Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bakal mendalami keterkaitan Tragedi Kanjuruhan dengan dugaan pertandingan Liga 1 antara Arema melawan Persebaya yang jadwalnya dipaksakan mundur karena berkaitan dengan kontrak penyiaran.
Beredar kabar, kepolisian sudah menyarankan pertandingan antara kedua klub asal Jawa Timur itu digelar pada sore hari, namun karena diduga berkaitan dengan kontrak penyiaran, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 diduga memaksakan pertandingan digelar malam hari.
"Termasuk ini korelasinya dengan permintaan jam pertandingan yang diminta sore tapi tetap dilaksanakan malam karena ditolak dan lain sebagainya," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam sebuah video kepada wartawan pada Rabu (5/10/2022).
Anam mengemukakan, hal itu dapat saling berkaitan dengan prosedur perencaan pengamanan pertandingan. Terlebih dengan ditemukan dilanggarnya statuta FIFA terkait pelarangan penggunaan gas air mata dalam stadion.
"Kalau ada pertanyaan, 'kenapa sih gas air mata masuk dalam stadion, padahal itu melanggar statuta FIFA, misalnya itu adanya di perencanaan pengamanan," ujar Anam.
"Apakah perencanaan pengamanannya dilakukan dengan matang? Ada briefing, ada simulasi, atau semacam gladi bersih, sehingga masing-masing orang, petugas keamanan khususnya yang BKO dari luar kota Malang itu mengetahui titik-titik krusial," sambungnya.
Kemudian yang perlu dipertanyakan, kata Anam, apakah panitia pelaksana pertandingan juga mengetahui budaya suporter Arema.
"Bagaimana budaya-budaya suporter, khususnya suporter Aremania, yang kalau kita lihat di beberapa ini, yang merangsek ke lapangan itu tidak akan terjadi ricuh seperti yang sekarang ini, sampai banyak gas air mata dan sebagainya," kata dia.
Dari hasil penyelidikan Komnas HAM, banyak pihak yang mengakui jatuhnya ratusan korban dalam Tragedi Kanjuruhan disebabkan tembakan gas air mata oleh polisi.
Baca Juga: Presiden Jokowi ke Pintu 13 Kanjuruhan, Soroti Kondisi Jalan Keluar
"Banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami itu akibat gas air mata," ujar Anam.
Mereka yang ditemui Komnas HAM menyebut gas air mata dari kepolisian yang menyebabkan kepanikan para penonton di dalam stadion.
"Sehingga ada terkonsentrasi di sana di beberapa titik pintu. Ada pintu yang terbuka sempit. Terus ada pintu yang tertutup. Itulah yang membuat banyak jatuh korban," kata Anam.
Komnas HAM Temukan Indikasi Pelanggaran HAM
Sebelumnya diberitakan, Komnas HAM menyatakan ada indikasi pelanggaran HAM dalam Tragedi Kanjuruhan yang menelan ratusan korban jiwa.
"Beberapa informasi yang kami dapatkan, kekerasan memang terjadi," kata Choirul Anam saat konferensi pers di kantor manajemen Arema FC di Kota Malang, Senin (3/10/2022).
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Momen Prabowo Subianto Disambut Hangat Diaspora di New York, Siap Sampaikan Pidato Penting di PBB!
-
Agus Suparmanto Dinilai Bisa Jadi Kunci Perubahan PPP, Dukungan Keluarga Mbah Moen Jadi Modal
-
Longsor Freeport: 2 Pekerja Berhasil Ditemukan , 5 Orang Masih dalam Pencarian
-
Hitung-hitungan Jelang Muktamar X PPP: Mardiono Disebut Masih Kuat dari Agus Suparmanto
-
Jokowi Beri Arahan 'Prabowo-Gibran 2 Periode', Relawan Prabowo: Tergantung Masyarakat Memilih
-
DPR Desak Penghentian Sementara PSN Kebun Tebu Merauke: Hak Adat Tak Boleh Dikorbankan
-
Usai Pecat Anggota DPRD Gorontalo, PDIP Beri Pesan: Jangan Cederai Hati Rakyat!
-
Mahasiswa Green Leadership Academy Tanam Semangat Baru di Tabung Harmoni Hijau
-
Profil Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton Kontroversial yang Hilang Sebulan saat Dicari Mahasiswa
-
Mendagri Tito Sebut Bakal Ada 806 SPPG Baru: Lahannya Sudah Siap