Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menghadiri perayaan 10 Tahun Forum Pemimpin Redaksi Indonesia (Forum Pemred) pada Jumat (5/8/2022).
Airlangga pun diminta untuk menyampaikan visi misinya untuk Indonesia ke depan. Namun, ia menyatakan tidak bisa menyampaikan visi misinya karena masih menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
"Izinkan saya untuk tidak menjawab pertanyaan pak moderator, karena saya hadir di sini sengaja masih dibatasi sebagai Menko Perekonomian. Karena jadwal dari KPU belum keluar. Ini di luar jadwal resmi dari KPU," ujar Airlangga.
Dalam sambutannya, Airlangga mengutip filosofi Spanyol Jose Ortega yang mengatakan, tidak ada yang tahu apa yang saat ini terjadi. Menurutnya filosofi tersebut sangat bertepatan dengan kondisi yang dialami Indonesia dan negara-negara lain di dunia hari ini.
"Jose Ortega mengatakan 'we dont know whats happening,' ini adalah apa yang terjadi hari ini. Jangankan kita bicara jangka panjang, kita belum tahu apa yang terjadi dalam waktu dekat," ucap Airlangga.
Selain itu, Airlangga menyebut saat ini dunia tengah menghadapi 5C yakni Covid-19, Conflict Ukraina-Rusia, Climate Change, Commodity dan Cost Of Living.
"5C yaitu, Covid-19 belum selesai, konflik Ukraina-Rusia, melebar ke Taiwan di laut Tiongkok Timur, kemudian kita bicara climate change yang membuat juga nanti situasi tambah tidak menentu dan kita bisa bicara commodity price. Kemudian juga kita bicara mengenai cost of living atau inflation," ungkap Airlangga.
Ia mencontohkan negara seperti Amerika Serikat bisa gamang menghadapi gempa tektonik ini. Airlangga menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat minus 0,9% q to q, dan implacingnya 9,2.
Bahkan, kata Airlangga, pertumbuhan ekonomi di China di bawah 1 persen.
Baca Juga: Anies Dorong Forum Pemred Bisa Munculkan Sisi Objektivitas di Semua Media
"Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat minus 0,9% q to q, implacingnya 9,2. Jadi apa yang dikhawatirkan stagflasi, technically terjadi di Amerika. Apa yang terjadi di China kita lihat pertumbuhan ekonominya untuk pertama kali di bawah 1%. Geopolitik menjadi yang sesuatu real," papar dia.
Lebih lanjut, Airlangga menyebut Indonesia diminta untuk menangani dampak perang bukan perang langsung, tetapi dampak ekonomi.
"Karena antara perang dan ekonomi sudah intertwin, sudah digabungkan sanksinya adalah sanksi ekonomi. Oleh karena itu kita harus bersiap, namun alhamdulillah tadi pagi diumumkan oleh BPS pertumbuhan ekonomi kita extraordinary 5,44%," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu