Suara.com - Meski Menteri Utama Australia Barat, Premier Mark McGowan mengatakan potensi wabah cacar monyet rendah, pakar kesehatan tetap meminta warga untuk berhati-hati
Otoritas di Australia Barat sedang melakukan pelacakan setelah seorang warga yang baru tiba dari luar negeri menjadi kasus cacar monyet atau 'monkey pox' pertama di negara bagian beribu kota Perth tersebut.
"Di Australia Barat, saran kesehatan yang ada adalah risiko penyebarannya sangat sangat rendah," kata Premier McGowan.
Kamis kemarin, Pemerintah Australia mengumumkan sekitar 500 ribu vaksin generasi ketiga untuk cacar monyet sudah berhasil dibeli, dengan 22 ribu dosis akan tiba bulan depan.
Premier McGowan mengatakan dia belum memiliki informasi mengenai bagaimana vaksin akan didistribusikan nantinya.
"Saya kira akan ada pasokan terbatas untuk vaksin tersebut saat ini," katanya.
"Saya kira setiap negara bagian akan mendapatkan jumlah secara proporsional sesuai dengan jumlah penduduk. Saya belum mendapatkan laporan mengenai hal tersebut."
Menurut pakar penyakit menular, Dr Paul Griffin, cacar monyet disebarkan lewat kontak fisik dekat dan cairan tubuh, sehingga penyebarannya lebih sulit dibandingkan COVID atau flu.
"Kita tidak seharusnya khawatir berlebihan soal ini. Kita akan meminta mereka yang tertular untuk isolasi dan itu sudah cukup untuk mencegah kemungkinan menularkan ke yang lainnya," katanya kepada ABC Radio Perth.
Baca Juga: Selain Cacar Monyet, Ini 7 Penyakit yang Berisiko Menyerang Lelaki Gay!
"Hal yang utama adalah kesadaran. Kita hanya butuh masyarakat tahu gejalanya apa dan risiko penularannya."
Gejala awal cacar monyet antara lain demam, sakit kepala, sakit tulang, nyeri punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, rasa letih, dan kudisan di tubuh.
Sejauh ini sudah ada 60 kasus yang terdeteksi di Australia.
Penularan COVID menurun
Pakar kesehatan mengatakan kasus baru COVID-19 di Australia Barat tampaknya akan terus menurun selama beberapa pekan ke depan.
Peneliti dari Telethon Kids Institute sudah melakukan pemetaan mengenai penyebaran penularan virus corona dan memperkirakan jumlah kasusnya terus menurun.
"Kasus harian di Australia Barat sudah konsisten menurun dalam dua minggu terakhir. Perkiraan kami mengatakan kecenderungan ini akan terus berlangsung sampai akhir Agustus," kata Dr Ewan Cameron.
"Perkiraan kami ini adalah kombinasi dari tingkat vaksinasi yang tinggi ditambah kekebalan dari mereka yang sudah tertular."
"Kami memperkirakan, paling tidak ada dari varian BA.4 dan BA.5, tidak akan menimbulkan kasus melebihi apa yang sudah terjadi selama beberapa pekan terakhir."
Kasus COVID-19 harian di Australia Barat berada di titik antara 3 ribu sampai 4 ribu kasus per hari.
Dr Cameron memperkirakan akan ada penurunan hingga 2 ribu kasus di akhir Agustus.
Jumlah yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 juga sudah menurun dari sebelumnya di angka 400, menjadi 351 orang sekarang ini. Diperkirakan nantinya akan turun berkisar sekitar 200-an orang.
Namun Dr Cameron mengakui perkiraan ini tidak memasukkan faktor yang belum diketahui termasuk kemungkinan adanya varian baru dan dampak dari penggunaan masker oleh warga.
"Sangat sulit untuk menduga dengan persis dampak dari hal seperti itu. Inilah salah satu dari ketidakpastian dari model yang kami prediksi," katanya.
Peneliti masih belum mengetahui alasan pasti mengapa kenaikan mereka yang harus dirawat di rumah sakit melebihi jumlah jumlah kasus yang ada.
Menurut Dr Cameron salah satu alasannya bukanlah karena banyaknya kasus yang tidak dilaporkan secara resmi.
"Kami memperkirakan banyak terjadi penularan di kalangan warga lansia yang memang lebih rentan dengan virus dan pada akhirnya harus dirawat di rumah sakit."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
Berita Terkait
-
Menpora Baru, Semangat Baru! Kiprah Erick Thohir Bangun Olahraga Indonesia
-
Diluar Dugaan: Intip Isi Garasi Paket Hemat Bahlil Lahadalia yang Aman dari Reshuffle
-
Jadi DPR Minimal Lulusan Apa? Ada 211 Wakil Rakyat Tak Cantumkan Pendidikan
-
Profil Hasan Nasbi: Kepala PCO yang Kursinya Ditempati Angga Raka Prabowo
-
Apakah Daviena Skincare Sudah BPOM? Begini Cara Memeriksanya
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Satire Berkelas Wisudawan Rayakan Kelulusan Sambil Pegang Ijazah: Jokowi Mana Bisa Gini
-
Operasi Tanpa Izin, Dishub Segel Dua Lokasi Parkir Milik BUMD Dharma Jaya
-
Cabuli Keponakan Sambil Direkam, Aksi Bejat Paman Terbongkar usai Ortu Korban Lihat Kiriman Email
-
Di Balik Skandal Irjen Krishna Murti: Inilah Nany Arianty Utama, Istri Sah yang Setia Dampingi Suami
-
Sidang Gugatan Perkosaan Mei '98, Kuasa Hukum Fadli Zon Mengaku Belum Tahu Objek Perkara
-
Penyelidikan Kasus Kematian Arya Daru Masih Lanjut, Polisi Terbuka Jika Keluarga Punya Bukti Baru
-
Karma Kopi Sianida? Aib Irjen Krishna Murti Dibongkar Rismon, Dituding Main Serong Hingga Cuci Uang
-
Hari Tani Nasional 2025: Ketimpangan Agraria Jerat Petani, SPI Desak Pemerintah Bertindak!
-
Dana Rp200 Triliun Mengalir ke Himbara: Banggar DPR Wanti-Wanti, Awas Salah Sasaran!
-
Ratusan Pelajar Keracunan Massal Usai Santap MBG, Polisi Turun Tangan Hingga RS Kewalahan