Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap sudah ada sembilan kasus suspek cacar monyet alias monkeypox di Indonesia. Semua kasus suspek itu pun sudah menjalani tes PCR untuk memastikan apakah disebabkan oleh virus monkeypox atau tidak. Hasilnya, seluruh sampel dinyatakan negatif cacar monyet.
Sebagai informasi, cacar monyet merupakan penyakit zoonosis atau infeksi virus yang ditularkan dari hewan ke manusia dan antarmanusia. Walau begitu, virus ini dapat sembuh sendiri.
Yuk simak penjelasan fakta kasus suspek cacar monyet di Indonesia berikut ini.
1. Ada Sembilan Suspek Cacar Monyet di Indonesia
Menkes Budi mengatakan sembilan suspek cacar monyet itu tersebar di seluruh Indonesia. Setelah dilakukan tes, mereka negatif cacar monyet.
"Sudah ada suspeknya (cacar monyet) sekitar sembilan (orang), tersebar di seluruh Indonesia. Tapi kemudian kita sudah tes di Jakarta dan semuanya hasilnya negatif," ujar Budi saat ditemui usai peluncuran platform Satu Sehat yang digelar di Jakarta pada Selasa (26/7/2022).
2. Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia WHO telah menetapkan cacar monyet sebagai Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau kedaruratan kesehatan masyarakat yang jadi perhatian internasional. Ini artinya memanng diperlukkan pencegahan lintas negara untuk mengatasi cacar monyet.
Walau begitu, Menkes Budi mengatakan bahwa antisipasi cacar monyet akan berbeda dari COVID-19. Disebutkan bahwa pencegahan cacar monyet di pintu masuk diyakini akan lebih mudah karena sifat penyakitnya itu sendiri.
Baca Juga: Menkes: Virus Cacar Monyet Tidak Terdeteksi di Indonesia
"Sebenarnya monkeypox ini bedanya dengan Covid-19 adalah mereka menular kalau sudah ada gejala. Kalau Covid-19 kan kita nggak ada gejala sudah bisa menular, monkeypox ini mesti ada gejalanya dulu (seperti) lesi-lesi, ruam-ruam, itu baru dia menular," papar Menkes Budi.
"Sehingga surveilansnya lebih mudah. Kita nggak usah sepanik dulu ditutup karena kalau virus corona memang kita nggak tahu dia (pelaku perjalanan dari luar negeri) tertular atau nggak," sambungnya.
3. Siapa yang Paling Rentan Kena?
Jalur utama penularan cacar monyet adalah kontak langsung kulit dengan kulit. Namun dari berbagai riset terbaru menyebut wabah ini banyak ditularkan melalui kontak seksual, termasuk kelompok homoseksual dan biseksual.
Oleh karenanya kelompok tersebut dinilai punya risiko lebih tinggi terinfeksi cacar monyet, meski tidak berarti hanya kelompok itu saja yang berisiko.
"Itu benar, teorinya ada spesifik di kelompok tertentu yang memang penularannya relatif tinggi sama seperti HIV-AIDS. Jadi sekarang kita sudah melakukan pendekatan ke organisasi-organisasi yang mengelola kelompok ini untuk bisa melakukan surveilans secara aktif," jelas Menkes Budi.
4. Antisipasi Cacar Monyet di Indonesia
Kemenkes Budi mengatakan Indonesia sudah mampu mendeteksi cacar monyet. Pasalnya metode tes atau pengujiannya serupa dengan virus corona, yakni menggunakan PCR. Hanya saja reagen atau bahan yang diperlukan dalam PCR berbeda.
"Tesnya dengan PCR biasa, cuma reagennya yang berbeda. Kita sudah dapat reagen dari WHO sekitar 500 (alat) tes, dan kita juga sudah beli dan mudah-mudahan sudah datang dalam minggu ini," papar Kemenkes Budi.
"Jadi kita udah pegang 500, itu dipakai buat mengetes virus monkeypox ini. Jadi begitu ada (suspek cacar monyet), kita sekarang sudah memiliki kemampuan tes," lanjut Kemenkes Budi.
Kontributor : Trias Rohmadoni
Berita Terkait
-
Menkes: Virus Cacar Monyet Tidak Terdeteksi di Indonesia
-
Kemenkes RI Ungkap Sebab Sebagian Besar Kasus Cacar Monyet Menyerang Lelaki
-
Skrining Cacar Monyet, Benarkah Kemenkes Akan Tanya Orientasi Seksual Setiap Pendatang Luar Negeri?
-
Tersebar di 75 Negara, Dokter Sebut Cacar Monyet Mutasi Baru dari Endemik di Afrika
-
Masyarakat Keluhkan Antrean Berobat di Rumah Sakit yang Panjang, Menkes Budi Gunadi: Segera Dibenahi
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Suyudi-Dedi Prasetyo Calon Kuat, Seabrek 'Dosa' Era Kapolri Listyo Mesti Ditanggung Penerusnya!
-
Tiga Mahasiswa Dinyatakan Hilang, Polda Metro Jaya Buka Posko Pengaduan
-
Isu Listyo Sigit Diganti, ISESS Warning Keras: Jangan Pilih Kapolri dengan Masa Jabatan Panjang
-
'Ganti Kapolri' Trending, Data INDEF Ungkap Badai Kemarahan Publik di X dan TikTok, Ini Datanya
-
Marak Pencurian Kabel Traffic Light di Jakarta, Pramono Ogah Penjarakan Pelaku: Humanisme Penting!
-
Gigit Jari! Bansos Disetop Imbas Ribuan Warga Serang Banten 'Dibudaki' Judol, Termasuk Belasan ASN
-
Cegah Siswa Keracunan, BGN Ajari Penjamah di Mimika soal MBG: Diiming-imingi Sertifikat Hygiene!
-
Isu Pergantian Kapolri, Pengamat Sebut Rekam Jejak Hingga Sensitivitas Sosial Jadi Parameter
-
Pengamat Sebut Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Punya Tantangan untuk Reformasi Polri
-
Duit 'Panas' Korupsi Haji, A'wan PBNU Desak KPK Segera Tetapkan Tersangka: Jangan Bikin Resah NU!