Suara.com - Duta Besar RI untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi menyebutkan bahwa tugas paling berat bagi seorang diplopat adalah perlindungan dan pembinaan terhadap warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
Hal itu diungkapkan oleh Heri Akhmadi saat membuka layanan administrasi kependudukan bagi WNI di Sekolah Republik Indonesia Toyo (SRIT) pada Senin (26/9/2022).
“Bagian yang paling berat dari tugas diplomat di luar negeri itu adalah perlindungan dan pembinaan warga,” kata Heri.
Dibandingkan dengan di Malaysia dan Arab Saudi dengan jumlah WNI mencapai jutaan orang, Heri mengatakan bahwa jumlah WNI di Jepang masih terbilang sedikit.
“Kita bisa bayangkan negara-negara di mana penduduk kita jumlahnya jutaan, seperti di Malaysia, Singapura dan Arab Saudi, tentu saja tugas perlindungan warga butuh dukungan dari Kemendagri,” katanya.
Terlebih, data untuk daftar pemilih tetap yang segera dilaporkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjelang Pemilu 2024 sehingga sangat penting bagi diplomat untuk memberikan jaminan hak-hak warga.
“Menjadi sangat penting apalagi nanti menjelang Pemilu. Ini cara kita juga (untuk) memberikan jaminan terhadap hak-hak warga, termasuk hak politik,” katanya.
Heri menyambut baik upaya pencatatan kependudukan Kemendagri bagi WNI yang berada di luar negeri, termasuk Jepang.
“Saya berharap pencatatan warga kita lebih bagus. Ke depannya, perlindungan warga bisa menyeluruh dan komprehensif tidak hanya dari aspek konsuler dan administratif, tetapi juga layanan-layanan lain,” katanya.
Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Temui PM Jepang, Ini yang Dibahas
Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri Zudan Arief Fakrullah mengatakan layanan administrasi kependudukan sudah dilakukan di berbagai negara melalui berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan 128 kedutaan.
“Ditargetkan, seluruh perwakilan Indonesia yang ada di luar negeri. Saat ini sudah beroperasi di 37 perwakilan. Kalau tahun ini kita sudah ke Eropa, Amerika, Qatar, Jeddah dan di Jepang,” katanya.
Zudan mengatakan kendala yang dihadapi dalam pencatatan sipil di luar negeri, yakni kurangnya informasi sehingga banyak WNI yang belum tahu tentang adanya layanan tersebut.
Selain itu, jarak tempuh yang jauh serta alat yang belum memadai di masing-masing perwakilan atau kedutaan juga menjadi kendala, katanya.
“Saya berharap semua WNI proaktif mengurus identitas kependudukannya dan negara bisa memberikan apa yang menjadi harapan masyarakat,” ujarnya. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Wapres Ma'ruf Amin Temui PM Jepang, Ini yang Dibahas
-
Lagu Tema Live-Action Kurosagi - The Black Swindler! Boy Group King & Prince Melantunkannya
-
Anime Rurouni Kenshin Baru Ungkap Pemeran dan Staf, Tayang Tahun 2023!
-
5 Jimat Keberuntungan Jepang Paling Populer dan Fungsi Dibaliknya
-
Finis Kedelapan di Motegi, Fabio Quartararo Ngaku Tidak Enjoy Balapan
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik
-
Gubernur Riau Abdul Wahid Minta 'Jatah Preman' ke Dinas PUPR Rp7 Miliar, KPK: Pakai Kode 7 Batang
-
Profil dan Pendidikan Rismon Sianipar yang Menduga Prabowo Tahu Ijazah Palsu Wapres Gibran
-
Pemprov Riau Diperingatkan KPK: Sudah 4 Gubernur Kena OTT! Ada Masalah Serius di PBJ?
-
Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur: Saksi Kunci Kembali Mangkir
-
ASN DKI Dapat Transportasi Umum Gratis, Gubernur Pramono: Tak Semua Gajinya Besar
-
Digelar Perdana Besok, Adam Damiri Siap Hadiri Sidang PK di PN Jakpus
-
Jakarta Utara Siaga Banjir Rob! Supermoon Ancam Pesisir November Ini