Suara.com - Seorang Indonesianis dari Australia, Kevin Evans menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo memiliki kemampuan bukan sebagai presiden atau pemimpin negara. Hal ini dinyatakan sendiri oleh Kevin Evans dalam perbincangan soal tata negara di kanal Youtube Refly Harun.
"Pak Jokowi sangat efektif untuk mengegoalkan satu agenda, dulu Pak Harto mau bikin MRT siapa yang goal? padahal Pak Harto kurang apa kuasanya tapi gagal, jadi dalam hal ini untuk mengelola roda administasi luar biasa," ujar Kevin.
Namun dia menyebutkan bahwa Jokowi jarang sekali mengemukakan soal konsep besar bernegara.
"Masalah tinggi soal demokrasi dan lain-lan saya tak banyak dengar presiden [Jokowi] mengatakan itu, tapi untuk hal mengurus masalah roda kebijakan pemerintah saya rasa sudah jelas kelihatan, suka enggak suka sama proyeknya tapi mampu," imbuhnya..
Kevin Evan juga menyebutkan bahwa ada perbedaan yang mendasar dari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi.
Saat ditanya perbedaan Jokowi dan SBY, Kevin menyebutkan bahwa SBY lebih cocok jadi Presiden sementara Jokowi jadi perdana menteri. Hal ini berdasarkan bahwa keduanya memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda.
"Ya betul [SBY presiden Jokowi perdana menteri], jadi saya rasa kita lihat dari awal kan ada dua tipe pemimpin ada solidarity maker dan administrater dan kita [dulu] punya Bung Karno dan Pak Hatta," ujar Kevin.
"Nah sebagai sosok yang bisa menggariskan hal besar kan jelas Bung Karno di situ, yang bisa mengerti semua seluk beluk kebijakan kan jelas lebih kuat Bung Hatta," tambahnya.
Kevin menyatakan bahwa SBY lebih mengarah pada konsep besar sementara Jokowi langsung bekerja di hal teknis dan merampungkan agenda secara praktis.
Baca Juga: Johnny G Plate: NasDem Belum Menentukan Partai Koalisi
"Dan itulah konsep [kepemipinan] yang sebetulnya ada sejak lama kepala negara (presiden) ya cocoknya seperti itu, kepala pemerintahan (perdana menteri) yang seperti itu."
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
Terkini
-
Dipolisikan Buntut Ucapan Soeharto Pembunuh Rakyat, Ribka PDIP Tak Gentar: Dihadapi Saja
-
Diprotes Dewan, Pramono Bantah Ada Pemangkasan Anggaran Subsidi Pangan di 2026
-
Prabowo Terima Kunjungan Mantan PM Australia di Hotel Tempat Menginap, Ini yang Dibahas
-
Angka Perkawinan Anak Turun Jadi 5,9 Persen, KemenPPPA Waspadai Perubahan ke Nikah Siri
-
Jadi Lingkaran Setan Kekerasan, Kenapa Pelanggaran HAM di Indonesia Selalu Terulang?
-
Tindak Setegas-tegasnya! Geram Gubernur Pramono Soal 3 Karyawan Transjakarta Dilecehkan
-
Panas di Senayan: Usulan BPIP Jadi Kementerian Ditolak Keras PDIP, Apa Masalahnya?
-
Ahmad Luthfi Komitmen Berikan Pemberdayaan Kepada Perempuan
-
Ribka Dilaporkan ke Bareskrim soal Ucapan Soeharto Pembunuh, Pelapor Ada Hubungan dengan Cendana?
-
Fakta Kelam Demo Agustus: 3.337 Orang Ditangkap dan Ada yang Tewas, Rekor Baru Era Reformasi?