk menelaah isinya secara kritis dan meminta pemerintah untuk tidak ragu melakukan revisi jika ditemukan kesalahan.

Menurutnya, peluncuran ini adalah momentum penting untuk memperkaya literasi sejarah bangsa. Oleh karena itu, ia membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat, akademisi, dan sejarawan untuk memberikan ulasan yang membangun.

"Silakan masyarakat membaca dan menelaah Buku Sejarah Indonesia yang baru. Jika ada kritik, masukan, atau catatan, itu justru penting sebagai bagian dari proses penyempurnaan,” ujar Lalu Hadrian kepada wartawan, Senin (15/12/2025).

Pemerintah Tak Perlu Malu untuk Merevisi

Ia menekankan bahwa validitas data sejarah sangat krusial. Jika ditemukan kesalahan data atau penafsiran yang kurang tepat, ia meminta Kementerian Kebudayaan untuk bersikap terbuka dan segera melakukan perbaikan.

"Kesalahan dalam penulisan buku adalah hal yang wajar. Tidak ada karya yang sepenuhnya sempurna. Karena itu, pemerintah tidak perlu malu untuk melakukan revisi jika memang ditemukan kekeliruan,” tegasnya.

Menurutnya, kesediaan untuk merevisi bukanlah bentuk kelemahan, melainkan bukti komitmen negara dalam menyajikan narasi sejarah yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

"Yang terpenting adalah keberanian untuk memperbaiki. Buku sejarah harus menjadi rujukan yang mendidik," pungkasnya.

Buku "Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global" diluncurkan secara resmi oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada Minggu (14/12). Karya ini terdiri dari 10 jilid dan disusun oleh 123 sejarawan dari 34 perguruan tinggi, merangkum perjalanan bangsa dari masa prasejarah hingga era Reformasi.

Baca Juga: Kemenbud Resmikan Buku Sejarah Indonesia, Fadli Zon Ungkap Isinya

Load More