Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko akhirnya menanggapi perihal perang dingin yang terjadi antara Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman dengan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon. Moeldoko menekankan bahwa poin yang paling terpenting ialah bagaimana sesama institusi itu bisa sama-sama menghormati satu sama lain.
Moeldoko meminta tidak perlu ada perdebatan mengenai batasan sipil dengan militer. Menurutnya hal tersebut sudah tidak berlaku untuk zaman sekarang.
Hal tersebut disampaikan Moeldoko ketika ditanya terkait beredarnya video Dudung yang memberikan instruksi kepada jajarannya untuk menyampaikan protes pasca disebut Effendi bak gerombolan yang melebih organisasi masyarakat (ormas).
Video Dudung itu sempat dinilai oleh pegiat demokrasi sebagai bentuk ancaman supremasi sipil.
"Ya, memangnya kalau supremasi sipil enggak menghargai institusi lain apa, kan tetap. Ya, jadi intinya bahwa kita itu saling menghormati institusi lah, enggak perlu memperdebatkan sipil militer, bukan zamannya lagi," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/9/2022).
Moeldoko kemudian menganggap kalau tentara sudah didudukan pada posisi yang pas. Sehingga menurutnya tidak perlu ada perdebatan antara sipil dengan militer.
"Tapi bagaimana institusi itu saling memberikan penghormatan. Itu saja intinya," ucapnya.
Video Murka Dudung
Banyaknya video yang dibuat prajurit TNI sebagai bentuk protes atas ucapan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon tidak terlepas dari perintah KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Ia tidak mau prajurit TNI hanya berdiam diri ketika harga dirinya diinjak-diinjak karena disebut Effendi sudah seperti gerombolan melebihi organisasi masyarakat (ormas).
Hal tersebut terungkap melalui sebuah video Dudung yang tengah berbicara dalam sesi video conference bersama jajarannya.
Dalam videonya, Dudung meminta seluruh prajurit TNI AD untuk tidak loyo setelah disebut bak gerombolan.
"Kita jadi petarung, jadi jagoan. Jangan jadi ayam sayur. Saya lihat itu diam semua. Nanti lihat tanggal 26, saya buktikan pada kalian...(kalimat tidak terdengar jelas)," kata Dudung.
"Jangan kita diam saja, Dia ini siapa, enggak berpengaruh. Harga diri, kehormatan kita, kok diinjak-injak sama dia. Karena saya tahu juga dia dapat 'angin' masalahnya, sehingga kita duduk semua, diam," ujarnya.
Dudung lantas menyentil prajurit Perwira yang tampak cuek setelah adanya pernyataan Effendi tersebut. Padahal menurutnya, situasi di grup-grup percakapan prajurit dari level Tamtama hingga Bintara sudah memanas.
Berita Terkait
-
Reaksi KSAD Dudung ke Effendi Simbolon Dinilai Bentuk Pembangkangan, Koalisi Sipil: Cerminkan Sikap Tentara Berpolitik
-
Siapapun yang Ganggu Kedaulatan Data Indonesia Harus Ditindak Tegas, Jangan Diberi Ampun
-
Bersumpah Demi Tuhan Tak Punya Musuh, Effendi Simbolon: Saya ini Nothing, Kenapa jadi Sasaran?
-
Ngeri! Effendi Simbolon Ngaku Diteror usai Sebut TNI Mirip Gerombolan: Ancam Nyawa Semua Keluarga
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Cerita Polisi Bongkar Kedok Klinik Aborsi di Apartemen Basura Jaktim, Janin Dibuang di Wastafel
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana
-
Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Periksa Maraton 8 Saksi
-
Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru