Suara.com - Bagi pengusaha perhotelan dan restoran di pedalaman Australia, menemukan pekerja terampil yang mau bekerja jangka panjang sama sulitnya dengan mencari jarum dalam jerami.
Saatkoki asal Sri Lanka, Madushka Dilshan Perera, pindah ke kota pedalaman Longreach pada tahun 2020,keahliannya memasak terus dia kembangkan di sebuah pub lokal.
Madushka memulainyadengan menyajikan menu 'Kari Sri Lanka' pada malam tertentu, yang belakangan telah menjadi ciri khas pub ini.
Kini ia mengatakan ingin tinggal di Longreach untuk jangka panjang dan membesarkan keluarganya di sana.
"Saya menyukai kota ini dan senang bekerja di sini," ujarnya.
"Seluruh hidupku sekarang adadi sini.Semua yang saya kerjakan ada di sini," kata Madushka kepada ABC News.
Namun, ia mengaku telah menghabiskan sebagian besar waktunya di Australia dalam ketidakpastian, saat berusaha mendapatkan visa bagi istri dan putrinya agar bisa bergabung dengannya di wilayah Queensland barat.
Dipaksa menunggu akibat perbatasan ditutup, keluarga Madushka baru mengajukan visa keluarga pada Maret tahun ini.
Ia mengaku belum mendengar apa pun dari pemerintah sejak April lalu, membuatnya agak khawatir tentang masa depannya.
Baca Juga: Australia Gelontorkan Rp 103 Miliar Demi Atasi Wabah PMK di Indonesia
"Saat pulang ke rumah setelah selesai bekerja, saya tidak punya siapa-siapa. Minggu lalu saya sakit dan tidak ada siapa-siapa," ujar Madushka.
Setiap malam, katanya, ia melakukan panggilan video yang membuatnya semakin merindukan putrinya.
"Sebagai keluarga, kami merasasaling membutuhkan. Saat ini saya tidak memiliki siapa pun dan hal yang sama berlaku untuk mereka juga," paparnya.
Setelah berbicara dengan Madushka, ABC News mengajukan pertanyaan tentang situasinya ke Departemen Dalam Negeri pada Senin (08/08) pagi.
Sore itu, setelah berbulan-bulan menunggu, visa keluarganya akhirnya diterbitkan oleh pemerintah.
Madushka mengaku langsung mencari penerbangan dari Sri Lanka ke Longreach agar bisa segera bersatu dengan istri dan anaknya.
'Sepertinya kami tidak dapat memberikan apa yang kami tawarkan kepada mereka'
Gavin Ballard, pemilik Birdcage Hotel tempat Madushka bekerja sebagai koki, menyambut baik kabar ini.
Ia menyebut selama ini sangat jarang menemukan staf yang ingin tinggal jangka panjang di kota-kota kecil.
"Saat kamimendapatkan seseorang yang ingin tetap bekerja dalam jangka panjang, tentu sebagai pemilik bisnis kami juga inginmenjaga mereka," ujar Gavin.
Banyak orang lebih suka pergi mencari kerja di kota-kota pesisir.Kami pernah mengalami punya koki yang akhirnya pergi, makanyakami memilih cara mensponsori calon pekerja," katanya.
Menurut Gavin,jika Madushka meninggalkan pekerjaannya saat ini, posisinya kemungkinan baru bisa terisi lagi setelah berbulan-bulan.
"Kamiharus memulai dari awal lagi. Prosesnya tidak terjadi dalam semalam," katanya.
Ia mengatakan, pengusaha lainnya juga mengalami kesulitan serupa dalam mendapatkan pekerja terampil.
"Kamiingin mendatangkan pekerja terampil di sini, tapi tampaknya kamitidak mampu memberikanyang terbaik kepada mereka," kata Gavin.
Ribuan orang menunggu
Tekanan hidupMadushka dan keluarganya telah berkurang sejak terbitnya visa mereka.
Namun, Ketua Asosiasi Industri Restoran dan Katering, Belinda Clarke, mengatakan masih banyak orang lain yang berada dalam ketidakpastian karena masalah dengan program pekerja terampil.
"Kami mendengar banyak cerita tentang keluarga yang terpisah, sulitnya upaya untuk masuk ke negara ini, dan penantian yang sangat lama. Tapi masalah terbesar kita adalah tidak adanya komunikasi," katanya.
"Padahal ini yang paling sulit, karena orang perlu merencanakan dan memahami apa yang terjadi. Misalnya, apakah dia akan mendapat visa atau tidak? Tapi tidak ada komunikasi," ujar Belinda.
Menurut data imigrasi,lebih dari 56.000pekerja terampil masuk ke Australia pada tahun keuangan terakhir dengan menggunakan visa sementara yang sama dengan visa Madushka.
Tapi data ini juga menunjukkan bahwa diperlukan waktu antara enam bulan hingga dua tahun untuk memproses visa bagi keluarga pekerja terampil regional.
Asosiasi industri Restoran dan Katering mengatakan lebih dari saat ini ada 900.000 visa yang menunggu untuk diproses oleh pemerintah.
Juru bicara Departemen Dalam Negeri yang membawahi imigrasi menjelaskan bahwa permintaan pekerja terampil dan pemrosesan visa mereka saat ini adalah prioritas.
Menurut Belinda, dibutuhkan lebih dari enam bulan bagi pemerintah untuk menyelesaikan penumpukan permohonan visa.
"Kita sangat tertinggal dalam pemrosesan ini, sehingga tidak jelas kapan kita akan mengatasinya. Bisa enam bulan hingga satu tahun," katanya.
Belinda yang telah menemui kementerian imigrasi menyebut pemerintah tahu adanya permasalahan ini, dan berusaha menemukan solusinya.
"Mereka berusaha keras mencari cara agar bisa mengatasihal ini, tapi tidak akan bisa diselesaikan dalam jangka pendek," ujarnya.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.
Berita Terkait
-
Kabar Terbaru Giovanni van Bronckhorst Menuju Timnas Indonesia, Sudah Ada Deal?
-
AS Roma Tergelincir di Kandang, Gagal Ambil Puncak Klasemen Serie A Italia
-
Kata-kata Thom Haye Pecah Telur Cetak Gol di Persib Bandung
-
Inara Rusli Laporkan Dugaan CCTV Rumah Dibobol, Nama Virgoun Ikut Terseret?
-
Alexander Isak Minta Liverpool Jaga Kerendahan Hati Usai Hentikan Tren Negatif
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
-
Profil John Herdman, Pesaing Van Bronckhorst, Calon Pelatih Timnas Indonesia
-
Info A1! Orang Dekat Giovanni van Bronckhorst Bongkar Rumor Latih Timnas Indonesia
-
4 HP Snapdragon Paling Murah, Cocok untuk Daily Driver Terbaik Harga mulai Rp 2 Jutaan
-
Dirumorkan Latih Indonesia, Giovanni van Bronckhorst Tak Direstui Orang Tua?
Terkini
-
Tinjau Langsung Kondisi Terdampak Bencana, Prabowo Bertolak ke Sumatra Pagi Ini
-
Tragedi Sumatra: 442 Orang Tewas, 402 Hilang dalam Banjir dan Longsor Terkini
-
Korban Jiwa Bencana di Agam Tembus 120 Orang, Puluhan Lainnya Masih Hilang
-
Sadis! Komplotan Perampok di Tangsel Keroyok Korban, Disekap di Mobil Sambil Dipaksa Cari Orang
-
AHY Pimpin Penyelamatan Korban Banjir Sumatra, Ungkap Penyebabnya Topan Tropis Langka
-
PBNU Makin Panas, Wasekjen Sebut Pemecatan Gus Yahya Cacat Prosedur: Audit Belum Selesai
-
Tangis Ira Puspadewi Kenang Gelapnya Kamar Penjara: Dihindari Teman, Cuma Bisa Ngobrol Sama Tuhan
-
Legislator Nasdem Minta Gelondongan Kayu Pasca-banjir Sumatera Diinvestigasi
-
Update Bencana Sumatera: Korban Meninggal Dunia Jadi 442 Orang
-
Wasekjen PBNU Skakmat Syuriyah: Aneh, Gus Yahya Dipecat Dulu Baru Dicari Faktanya