Suara.com - Pernyataan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengaku siap turun gunung di Pemilu 2024 menuai banyak sorotan, apalagi karena SBY turut menyinggung dugaan terjadinya kecurangan di pesta demokrasi tersebut.
Tak ayal hubungan PDI Perjuangan dan Partai Demokrat pun memanas akibat pidato ini. PDIP menilai Demokrat jadi asal menuding, sementara Demokrat menilai pernyataan SBY sebatas untuk membakar semangat para kader.
Namun Pakar Komunikasi Politik Prof Tjipta Lesmana ternyata memiliki pandangan berbeda. Ia dengan terang menilai pernyataan SBY adalah upaya mencari kambing hitam.
"Kita buka-bukaan di sini, memang konteksnya hubungan Ibu Mega dan Bapak SBY, sejak 20 tahun yang lalu, sudah kurang baik. Makin lama makin panas, (apalagi) makin dekat 2024," kata Tjipta di program Dua Sisi, dikutip Suara.com dari kanal YouTube tvOneNews, Jumat (30/9/2022).
Di sisi lain, Partai Demokrat mulai dibuat kalang kabut dengan elektabilitas partainya yang tak kunjung naik. Hal inilah yang, menurut Tjipta, menjadi pemicu munculnya dugaan kecurangan pemilu hingga SBY siap turun gunung.
"Petinggi Demokrat melihat, 'Aduh partai kita masih rendah terus nih surveinya'. Mungkin ya, maaf, ini analisis saya, saya meskipun orang (pakar) komunikasi bisa salah. (Elektabilitas Demokrat rendah) lalu dicarilah semacam, maaf, kambing hitam," ungkap Tjipta.
"'Ini ada yang nggak beres ini. Waduh kita dipecundangi ini, cuma dua pasang (yang bisa maju di Pemilu 2024)'," sambungnya, seolah menirukan yang terjadi di internal Partai Demokrat.
Tjipta juga membantah pernyataan Politikus Partai Demokrat, Diska Putri, yang menyebut SBY tidak secara spesifik menuding pihak mana dengan pidatonya.
"Kalau kita tahu konteksnya, oh jelas, pernyataan itu dialamatkan kepada siapa. Bagi saya orang komunikasi, ini ditujukan kepada Bu Mega dan Pak Jokowi, jelas sekali," terangnya.
Baca Juga: Demokrat: Duet Anies - AHY Hampir Tanpa Tanding
"Nah ini namanya konteks, karena memang sudah lama musuhan. Terus yang kedua, Pak Jokowi ini memang very very close, dekat dengan Bu Mega," sambung sang pakar komunikasi politik.
Kedekatan Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri yang disinggung Prof Tjipta Lesmana ini pun dibenarkan oleh Politikus PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu.
Perseteruan Megawati dan SBY Diduga Bermula dari Peristiwa Kuda Tuli
Panasnya hubungan antara kedua mantan presiden ini rupanya bermula sejak peristiwa Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli alias Kuda Tuli.
Peristiwa kerusuhan yang menargetkan Megawati Soekarnoputri dan PDIP (kala itu masih dengan nama Partai Demokrasi Indonesia / PDI) itu disebut-sebut turut melibatkan SBY. Peristiwa ini juga menyebabkan PDI bertransformasi menjadi PDI Perjuangan.
Meski begitu, Megawati kemudian mengangkat SBY sebagai Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) ketika ia menjabat sebagai Presiden periode 2001-2004.
Tag
Berita Terkait
-
Demokrat: Duet Anies - AHY Hampir Tanpa Tanding
-
Peluang Puan Maharani dalam Pandangan Sejumlah Analis Politik
-
SMRC: Puan Maharani Bikin Suara PDIP Anjlok, jika Usung Ganjar Pranowo malah Melesat Naik
-
Soal Safari Politik Puan Maharani ke AHY, Demokrat: Kami Sangat Terbuka
-
Gaya Blusukan Puan, Ganjar, Anies, Prabowo Disoal! Pakar: Saya Khawatirkan Gaya Puan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan