Suara.com - Sosok Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kembali mencuri perhatian publik. Hal ini tak lepas dari pernyataannya yang dianggap kontroversial saat Rakernas II PDI Perjuangan.
Sebagai pengingat, Megawati sempat bercanda soal tidak ingin mendapat menantu seperti tukang bakso. Selain itu, Megawati juga sempat bercanda mengenai warna kulit orang Papua dengan membawa analogi "kopi-susu".
Candaan yang disampaikannya di hadapan para kader PDIP, termasuk Presiden Joko Widodo dan Ketua DPR RI Puan Maharani, inilah yang menuai pro dan kontra di kalangan warganet.
Banyak yang mengkritik Megawati karena dinilai telah menyampaikan guyonan bernuansa rasis. Namun tidak sedikit juga yang membela Megawati dan menyebutnya sebatas candaan belaka.
Salah satunya adalah Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen, atau lebih akrab disapa Gus Nadir. Lewat akun Twitter-nya, Gus Nadir mengaku heran mengapa banyak yang salah paham dengan pernyataan Megawati tersebut.
"Ini kok banyak yang salah paham sih. Suasana cair dan akrab saat pembukaan Rakernas PDI Perjuangan. Bu Mega cerita soal guyon sama anak-anaknya tentang mencari jodoh. Plus kini sudah terjadi pernikahan antar suku, termasuk di Papua -- hal yang baik sesuai Bhinneka Tunggal Ika. Mosok gak paham?" cuit pengelola akun Twitter Gus Nadir @na_dirs, Kamis (23/6/2022).
Gus Nadir Singgung Soal Polarisasi
Cuitan ini bukan satu-satunya pendapat yang disampaikan Gus Nadir terhadap candaan Megawati. Ia menyayangkan polarisasi yang terjadi di Indonesia saat ini membuat publik jadi sulit untuk menikmati candaan soal etnik.
"Dulu kita dengan santai bisa guyon soal etnik. Bahkan ada pelawak yang sengaja bergaya orang Betawi, Padang, Tegal, Batak, Sunda, Madura, dll sambil menertawakan kekhasan etnik masing-masing," ujarnya, dikutip Suara.com pada Jumat (24/6/2022).
Baca Juga: Megawati Singgung Kulit Hitam Papua, OPM: Kasihan Sudah Nenek Bicara Sembarangan
"Kita menikmatinya. Era medsos komen soal Padang atau Papua, misalnya, siap-siap dibilang rasis," lanjutnya.
Gus Nadir menilai candaan Megawati masih di batas wajar, menganalogikannya dengan pertimbangan orang tua agar anaknya membawa pasangan yang bibit bebet bobotnya jelas.
"Faktanya, banyak yang gak mau anaknya nikah dengan profesi tertentu atau nikah dengan etnik tertentu atau di luar etniknya. Ayoo jujur ajaaa hahahaha Kalau ini tentu gak rasis. Kalau Bu Mega yang ngomong baru rasis," tutur Gus Nadir.
Karena itulah, Gus Nadir menilai kondisi Indonesia yang sangat terpolarisasi sudah begitu gawat. "Makanya sekarang suasananya jadi gak asyik. Polarisasi bangsa ini udah gawat," jelasnya di cuitan berikutnya.
"Orang sudah gak bisa guyon, bahas santai soal apapun. Semuanya bisa digoreng dan dipersoalkan. Kita gak lagi menjadi diri sendiri. Kita hanya ngomong agar elektabilitas naik," pungkasnya.
Pendapat Gus Nadir Tuai Banyak Kritikan
Berita Terkait
-
PDI Perjuangan Belum Umumkan Capres untuk Pilpres 2024, Megawati: Masih Saya Umpetin Terus
-
Arie Kriting Kasih Sindiran Menohok soal Megawati Singgung Kulit Hitam Orang Papua dan Tukang Bakso
-
Ganjar Disuruh Bacakan Rekomendasi Rakernas II PDIP Soal Pilpres 2024, Djarot: Itu Ngalir Saja
-
Dianggap Rasis, Netizen Sindir Megawati Soekarnoputri Pakai Foto Gusdur dengan Orang Papua
-
Megawati Dituding Lecehkan Profesi Tukang Bakso, Gus Nadir Heran: Ini Kok Pada Salah Paham
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Lolos Hukuman MKD, Uya Kuya dan Adies Kadir Baru Bisa Aktif Lagi di DPR Tergantung Ini!
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana