Suara.com - Paus Fransiskus mengatakan pada Minggu (17/7/2022) bahwa perjalanannya ke Kanada minggu depan akan menjadi "ziarah penebusan dosa".
Dia berharap kunjungan itu dapat membantu mengoreksi kesalahan yang dilakukan terhadap penduduk asli oleh para imam dan biarawati Katolik Roma yang mengelola sejumlah sekolah asrama yang sewenang-wenang.
Perjalanan pada 24-30 Juli itu akan mencakup setidaknya lima pertemuan dengan penduduk pribumi ketika Fransiskus memenuhi janji untuk meminta maaf di wilayah asal mereka atas peran Gereja di sekolah-sekolah yang disetujui negara yang berusaha menghapus budaya pribumi.
“Sayangnya di Kanada banyak orang Kristen, termasuk beberapa anggota ordo keagamaan, berkontribusi pada kebijakan pembauran budaya yang di masa lalu sangat merusak penduduk asli dengan berbagai cara,” kata Fransiskus dalam pidato mingguannya kepada warga di Lapangan Santo Petrus.
Sekitar 150.000 anak diambil dari rumah mereka. Banyak yang menjadi sasaran pelecehan, pemerkosaan, dan mengalami kekurangan gizi yang disebut Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada pada 2015 sebagai "genosida budaya".
Tujuan sekolah-sekolah itu, yang beroperasi antara 1831 dan 1996, adalah untuk mengasimilasi anak-anak pribumi.
Sejumlah sekolah itu dijalankan oleh denominasi Kristen atas nama pemerintah, sebagian besar oleh Gereja Katolik.
Sekolah-sekolah tersebut menjadi diskusi utama antara paus dan penduduk pribumi di Vatikan pada Maret dan April.
Mengingat pertemuan itu, Paus Fransiskus mengatakan pada Minggu bahwa dia telah menyatakan "rasa sakit dan solidaritas saya atas kejahatan yang mereka alami."
Baca Juga: Selain Shinzo Abe, 5 Tokoh Terkemuka Ini Juga Pernah Ditembak di Depan Publik
"Saya akan melakukan ziarah penebusan dosa, yang saya harap dengan rahmat Tuhan dapat berkontribusi pada jalan penyembuhan dan rekonsiliasi yang sudah dimulai," katanya.
Paus yang berusia 85 tahun itu akan mengunjungi Edmonton, Maskwacis, Lac Ste. Anne, Quebec, dan Iqaluit di wilayah Arktik Kanada.
Dia dijadwalkan untuk menyampaikan sembilan homili dan pidato dan mengucapkan dua Misa.
Skandal sekolah yang berulang itu kembali pecah tahun lalu dengan ditemukannya sisa-sisa jasad 215 anak di bekas Sekolah Asrama Indian di Kamloops di provinsi British Columbia, Kanada Barat. Sekolah itu ditutup pada 1978.
Penemuan jasad itu membawa tuntutan baru untuk pertanggungjawaban.
Ratusan tempat pemakaman tanpa tanda telah ditemukan sejak itu.
Fransiskus terpilih menjadi paus hampir dua dekade setelah sekolah terakhir ditutup.
Paus harus membatalkan perjalanan ke Republik Demokratik Kongo dan Sudan Selatan pada awal Juli karena masalah lutut yang memaksanya menggunakan kursi roda pertama dan kemudian tongkat.
Dalam wawancara dengan Reuters pada 2 Juli, dia memberikan rincian penyakitnya untuk pertama kalinya kepada publik, dengan mengatakan dia menderita "retak tulang" di lutut ketika dia salah langkah saat ligamen meradang. (Sumber: Antara/Reuters)
Berita Terkait
-
Selain Shinzo Abe, 5 Tokoh Terkemuka Ini Juga Pernah Ditembak di Depan Publik
-
Perang Tak Masuk Akal, Paus Fransiskus Tuding Rusia Lakukan Agresi dan Imperialisme di Ukraina
-
Paus Fransiskus Tuding Rusia Lakukan Imperialisme dan Agresi yang Kejam
-
Paus Fransiskus Tuding Rusia Lakukan Agresi dan Imperialisme di Ukraina
-
Paus Fransiskus Mendesak Rusia Akhiri Serangan Biadab ke Ukraina
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama