Suara.com - Mengonsumsi ikan mas bukan saja bisa mengatasi masalah lingkungan air tawar di Australia, tapi sekarangjadi alternatif di saat harga 'seafood' semakin mahal.
Pernyataan tersebut disampaikan manajer perikanan Departemen Industri Primer dari negara bagian New South Wales (NSW), Luke Pearce, yang selama ini giat menganjurkan warga Australia untuk menyantap ikan air tawar ini.
Sejak diperkenalkan ke sistem perairan Australia, ikan mas telah berubah menjadi hama paling buruk yang menimbulkan dampak negatif pada kualitas air dan keanekaragaman hayati.
"Mereka memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan menyebabkan masalah besar dalam sistem sungai kita," kata Luke.
Selama ini, ada anggapan bahwa ikan mas tidak layak dimakan sehingga membuat orang menghindarinya.
"Saya juga cukup lama berpendapat demikian, namun akhirnya saya telah meyakinkan banyak orang untuk mencicipinya," kata Luke.
Mengatasi hama
Meskipun ikan mas dapat bertahan hidup pada lingkungan perairan yang kurang menarikseperti di air pengolahan limbah, namun Lukeyakin jika Anda bisa memakan ikan lain dari sumber air yang sama, ikan mas juga aman untuk dikonsumsi.
"Jadi, jika Anda memakan ikan trout atau cod dari jalur air yang sama, maka ikan mas pun akan aman untuk dimakan," katanya.
Luke mengatakan mengatasi rasa ikan juga sesuatu yang perlu diperhatikan.
Baca Juga: 5 Manfaat Ikan Mas untuk Kesehatan, Salah Satunya untuk Kesehatan Mata!
Saat stres, ikan mas menghasilkan histamin yang menimbulkan bau dan rasa lumpur yang khas.
"Semakin cepat Anda mendinginkan ikan ini, semakin kecil kemungkinan rasa berlumpur akan muncul," katanya.
Lendir licin di tubuh ikan mas juga menodai reputasi ikan ini untuk dimakan. Padahal, kata Luke,solusinya cukup cukup dengan mengulitinya.
"Begitu Anda mengulitinya,lendir itu hilang dan Anda mendapatkan fillet ikan yang bersih, segar, dan lezat," jelasnya.
Karena itu, terlepas dari rencana pemusnahan massal ikan mas dengan cara mengenalkan virus herpes ke populasinya, Lukemenyebut perlunya mendorong warga untuk menjadikan ikan mas sebagai alternatif sumber protein.
Bagaimana dengan belut?
Ikan air tawar lainnya seperti belut telah lama menjadi sumber protein dan dikonsumsi oleh penduduk asli.
Seorang penduduk asli dari Jupagalk di Victoria, Neil Murray, menjelaskan banyak warga setempatakan berkumpul di akhir musim panas di Danau Bolac saat belut memulai migrasi tahunan untuk bertelur.
"Belut adalah ikan yang paling disukai oleh penduduk asli," katanya.
"Makanan ini sangat bergizi, berlimpah dan mudah ditangkap."
Neil mengatakan meskipun industri belut cukup menguntungkan, sebagian besar hasil tangkapannya dibekukan untuk ekspor.
"Saya sendiri biasanya memanggang belut ini dengan arang,memotongnya menjadi beberapa bagian dengan panjang sekitar empat inci dan membiarkan minyaknya menetes," katanya.
"Mungkin banyak orang menolak makan karena itu makhluk berlendir dan menggeliat seperti ular, tapi bila Anda dibesarkan di daerah seperti saya, ini sudah jadi bagian dari makanan kami," tambahnya.
Ikan laut akan semakin mahal
Pakar kelautan dan perikanan Universitas Melbourne, Dr John Ford, mengatakan dari beragam spesies yang ditangkap nelayan, hanya sedikit yang berhasil sampai ke pasar.
"Ikan yang Anda lihat di rak-rak supermarket, yang begitu diminati,akan semakin mahal," kata Dr Ford.
"Lautan tidak dapat memberi kita lebih banyak ikan daripada sekarang dan seiring bertambahnya populasi, permintaan pun meningkat," jelasnya.
Menurut Dr Ford, hal ini mengakibatkan munculnya produk-produk berkualitas lebih rendah, seperti tepung ikan, produk yang terbuat dari ikan tangkapan liar dan produk sampingannya.
Namun dia mengatakan ada satu alasan utama mengapa produk ikan yang kurang dikenal tidak banyak dijual di pasar.
"
"Kita tidak tahu cara memasaknya. Ini yang sebenarnya menjadi tantangan," ujarnya.
"Konsumen harus merasa nyaman memasak produk yang masih asing bagi mereka.
"Jadi perlu keberanian untuk mulai menempatkan produk ini di rak supermarket dan untuk mendidik orang cara mengolahnya," kata Dr Ford.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.
Berita Terkait
-
Mbappe Selamatkan Real Madrid dari Kekalahan Dramatis, Gagal Puncaki Klasemen Liga Spanyol
-
Klasemen Liga Inggris: Manchester City Pangkas Jarak Poin dari Arsenal
-
Kabar Terbaru Giovanni van Bronckhorst Menuju Timnas Indonesia, Sudah Ada Deal?
-
AS Roma Tergelincir di Kandang, Gagal Ambil Puncak Klasemen Serie A Italia
-
Kata-kata Thom Haye Pecah Telur Cetak Gol di Persib Bandung
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
-
Profil John Herdman, Pesaing Van Bronckhorst, Calon Pelatih Timnas Indonesia
-
Info A1! Orang Dekat Giovanni van Bronckhorst Bongkar Rumor Latih Timnas Indonesia
-
4 HP Snapdragon Paling Murah, Cocok untuk Daily Driver Terbaik Harga mulai Rp 2 Jutaan
-
Dirumorkan Latih Indonesia, Giovanni van Bronckhorst Tak Direstui Orang Tua?
Terkini
-
Tinjau Langsung Kondisi Terdampak Bencana, Prabowo Bertolak ke Sumatra Pagi Ini
-
Tragedi Sumatra: 442 Orang Tewas, 402 Hilang dalam Banjir dan Longsor Terkini
-
Korban Jiwa Bencana di Agam Tembus 120 Orang, Puluhan Lainnya Masih Hilang
-
Sadis! Komplotan Perampok di Tangsel Keroyok Korban, Disekap di Mobil Sambil Dipaksa Cari Orang
-
AHY Pimpin Penyelamatan Korban Banjir Sumatra, Ungkap Penyebabnya Topan Tropis Langka
-
PBNU Makin Panas, Wasekjen Sebut Pemecatan Gus Yahya Cacat Prosedur: Audit Belum Selesai
-
Tangis Ira Puspadewi Kenang Gelapnya Kamar Penjara: Dihindari Teman, Cuma Bisa Ngobrol Sama Tuhan
-
Legislator Nasdem Minta Gelondongan Kayu Pasca-banjir Sumatera Diinvestigasi
-
Update Bencana Sumatera: Korban Meninggal Dunia Jadi 442 Orang
-
Wasekjen PBNU Skakmat Syuriyah: Aneh, Gus Yahya Dipecat Dulu Baru Dicari Faktanya