Suara.com - Seperti kebiasaanya sejak 2014, yaitu mereboisasi dan penghijauan di hutan negara dan hutan rakyat, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali memulihkan lahan kritis seluas 251.037 hektare di Jateng.
Menurut Kabid Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Soegiharto, pada 2013, lahan kritis di Jateng mencapai 634.598 hektare. Dalam kurun waktu 8 tahun, telah diupayakan rehabilitasi hutan dan lahan seluas 251.037 hektare.
Pada 2018, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah merilis data lahan kritis di Jateng, yang tinggal 375.733 hektare.
“Secara umum di Jateng, pada 2014-2021, kita sudah menangani sekitar 39,5 persen dari luas lahan kritis yang tercatat di 2013. Itu di eranya Pak Ganjar, di periode satu dan dua,” ujarnya, Jateng, Selasa (26/7/2022).
Pemulihan lahan dan hutan tersebut, papar Soegiharto, sejak periode pertama di tahun 2014 hingga saat ini, sebanyak 101 juta batang pohon ditanam untuk reboisasi dan penghijauan di Jateng.
“Selama periode Pak Ganjar, sebenarnya beliau menekankan bahwa aspek upaya pemulihan lingkungan ini sangat penting, salah satu visi beliau cintai lingkungan. Selama delapan tahun ini, sudah ada sebanyak seratus juta batang pohon yang ditanam untuk penghijauan dan reboisasi,” tambahnya.
Secara teknis, Soegiharto menerangkan, 101 juta pohon yang ditanam tersebut beragam jenis, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lahannya. Untuk rehabilitasi hutan dan lahan produktif dipilih pohon seperti sengon, jati, mahoni, pinus, damar, jabon, suren, kayu putih, dan lainnya.
“Kalau untuk pelestarian dan sahabat air kita pilih pohon gayam, aren, beringin, bulu, mangrove, ketapang, kepoh, dan lainnya,” ungkapnya.
Gerakan tanam pohon tersebut, lanjutnya, dilakukan Ganjar secara masif. Beberapa tahun belakangan, politisi berambut putih itu tak segan turun ke bawah untuk mengajak masyarakat aktif menanam pohon.
Baca Juga: Crazy Rich Jepara Bangun Jembatan dengan Dana Pribadi, Ini Tanggapan Gubernur Ganjar
“Kayaknya gerakan Pak Gubernur sangat masif, dalam beberapa tahun terakhir turun ke bawah untuk mengajari kita menanam. Beliau tidak mau hanya seremonial. Saat ini, konteks kesadaran masyarakat sangat tinggi (menanam pohon),” lanjutnya.
Selain itu, Ganjar juga mampu menggandeng sejumlah pihak untuk turut serta dalam upaya pelestarian alam, seperti pemerintah pusat, BUMN, CSR dan komunitas-komunitas pecinta alam.
“Ini bersinergi dengan pemerintah pusat, BUMN dan lainnya saling bergandengan tangan. Karena memang ini tanggung jawab bersama,” paparnya.
Selain rehabilitasi lahan dan hutan, pihaknya juga berupaya melakukan perlindungan dan pengelolaan pada kawasan bernilai ekosistem untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati dan pemanfaatan secara lestari.
“Pada 2014 dilakukan percepatan pembangunan kawasan pelestari Alam Taman Hutan Raya K.P.A.A Mangkunegara I, yang berada di kawasan lereng Lawu, dan di tahun 2015, launching Kebun Raya Baturaden sebagai salah satu kawasan konservasi khusus untuk pengawetan tumbuhan,” imbuhnya.
Soegiharto menambahkan, konsep pengelolaan kawasan yang memadukan kepentingan konservasi keanekaragaman hayati, pengembangan sosial ekonomi masyarakat dan dukungan logistik telah diakui Unesco pada Oktober 2020. Yakni pengelolaan Cagar Biosfer Karimunjawa Jepara Muria dan Merapi Merbabu dan Menoreh.
Berita Terkait
-
Ganjar Pranowo Gabung dengan Ratusan Penari di Jateng Menarikan Gatot Kaca
-
Ikut Lomba Pidato Bung Karno, Begini Bangganya Para Pemenang Saat Diapresiasi Gubernur Ganjar
-
Gubernur Ganjar Apresiasi 26 Tokoh dan Komunitas yang Aktif Dalam Pelestarian Alam
-
Diresmikan Gubernur Ganjar, SMAN Tawangmangu Jadi Sekolah Negeri Pertama di Kaki Gunung Lawu
-
Lepas Jemaah Haji Kloter Pertama, Ini Pesan Gubernur Ganjar
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum