Suara.com - Pengamat hubungan internasional Andrew Mantong dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan konsistensi menjadi hal penting jika Indonesia ingin berperan dalam menjembatani komunikasi antara Rusia dan Ukraina.
Menurut Andrew, misi perdamaian ini bukan hanya sekali saja, melainkan perlu secara berkesinambungan.
"Poinnya tidak hanya menjembatani komunikasi antara Rusia dan Ukraina, tetapi juga menjembatani komunikasi dengan negara-negara lainnya, khususnya negara G7," katanya dalam CSIS Media Briefing di Jakarta, Jumat (1/7/2022).
Ia menyebutkan beberapa negara Uni Eropa yang menjadi anggota G7, seperti Jerman, Prancis, Inggris, dan Italia sebetulnya memiliki peran penting sehingga harus membuka komunikasi di antara mereka.
Forum G20 sendiri juga bisa menjadi semacam forum yang nantinya berpeluang memiliki agenda side events atau semacam pertemuan informal bagi pihak-pihak yang berpartisipasi untuk membahas perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Menurut Andrew, setiap forum internasional resmi seperti G20 memiliki side events untuk membahas agenda tertentu. Hal ini merupakan salah satu kesempatan yang dapat dimanfaatkan.
Namun, untuk menjadi komunikator atau pihak yang menjembatani komunikasi antara pihak-pihak yang berseteru, memiliki tantangan tersendiri.
"Tantangan untuk saat ini adalah karakter Presiden Rusia Vladimir Putin, kemudian perlu pula mengidentifikasi siapa tokoh di Rusia yang suaranya dianggap penting oleh Presiden Putin agar persepsinya bisa berubah," kata Andrew.
Dalam kesempatan terpisah, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Prof. Hikmahanto Juwana menilai positif tawaran Indonesia untuk menjembatani komunikasi antara Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Vladimir Putin Sebut Dialog dengan Jokowi Sangat Informatif
Namun, hal ini akan sulit untuk direalisasikan karena posisi Joko Widodo (Jokowi) sendiri yang masih menjabat sebagai kepala negara dan pemerintahan.
"Tentunya Presiden Jokowi tidak bisa secara intens untuk melakukan hal tersebut," kata Hikmahanto saat dihubungi ANTARA.
Kemungkinan bisa saja Presiden Jokowi memunculkan sebuah nama dari Indonesia yang dapat menjadi komunikator antara Rusia dan Ukraina.
Selain itu, belum diketahui apakah Rusia dan Ukraina mau menyetujui Indonesia sebagai pihak yang menjembatani komunikasi.
Berita Terkait
-
Karier Anjlok! Mykhailo Mudryk Kena Skors Doping, Kini Kena Sanksi Gara-gara Kaca Mobil
-
Sinyal Kuat dari Kremlin: Putin Jawab Langsung Undangan Prabowo, Siap Datang ke Indonesia
-
Prabowo Ungkap Alasan Sebenarnya di Balik Kunjungan ke Moskow Bertemu Putin
-
Usai dari Pakistan, Prabowo Lanjut Lawatan ke Moscow, Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
KPK Pastikan Akan Panggil Gus Yaqut Pekan Ini untuk Kasus Kuota Haji
-
BGN Perketat SOP, Mobil Pengantar MBG Tak Lagi Masuk Halaman Sekolah
-
Dua Bibit Siklon Dekati Indonesia, Cek Daftar Daerah Berpotensi Terdampak
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal