Suara.com - Iran menuduh Amerika Serikat mempolitisasi isu hak asasi manusia (HAM) di tengah situasi yang memanas di negara Asia Barat itu usai kematian seorang perempuan saat menjadi tahanan polisi.
Dalam surat yang dilihat Reuters, pada Senin (31/10), Iran menyebut Washington melakukan politisasi HAM dan mendesak negara-negara untuk tidak menghadiri pertemuan yang diatur AS di PBB untuk membahas gelombang protes di Iran.
Rencananya, AS dan Albania akan menggelar pertemuan informal Dewan Keamanan PBB, yang bisa dihadiri oleh semua anggota PBB, pada Rabu. Peraih Nobel Perdamaian asal Iran, Shirin Ebadi, dan aktris sekaligus aktivis kelahiran Iran, Nazanin Boniadi, juga dilaporkan akan memberikan penjelasan singkat.
"AS tidak memiliki kepedulian yang sungguh-sungguh dan tulus terhadap situasi HAM di Iran atau di tempat lain," tulis Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, dalam surat untuk negara-negara anggota PBB.
Dia menggambarkan protes yang terjadi sebagai masalah internal dan menulis bahwa jika Dewan Keamanan PBB mendiskusikan isu tersebut, maka akan menjadi "kontraproduktif" terhadap pemajuan HAM.
"AS tidak memiliki kualifikasi politik, moral, dan hukum untuk menggelar pertemuan semacam itu, mendistorsi prinsip-prinsip HAM yang paling mendasar," tulis Iravani.
Iran dibelit protes sejak kematian perempuan Kurdi bernama Mahsa Amini (22) dalam tahanan polisi bulan lalu.
Kerusuhan berubah menjadi pemberontakan rakyat Iran dari semua lapisan masyarakat, menimbulkan salah satu tantangan paling berat bagi kepemimpinan ulama sejak revolusi 1979.
Iran menyalahkan musuh asing atas kerusuhan tersebut.
Pertemuan di PBB pada Rabu ditujukan untuk "menyoroti tindak penindasan yang berlangsung terhadap perempuan dan anak gadis serta anggota kelompok agama dan etnis minoritas di Iran", selain juga untuk mengidentifikasi cara guna memajukan penyelidikan yang independen dan kredibel terhadap pelanggaran hak di Iran, kata misi AS untuk PBB.
Iravani mempertanyakan komitmen AS untuk membela perempuan Iran dan menyerukan kepada negara-negara anggota PBB untuk "secara eksplisit menolak praktik-praktik yang sembrono dan berbahaya seperti yang diupayakan AS untuk menciptakan preseden berbahaya dan mempolitisasi isu HAM untuk mencapai agenda politiknya". [Antara]
Berita Terkait
-
Ukraina Desak FIFA Coret Timnas Iran dari Piala Dunia 2022, Kenapa?
-
Timnas Indonesia U-19 Berpotensi Hadapi Wonderkid Manchester United di Piala Asia U-20 2023
-
Rusia Disebut Kerahkan Lebih dari 30 Drone ke Ukraina dalam Dua Hari
-
Manusia Paling Kotor di Dunia Meninggal Setelah Mandi untuk Pertama Kali
-
Lelaki Terkotor di Dunia Meninggal, 60 Tahun Nggak Mandi!
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Plus Minus Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa Restu DPR, Solusi Anti Utang Budi atau Sama Saja?
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?
-
MyFundAction Gelar Dapur Umum di Tapsel, Prabowo Janji Rehabilitasi Total Dampak Banjir Sumut
-
Ikuti Arahan Kiai Sepuh, PBNU Disebut Bakal Islah Demi Akhiri Konflik Internal
-
Serangan Kilat di Kalibata: Matel Diseret dan Dikeroyok, Pelaku Menghilang dalam Sekejap!