Suara.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Serikat Petani Indonesia Rully menemui Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono di Istana Negara, Jakarta pada Sabtu (24/9/2022). Dalam kesempatan itu, Rully meminta agar tidak ada lagi praktik kekerasan yang dilakukan aparat terhadap petani yang tengah memperjuangkan hak lahannya.
Rully menerangkan, praktik kekerasan aparat kerap terjadi ketika ada upaya penggusuran lahan milik petani.
"Kita minta mengurangi, meminimalisasi tindakan kriminalisasi di lapangan. Karena kalau ini berlarut-larut tak ada penyelesian, potensi pelanggaran HAM, kriminalisasi, penggusuran, penangkapan itu sangat besar terjadi," kata Rully.
Ia kemudian mencontohkan pada satu kasus, ketika ada lahan milik petani yang kemudian dianggap ilegal. Setelahnya, ada pihak korporasi yang berusaha mencaplok lahan tersebut. Padahal menurutnya, petani itu sudah memiliki lahan dari warisan turun temurun.
"Tapi kalau itu lahan warga, maka sesuai anjuran ya hak milik. Tidak boleh ada intimidasi, penangkapan. Bahkan tadi diceritakan ada penangkapan berulang-ulang. Ada Pak Rais dipenjara dua tahun padahal tanah dia milik sendiri, tidak pernah menebang pohon jadi ada tuduhan menebang pohon yang tidak dia lakukan. Dia dihukum dua tahun dan beberapa tahun dan sampai dua kali," tuturnya.
Tiga Tuntutan
Selain Rully, Presiden Partai Buruh Said Iqbal juga turut menemui Heru Budi di Istana Negara, Jakarta. Ada tiga isu yang disampaikan oleh Said Iqbal kepada perwakilan Istana. Pertama ialah terkat reforma agraria di mana Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat menjanjikan meredistribusikan tanah bagi petani seluas 9 juta hektar.
"Tapi sayangnya kebijakan beliau tidak dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk untuk mengimplementasikan reforma agraria," kata Said Iqbal di kawasan Patung Kuda, Sabtu.
Menurut Said Iqbal, reforma agraria juga meliputi penolakan kriminalisasi, pemenjaraan para aktivis petani dan penggunaan praktik kekerasan kepada petani yang memperjuangkan hak lahannya.
Said Iqbal juga menyampaikan adanya kepastian dari pemerintah untuk petani mendapatkan tanah dan diakui pemerintah.
Kemudian untuk isu kedua yakni menolak Omnibus Law yang berbentuk Badan Bank Tanah. Badan Bank Tanah itu merupakan badan khusus yang mengelola tanah serta berfungsi untuk melaksanakan perencanaan, perolehan, pengadaan, pengelolaan, pemanfaatan dan pendistribusian tanah.
Menurut Said Iqbal, konsep Bank Tanah itu hanya menjadi ajang komersialisasi terhadap lahan pertanian yang menguntungkan korporasi.
"Sehingga petani tergerus tidak mendapatkan hak tanah garapanya untuk petani itu sendiri tapi Bank Tanah lebih berkonsep menguntungkan korporasi," jelasnya.
Said Iqbal menambahkan kalau para petani juga tidak mendapatkan bantuan langsung tunai (BLT). Karena itu, dalam pertemuannya dengan pihak Istana, baik Said maupun Rully sama-sama menyampaikan penolakan kenaikan harga BBM.
"Terbukti bahwa petani tidak mendapatkan BLT, oleh karena itu SPI dan Partai Buruh menolak kenaikan harga BBM yang lebih memberatkan petani."
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional