Suara.com - Cak Nun pernah menghadapi sebuah pertanyaan sekaligus tantangan dari seorang ustaz dalam acara yang digelar di Lapangan Pancasila, Salatiga Jawa Tengah. Momen itu diunggah melalui kanal YouTube As-Salafiyyun dengan judul “Seorang Ustadz Menantang Cak Nun | Jawaban Cak Nun sangat Adem” pada 12 Oktober 2021 lalu.
Saat itu, seorang uztaz bertanya kepada Cak Nun bagaimana jika lantunan takbir saat hari raya diganti.
"Tadi sudah banyak bicara soal budaya. Hanya kadang budaya itu diluar batas-batas tentu perlu kita persoalkan misalnya begini pak. Misalnya ketika idul fitri itu kan ada takbir, bisa gak takbir itu diganti dengan Yaa Lal Wathan,” tanya seorang yang disebut sebagai ustaz kepada Cak Nun dalam acara tersebut.
Ia juga turut menyampaikan pertanyaan kepada Cak Nun, apakah boleh bacaan Talbiyah saat umrah diganti dengan lirik lagu Indonesia Raya.
“Ketika orang itu misalnya ketika haji itu kan ada labaika labaika begitu. Boleh gak diganti dengan 'Indonesia tanah airku' gitu. Ini kan memang wilayah yang memang nampaknya budaya," lanjutnya.
Tak sampai di situ saja, pria tersebut juga menantang Cak Nun untuk mengganti lantunan takbir saat Idul Fitri diganti dengan lagu Satu Nusa Satu Bangsa.
"Ini misalnya Cak Nun berani gak misalnya pas idulfitri itu malam hari kan takbir itu kan ‘Allahu Akbar’ misalnya diganti dengan lagu ‘Satu Bangsa Satu Nusa’. Ini kan satu persoalan juga. Ini memang budaya juga masuk tapi memang terkait dengan adab," tambahnya.
Cak Nun lantas menjawab pertanyaan dari pria yang turut hadir dalam acaranya tersebut. Menurutnya, pertanyaan dari pria tersebut sangat bagus.
Menanggapi pertanyaan dan tantangan dari seorang ustaz tersebut, Cak Nun menegaskan bahwa segala sesuatu harus disesuaikan dengan tempatnya, tidak bisa diganti dengan apapun. Seperti halnya lantunan takbir atau talbiyah saat umrah tidak bisa diubah atau diganti dengan apapun.
Baca Juga: Ditantang Ganti Bacaan Talbiyah Saat Haji dengan Lagu Indonesia Raya, Gini Jawaban Adem Cak Nun
“Kalau umroh haji kan mahdhah. Mahdhane ngono kui (mahdhanya seperti itu). Ora iso diganti opo-opo (Tidak bisa diganti apa-apa)," jawab Cak Nun.
"Ora ning panggonan e, ora ning munine, ora neng metodene, atau ning syariat e (Tidak pada tempatnya, tidak di bunyinya, tidak di metodenya atau di syariatnya). Ora etuk koe umroh gawe ka’bah dewe (tidak boleh kamu umroh membuat ka'bah sendiri)," lanjutnya.
Lebih lanjut, Cak Nun lalu menjawab dengan ibarat saat bulan puasa memakan takjil dengan kurma.
“Sama dengan takjil dengan kurma. Itu dapat ganjaran atau tidak? Oke dapat ganjaran tetapi bukan kurmanya, tetapi takjil dari makanan atau buah yang dikasih Allah langsung sebelum kita masak atau dikasih api. Jadi langsung dari pohon kita makan.” Jelasnya.
“Soalnya di sana kanjeng Nabi mencari sawo tidak ada apa lagi Durian. Jadi sekarang dapet pahala itu kan buah dari Allah. Makanya kalo orang jawa adanya jambu ya jambu, nah itu punya pahala yang sama dengan kurma.” pungkasnya.
Mengakhiri jawabannya, Cak Nun menegaskan, “Jangan dicampur aduk namanya budaya dan agama itu jangan sampai mahdhahnya diganti.”
Berita Terkait
-
Ditantang Ganti Bacaan Talbiyah Saat Haji dengan Lagu Indonesia Raya, Gini Jawaban Adem Cak Nun
-
Mengenal Hari Raya Agama Hindu Berdasarkan Kalender Bali
-
Urutan Sholat Jenazah yang Benar, Pahami Tata Caranya!
-
Emak-emak Tak Berhelm Ngegas Teriak Takbir di Depan Polisi, Netizen Bingung
-
Dua Jurnal UIN Salatiga Terindeks Scopus
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Sekolah Rakyat di Situbondo Tetap Jalan 2026, Bupati Tegaskan Tidak Sepi Peminat
-
Terkunci dalam Kamar Saat Kebakaran, Pria ODGJ Tewas di Tambora
-
Bahasa Inggris Jadi Mapel Wajib SD-SMA Mulai 2027, Kemendikdasmen Siapkan Pelatihan Guru Massal
-
Komisi XIII DPR Dorong Kasus Konflik TPL di Danau Toba Dibawa ke Pansus Agraria
-
Jakpro Siapkan Kajian Teknis Perpanjangan Rute LRT Jakarta ke JIS dan PIK 2
-
'Apapun Putusannya, Kami Hormati,' Sikap Kejagung di Ujung Sidang Praperadilan Nadiem Makarim
-
Detik-detik Gempa Dahsyat di Filipina, Alarm Tsunami Aktif Buat Sulut dan Papua
-
Menko Zulkifli Hasan Panen Ayam Petelur, Apresiasi PNM Bangun Ketahanan Pangan Desa
-
Seskab Teddy Sampaikan Santunan dari Prabowo untuk Keluarga Prajurit yang Gugur Jelang HUT ke-80 TNI
-
Terungkap! Ini 'Dosa' Eks Kajari Jakbar yang Bikin Jabatannya Lenyap