Suara.com - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik, menjelaskan maksud pernyataannya yang menyebut kemungkinan Putri Candrawathi, Istri Ferdy Sambo diduga ikut menembak Brigadir J.
Dia mengatakan pernyataan itu dilontarkannya agar penyidik di Tim Khsusus Polri bekerja secara serius menggali bukti dan keterangan, memastikan penembak sebenarnya Brigadir J.
Untuk diketahui, pernyataan itu dilontarkan Taufan dalam sebuah talkshow yang dibawakan jurnalis senior Rosiana Silalahi.
"Bahwa saya yang paling pokok adalah menginginkan penyidik memastikan terutama peristiwa penembakan. Siapa sesungguhnya yang melakukan penembakan," kata Taufan kepada wartawan di kantor Kemenko Pulhukam, Jakarta, Senin (12/9/2022).
Dia pun mengklaim bahwa saat ini penyidik di Tim Khusus Polri sedang melakukan penyelidikan guna memastikan penembak Brigadir J yang sebenarnya.
"Dan saya kira penyidik sedang bekerja dengan sangat luar biasa untuk memastikan itu," ujarnya.
Curiga Bukan Cuma Bharada E
Beberapa waktu lalu, Taufan juga sempat mempertanyakan jumlah pelaku penembak Brigadir. Dari informasi yang diperolehnya penembakan Brigadir J bukan hanya dilakukan oleh Bharada E.
"Karena sekarang soal siapa sebetulnya yang menembak juga masih ada perbedaan," kata Taufan kepada wartawan di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (29/8/2022).
Baca Juga: Isi Laporan Palsu Ibu PC: Brigadir J Raba Paha, Payudara, Alat Vital
Hasil pemeriksaan terhadap Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam itu tidak mengaku secara gamblang bahwa dia ikut terlibat dalam penembakan Brigadir J. Namun, Bharada E mengatakan ada orang lain selain dirinya yang menembak Brigadir J.
"Saudara Ferdy Sambo tidak mengatakan secara terang-terangan dia melakukan penembakan, tapi Richard (Bharada E) mengatakan selain dia juga Ferdy sambo," ungkap Taufan.
Taufan mengatakan, nantinya hal itu akan terungkap saat uji balistik.
"Saya kira nanti balistik senjata macam-maca bisa membuktikan siapa sesungguhnya yang menembak. Satu orang, dua orang, atau mungkin bisa saja lebih dari dua orang," kata dia.
Berita Terkait
-
Kasus Pembunuhan Brigadir J, Komnas HAM Beri 5 Rekomendasi Ini untuk Pemerintah
-
Komnas HAM Serahkan Laporan Pembunuhan Berencana Brigadir J ke Mahfud MD, Diminta Audit Kinerja dan Kultur Polri
-
Kejagung Tunjuk 43 Jaksa, Tuntaskan Obstruction of Justice Kasus Pembunuhan Brigadir J
-
Farhat Abbas Percaya Kasus Ferdy Sambo Bukan soal Pemerkosaan, Tapi Perselingkuhan Putri dan Yosua
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Anggota DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Restoran, Korban Dipukul Botol hingga Dihajar Kursi!
-
Gus Tajul Tegaskan Surat Pemberhentian Gus Yahya Sah, Meski Tanpa Stempel Resmi PBNU
-
Pemerintah Usul Hapus Pidana Minimum Kasus Narkotika, Lapas Bisa 'Tumpah' Lagi?
-
Heboh SE Pencopotan Gus Yahya, Komando PBNU Diambil Alih KH Miftachul Akhyar
-
Rano Karno: Lewat LPDP Jakarta, Pemprov DKI Kejar Tambahan Tenaga Dokter Spesialis
-
Katib PBNU Tajul Mafakhir ke Gus Yahya: Tak Terima Dicopot? Bawa ke Majelis Tahkim
-
BPJS Kesehatan Ungkap Data Mengejutkan: 454 Puskesmas Belum Memiliki Dokter Umum
-
Penyisiran Ulang Sungai di Bogor, Polisi Temukan Rahang Bawah Diduga Milik Alvaro
-
Pakar Hukum UGM Ingatkan KPK Soal Kasus ASDP: Pastikan Murni Fraud, Bukan Keputusan Bisnis
-
Polisi Jadi 'Beking' Korporasi Perusak Lingkungan, Masyarakat Sipil Desak Reformasi Mendesak