Suara.com - Seorang mantan jurnalis di Rusia yang didakwa dalam kasus pengkhianatan divonis hukuman penjara selama 22 tahun pada hari Senin (5/9/2022) waktu setempat. Vonis dalam sebuah persidangan yang dianggap banyak mengandung motif politik.
Vonis di pengadilan Rusia tersebut menjadi tindakan keras terbaru untuk membungkam media dan para kritikus Kremlin.
Hukuman yang dijatuhkan kepada Ivan Safronov, yang bekerja sebagai wartawan urusan militer untuk harian bisnis terkemuka Kommersant sebelum menjadi penasihat untuk pemimpin perusahaan luar angkasa Rusia Roscosmos, dikritik keras rekan-rekannya yang menganggap vonis itu tidak berdasar.
Beberapa teman dan kolega Safronov yang menghadiri persidangan di Pengadilan Kota Moskow itu meneriakkan kata “Kebebasan!” dan bertepuk tangan setelah putusan itu dibacakan.
“Saya mencintai kalian semua!” kata Safronov kepada para pendukungnya di ruang sidang.
Safronov dituduh menyerahkan rahasia militer kepada intelijen Ceko dan seorang warga negara Jerman. Ia dengan kukuh mengaku tidak melakukannya, dan mengatakan bahwa ia mengumpulkan semua informasi dari sumber-sumber terbuka sebagai bagian dari kerja jurnalistiknya dan tidak melakukan apapun yang bersifat ilegal.
Dalam pernyataan akhirnya di persidangan pekan lalu, Safronov menolak dakwaan yang disebutnya “absurd,” dan menyatakan bahwa ia menerbitkan semua informasi yang diperolehnya dari narasumber-narasumbernya di badan-badan pemerintahan dan industri militer.
Ia menekankan bahwa ia tidak pernah punya akses terhadap dokumen rahasia mana pun dan menekankan bahwa para penyelidik telah gagal memperoleh kesaksian untuk mendukung dakwaan spionase itu.
Safronov menggambarkan hukuman yang diajukan jaksa itu “besar sekali,” dan menyebutnya dapat menodai citra Rusia karena menunjukkan bahwa seorang wartawan dapat dihukum hanya karena melakukan tugas mereka. Pengacaranya langsung mengajukan banding.
Baca Juga: Peretas Sukses Bikin Kacau Lalu-lintas di Ibu Kota Rusia
Banyak wartawan Rusia dan pegiat hak asasi manusia yang mendesak pembebasan Safronov, dengan mengatakan bahwa pihak berwenang mungkin hanya ingin membalas dendam atas liputannya yang mengungkap insiden militer Rusia dan jual-beli senjata yang mencurigakan.
Beberapa jam sebelum vonis diumumkan, 15 media independen Rusia mengeluarkan pernyataan bersama yang menuntut pembebasan Safronov.
Amnesty International juga mengecam vonis dan hukuman terhadap Safronov yang dinilai mencemooh keadilan dan menuntut agar otoritas Rusia membatalkannya.
Uni Eropa pada Senin juga mendesak otoritas Rusia untuk membatalkan semua dakwaan terhadap Safronov dan “melepaskannya tanpa syarat,” mencela “penindasan sistematis rezim terhadap jurnalisme independen.”
Meski demikian, pihak Kremlin tetap bergeming. Juru Bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menolak mengomentari kasus itu dalam sesi panggilan konferensi dengan wartawan.
Safronov sendiri telah ditahan di Moskow sejak Juli 2020. (Sumber: VOA)
Berita Terkait
-
The Best 5: Wuling Mini EV Nuansa Romantis, Yamaha Mio M3 Warna Baru, Kejuaraan Foto dan Pewarta Astra 2022
-
Seni Teater Ukraina Kembali Bergairah dari Bawah Tanah
-
Peretas Sukses Bikin Kacau Lalu-lintas di Ibu Kota Rusia
-
Negara-negara Asia Berburu Minyak Rusia dengan Harga Diskon, Bagaimana RI?
-
WAH! Diam-diam Jepang-Rusia Salaman untuk Ekspor Mobil Bekas Bernilai Triliunan, di Tengah Sanksi untuk Negeri Pimpinan Vladimir Putin itu
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- Jesus Casas dan Timur Kapadze Terancam Didepak dari Bursa Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
Hasil Riset Sebut Penerimaan Publik Terhadap Program Kemendikdasmen Sangat Tinggi, Ini Paparannya
-
Bawa Misi Pendidikan Vokasi, Gubernur Pramono Bidik Kerja Sama dengan Siemens di Jerman
-
KPK Buka Peluang Periksa Menkes Budi Gunadi Terkait Kasus RSUD Koltim, Ada Aliran Dana?
-
Pura-pura BAB, Pembunuh Bocah Alvaro Gantung Diri Pakai Celana Panjang di Ruang Konseling Polres
-
Dana Pemda Rp203 Triliun Mengendap di Bank, Begini Penjelasan Mendagri Tito ke Prabowo
-
Prabowo Perintahkan Audit Kematian Ibu Hamil di Papua, Aktivis Sebut Kasus Femisida
-
Ayah Tiri Alvaro Tewas Gantung Diri Pakai Celana di Ruang Konseling, Polisi Ungkap Kronologinya
-
Hasto PDIP Beri 'Wejangan' ke Anak Muda di Makassar: Jangan Mudah Dikooptasi
-
Siap Produksi Massal, BRIN dan PTDI Tunggu Pesanan Pesawat N219 dari Pemerintah
-
Anggota Komisi IV DPR Kasih 'Jempol' Produksi dan Gerakan Pangan Murah Polri