Kebanyakan perempuan Australia di kamp tersebut sudah berada di Suriah sejak 2014 dan berpindah-pindah di sekitar area pengungsian sejak kejatuhan Khalifah di tahun 2019.
Ini adalah periode panjang yang menurut Mohamed meninggalkan bekas luka.
"Mereka perlu melupakan pikiran soal kematian. Mengajarkan anak mereka tentang apa yang benar. Menyekolahkan mereka sehingga bisa belajar, bukan hanya pelajaran sekolah namun tapi soal kebaikan bukan membunuh," kata Mohamed.
Saudara perempuan Mohamed, Mira, telah membantu keluarganya sejak tiba di Australia, selain menolong mereka yang mengalami gangguan psikis akibat konflik Suriah.
Ia mengatakan kembalinya perempuan-perempuan yang pernah punya hubungan dengan IS cukup kompleks bagi komunitasnya.
"Sejujurnya, ini situasi yang rumit. Saya tidak bisa menjawab setuju atau tidak," katanya.
"Saya prihatin melihat kondisi mereka, para perempuan ini ... tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Jadi, saya mengerti kalau kita harus memberi mereka kesempatan. Tapi di waktu yang sama, tidak ada jaminan kami aman."
Mark Nolan dari Pusat Hukum dan Keadilan mengatakan perintah untuk Polisi Federal Australia mengawasi mereka yang pulang "seperti sebuah persyaratan".
"Para perempuan ini telah menyetujui perintah untuk dikontol," katanya.
Baca Juga: ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Serangan di Kuil Syiah di Iran yang Tewaskan 15 Orang
"Ini bisa berarti mereka dipasang alat pelacak, dan diawasi rutin seperti halnya hukuman bebas bersyarat, dan pengawasan penggunaan media sosial mereka."
Ia mengatakan jika mereka melanggar dari pengawasan ini, maka bisa diancam lima tahun penjara.
Perempuan sebagai korban dan pelaku
Organisasi Save the Children Australia mengatakan situasi di kamp Roj membuat anak-anak berisiko mengalami luka parah atau bahkan meninggal.
"Warga Australia pasti terkejut mendengar kondisi anak-anak Australia yang menderiita selama tiga tahun terakhir," kata Mat Tinkler, CEO Save the Children Australia.
"Mereka tinggal di tenda yang tidak ada penghangat, terkena dinginnya musim dingin dan teriknya musim panas, dengan terbatasnya makanan bergizi, dan penderitaan akibat luka yang tidak diobati dan kesehatan mental yang terganggu."
Peneliti dari Charles Sturt University di Canberra, Kiriloi Ingram mengatakan sikap para perempuan yang menjadi korban juga bisa membahayakan.
Berita Terkait
-
Australia Bangkit! Ekonomi Tumbuh Lebih Cepat di Kuartal Kedua 2025
-
Perjuangan Lintas Benua: WNI di Melbourne Gelar Aksi '17+8'
-
Australia Keluarkan Travel Warning Terkait Kekerasan dalam Protes di Indonesia: Apa Dampaknya?
-
Apa Tugas Komisi XI DPR RI? Dikritik karena Kunker ke Australia saat Demo Berlangsung
-
Komisi XI DPR ke Australia di Tengah Demo? Misbakhun : Agenda Sudah Lama, Bukan soal Marathon
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
Terkini
-
Dilema KPK: Sita Mercy Antik Habibie dari Ridwan Kamil, tapi Pembayarannya Ternyata Belum Lunas
-
Bantah Tegas Kabar Darurat Militer, TNI: Tidak Ada Niat, Rencana Memberlakukan
-
Didesak Bebaskan Seluruh Demonstran yang Ditahan, Polri Klaim Tidak Antikritik
-
Zetro Staf KBRI Diduga Tewas di Tangan Pembunuh Bayaran, Presiden Peru Surati Prabowo
-
Kapuspen TNI Jawab Tuntutan 17+8 'Kembali ke Barak': Kami Hormati Supremasi Sipil
-
Tunjangan Rumah Setop, DPR Pastikan Pensiun Tetap Ada: Ini Rincian Gaji Anggota Dewan
-
DPR Setop Kunjungan Kerja ke Luar Negeri, Dasco Janji Buka-bukaan
-
Pemprov DKI Genjot Pengerjaan SJUT, Jakarta Lebih Rapi dan Modern
-
Apa Itu Tobat Nasional? Seruan Kardinal Ignatius Suharyo
-
Nadiem Tersangka Kasus Pengadaan Chromebook, Pukat UGM Soroti Buruknya Tata Kelola Sektor Pendidikan