Suara.com - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi di awal Oktober 2022 masih menyisakan duka mendalam. Apalagi karena ada seorang lagi korban yang meninggal dunia pada Selasa (11/10/2022) setelah menerima perawatan medis intensif selama beberapa hari.
Faktor utama yang dituding menjadi penyebab tragedi Kanjuruhan adalah gas air mata, meski polisi membantahnya. Selain Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo yang mengklaim gas air mata tidak mematikan, Penasihat Kapolri Irjen Pol (Purn.) Aryanto Sutadi juga menyampaikan hal serupa.
Dilihat Suara.com di tayangan Apa Kabar Indonesia Malam di kanal YouTube tvOneNews, Ary menyebut banyak suporter meninggal dunia karena terinjak-injak di pintu keluar Stadion Kanjuruhan.
"Di Kanjuruhan, penyebab sehingga banyak orang mati bukan karena kena gas air mata, tetapi yang mati itu kan orang yang kegencet-gencet," jelas Ary, dikutip pada Rabu (12/10/2022).
"Nah kenapa terjadi rush seperti itu? Karena ada tembakan gas air mata yang diarahkan ke tribun dan bersamaan dengan itu pintunya ditutup. Dan itu kejadiannya pas waktu bubaran di mana pasti akan terjadi rush," sambungnya.
Karena itulah, ia membenarkan bila gas air mata tidak mematikan dan hanya melukai. Hanya saja tembakan bertubi-tubi ke arah tribun menimbulkan kepanikan di kalangan penonton.
Alih-alih memaksa untuk "menyalahkan" gas air mata, Ary justru mendorong untuk menyelidiki lebih dalam siapa yang memberi perintah menembakkan gas air mata.
"Karena menurut saya kalau prajurit yang bener, yang normal, dia tidak akan menembakkan ke situ, dia tahu risikonya. Yang kedua, kenapa pintunya kok ditutup?" tegas Ary.
Ia menilai ada beberapa faktor hingga prajurit keliru dan menembakkan gas air mata ke tribun. Dugaannya antara lain polisi yang memang tidak tahu, mendapat perintah, hingga dipengaruhi oleh aktor intelektual di luar yang ada di lapangan.
Baca Juga: PT LIB dan Indosiar Saling Lempar Tanggung Jawab soal Kick Off Malam Hari Laga Arema vs Persebaya
Dugaan adanya yang aktor intelektual yang mendesain tragedi Kanjuruhan memang sudah beberapa kali disampaikan Ary. Ia mendasarkan dugaannya pada sejumlah kerusuhan besar di Indonesia yang kemudian terungkap direncanakan oleh pelaku di luar lapangan.
"Contohnya misalnya demo anarkis, kan ada yang membayari itu. Di sini pun ada yang ngendalikan itu," ujarnya.
Ary kemudian mengungkap sejumlah dugaan motivasi seseorang tega mendesain kerusuhan yang mematikan seperti di Kanjuruhan. "Untuk bikin negara ini kacau, untuk bikin polisi itu di-bully, kira-kira gitulah arahnya," lanjutnya.
Bahkan Ary sempat mengungkap dugaan polisi lah yang menjadi korban sebenarnya di tragedi Kanjuruhan.
"Yang dituju adalah menimbulkan kekacauan di negara ini. Kemudian menyudutkan polisi supaya dibenci rakyat. Itu kira-kira tujuannya. Tapi dia nggak mikir bahwa akibatnya banyak orang nggak berdosa yang mati," tuturnya.
"Berarti kemungkinan yang sebenarnya akan disudutkan, yang akan dijadikan korban adalah polisi?" tanya pembawa acara memastikan ulang tudingan Ary.
Tag
Berita Terkait
-
PT LIB dan Indosiar Saling Lempar Tanggung Jawab soal Kick Off Malam Hari Laga Arema vs Persebaya
-
Kaesang Pangarep Sindir Pernyataan Polri Sebut Gas Air Mata Tidak Mematikan: Lu Percaya Omongannya?
-
Panpel Laga Arema FC Vs Persebaya Bantah Soal Temuan 46 Botol Miras Di Stadion Kanjuruhan: Tiap Pintu Diperiksa Ketat
-
Akun Medsos Polri Panen Cibiran Usai Kutip Pernyataan Ahli Soal Gas Air Mata Tak Mematikan, Netizen Ngamuk!
-
Nyesek! Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan, Bapak Ini Tempel Foto 2 Putrinya di Pintu 13
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah
-
Pengamat: Dasco Punya Potensi Ubah Wajah DPR Jadi Lebih 'Ramah Gen Z'
-
Cuma Minta Maaf Usai Ditemukan Polisi, Kejanggalan di Balik Hilangnya Bima Permana Putra
-
YLBHI Kritik Keras Penempatan TNI di Gedung DPR: Semakin Jauhkan Wakil Rakyat dengan Masyarakat!
-
Babak Baru Perang Lawan Pencucian Uang: Prabowo 'Upgrade' Komite TPPU Tunjuk Yusril Jadi Ketua
-
Serikat Petani: Program 3 Juta Rumah Akan Gampang Dilaksanakan kalau Reforma Agraria Dilaksanakan
-
Pramono Anung Targetkan Setiap Kelurahan di DKI Punya Sekolah Lansia: Ini Alasannya