Suara.com - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC memperlihatkan bahwa tidak begitu banyak warga yang mengetahui kalau BBM itu ada yang disubsidi pemerintah. Itu juga berlaku pada mayoritas pemilih partai PKS dan PAN.
Dari hasil survei SMRC terlihat sebanyak 32 persen warga tahu kalau harga dari beberapa jenis BBM itu merupakan hasil subsidi dari pemerintah. Sementara untuk warga yang tidak mengetahui itu mencapai 68 persen.
"Itu agak mengherankan buat saya karena dugaan saya masyarakat tahu, karena beli bensin ke tempat penjualan bensin dan tidak sadar harga itu tidak sesuai dengan harga pasar yang sesungguhnya," kata founder SMRC, Saiful Mujani saat memaparkan hasil survei melalui tayangan YouTube SMRC TV pada Sabtu (10/9/2022).
Kemudian SMRC mencoba melihat pengetahuan para pemilih partai terhadap subsidi BBM. Hasilnya banyak pemilih PKS dan PAN yang tidak tahu kalau harga BBM itu sudah disubsidi oleh pemerintah.
Dilihat dari hasil survei, sebanyak 37 pemilih PKS mengaku tahu dan 63 persen lainnya mengaku tidak tahu. Sementara untuk pemilih PAN sebanyak 34 pemilih PAN tahu dan 66 persen lainnya mengaku tidak tahu.
Saiful menilai kalau hasil survei tersebut cukup menarik. Sebabnya, sepanjang pengetahuan dirinya, para pemilih PKS dan PAN cukup memahami akan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
"Saya menganggap pemilih PAN itu cukup banyak yang terpelajar, ternyata mayoritas tidak tahu BBM disubsidi," ujarnya.
Lebih lanjut, ada 58 persen massa pemilih PKB yang tidak tahu BBM disubsidi, Demokrat 59 persen, PKS 63 persen, PDIP 63 persen, PAN 66 persen, Gerindra 71 persen, Golkar 72 persen, dan PPP 79 persen. Sedangkan pemilih Nasdem, yang tahu dan tidak tahu sama-sama 50 persen.
Survei dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Baca Juga: Survei SMRC: Mayoritas Pemilih Parpol dan Presiden Tak Tahu Harga BBM Disubsidi
Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden. Response rate sebesar 1053 atau 86 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah
-
Rayakan HUT ke-80 TNI di Monas, Tarif Transportasi Umum Jakarta Jadi Rp80
-
Kepala BPHL Dicecar Pembangunan Jalan di Kawasan IUP PT WKM, Hakim: Saudara Kok Nggak Bisa Jawab!