Suara.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin meminta jangan ada yang menyebar fitnah soal Presiden Joko Widodo atau Jokowi terkait aksi demonstrasi berbagai elemen masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM. Ia tidak terima apabila Jokowi dianggap 'kabur' dari kepungan para pendemo.
Pihak yang dimaksud ialah Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif yang menyebut tidak ada satupun perwakilan dari Istana yang mau menghampiri massanya saat menggelar aksi demo tolak kenaikan BBM di dekat Istana Negara, Jakarta, pada Senin (12/9/2022).
"Jangan membuat penyebaran fitnah di mana-mana karena agenda presiden (bukan) baru diatur seminggu, dua minggu. Agenda presiden diatur tiga bulan sebelumnya, termasuk seperti kunker pak presiden ke Maluku Utara," kata Ngabalin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/9/2022).
Ngabalin juga menegaskan kalau Istana tidak menutup diri terhadap para pendemo yang hendak menyampaikan aspirasinya.
Pihak Kantor Staf Presiden, kata Ngabalin, tetap berada di lingkungan Istana untuk berjaga-jaga apabila ada perwakilan aksi yang mau menyampaikan aspirasi secara langsung.
"Kantor staf presiden beserta seluruh aparatnya termasuk kepala staf ada di tempat. Sehingga jangan pernah ada orang yang menyebarkan berita-berita bohong terkait dengan fitnah bahwa setiap demonstrasi bapak presiden tidak ada di tempat," ujarnya.
Lebih lanjut, Ngabalin juga mengklaim kalau tidak ada yang tidak mungkin apabila Jokowi menemui para pendemo secara langsung. Hanya saja, hal tersebut tidak bisa dilakukan apabila Kepala Negara harus menjalankan kunjungan kerja ke luar kota.
Meski demikian, masih ada anggota Staf Presiden yang bisa mewakilinya.
"Tidak ada yang mustahil kalau pas kebetulan dengan jadwal presiden jadwal di tempat, beberapa kali kan saya lakukan itu, KSP lakukan itu gak ada maslaah. Bahkan ada yang datang tidak pakai sandal kami bawa dan itu bukan kami atur-atur, dia datang saja, kapan berapa orang dia mau, kita kasih presiden, saya orangnya yang kasih ketemu Presiden," pungkas Ngabalin.
Berita Terkait
-
Dokter Tifa Ahli Apa? Komentari Kondisi Kulit Jokowi dan Iriana yang Dinilai Janggal
-
Roy Suryo Soal Relawan Jokowi Mau Demo Pakai Celana Dalam: ODGJ, Jogetin Aja!
-
Gerakan Pisahkan Prabowo-Jokowi Terendus, Projo Bongkar Sosok Penggerak di Balik Layar
-
Benarkah Prabowo-Jokowi Sengaja Diadu Domba Demi Gulingkan Gibran dan Menang Pilpres 2029?
-
Rocky Gerung Curiga Motif Jokowi Temui Prabowo karena Gelisah, Berkaitan Nasib Gibran dan Bobby?
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre
-
Saksi Ahli Pidana Kubu Nadiem Beberkan Empat Syarat Penetapan Tersangka