Suara.com - Marina Shatalova sudah berusaha bertahun-tahun untuk mengumpulkan poin yang cukup untuk bisa mengajukan visa 'permanent resident' atau penduduk tetap di Australia.
Saat ini Pemerintah Australia sedang berusaha mendatangkan tenaga terampil dari luar negeri sebagai prioritas, selain juga menjanjikan jalur untuk menjadi penduduk tetap lebih mudah.
Namun mereka yang sudah berada di sini, seperti migran dengan keahlian tertentu atau pelajar internasional, masih kesulitan mendapatkan visa tersebut karena poin yang dikumpulkan tergantung dari latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, kemampuan bahasa, usia dan syarat lainnya.
Sistem poin kadang membingungkan ditambah peraturan yang diubah tanpa peringatan terlebih dahulu.
Bekerja sebagai guru di Rusia, Marina pertama-tama berusaha menjadi penduduk tetap di Australia lewat visa kategori 189, jalur independen dengan profesi guru.
Para pelamar biasanya harus mengirimkan apa yang disebut '"expression of interest", jika mereka memiliki poin yang cukup, maka pemerintah akan mengundang mereka untuk mendaftar.
Pemegang visa 189 tidak harus bekerja dan tinggal di kawasan regional, tidak memerlukan sponsor perusahaan, tapi harus berusia di bawah 45 tahun dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan Australia.
Marina yang tiba di Australia 12 tahun lalu dan sekarang memiliki putra berusia 10 tahun, sudah mendapatkan gelar sarjana pendidikan di Australia dan lulus untuk kemampuan bahasa Inggris, serta dianggap layak dalam kemampuan mengajar.
Dia harus melakukan tes bahasa Inggris sampai 11 kali, dengan setiap kali ujian membayar hampir Rp4 juta, dinyatakan kemampuannya "superior" sehingga dia mendapatkan poin tambahan.
Baca Juga: Tingkatkan Kunjungan Wisatawan, 18 Industri Hotel dan Resort Ikuti Misi Penjualan ke Australia
Namun ketika dia mengirimkan "expression of interest", dia tidak mendapatkan informasi apa pun dari Pemerintah Australia, sampai masa berlaku untuk kualifikasinya mengajar berakhir dalam masa dua tahun.
"Saya berpendidikan, sehat dan pembayar pajak, namun tidak pernah diundang untuk melamar jadi penduduk tetap meski pun di sini selalu kekurangan guru," katanya.
Sean Dong, seorang agen migrasi di Melbourne, mengatakan untuk mendapatkan visa 189 memang sulit dalam beberapa tahun terakhir.
"Sistem imigrasi Australia memang sangat kompleks," katanya.
"Poin minimum untuk mendapatkan PR adalah 65, namun dalam dua tahun terakhir pelamar visa 189 hampir tidak ada yang mendapatkan undangan meski pun ada yang sudah memiliki 90 atau 100 poin."
"Sistem ini gagal memberikan solusi bagi pasar tenaga kerja Australia," katanya.
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
Terkini
-
Analisa Panas Ade Armando: PDIP, Anies dan Demokrat Otaki Isu Ijazah Palsu Jokowi, Dendam Politik?
-
Kapolri Bentuk Tim Reformasi Polri, Apa Target Awal yang Dibenahi?
-
Roy Suryo: Jangan Sampai Jaksa Agung Dikatai Ayam Sayur, Penjarakan Silfester Matutina Sekarang!
-
Danpuspom TNI: Hanya Dua Anggota Kopassus Terlibat Pembunuhan Bankir Ilham Pradipta
-
Oknum Mengaku Anggota lagi-lagi Berulah, Orang Rumah Zaskia Adya Mecca Menjadi Korban
-
Ingatkan Pemerintah Soal Pemborosan, Legislator PKS: Perlu Dijelaskan Apa Itu Ibu Kota Politik
-
Digoyang Isu Pencopotan Terkait Wacana Reformasi Polri, Kapolri Listyo Dibela Buruh KSPSI, Mengapa?
-
Aturan Baru Penebusan Pupuk Bersubsidi Mulai Disosialisasikan Pupuk Indonesia
-
KPU Dituding Ubah Data Pendidikan Gibran di Tengah Gugatan Rp 125 Triliun
-
Cak Imin Akui 'Nyerah' Bersaing Politik, Puji Prabowo Presiden Paling Serius Perhatikan Petani