Suara.com - Akademisi Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Indaru Setyo Nurprojo angkat bicara soal istilah Nasionalis-Santri dan Jawa-Sunda yang diungkapkan oleh Ketua DPP PAN Bima Arya terkait duet Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil (RK).
Indaru menilai istilah tersebut cukup menarik. Istilah santri yang digunakan Bima Arya merujuk ke sosok Ridwan Kamil itu seolah menafikan posisi organisasi Islam antara Nahdliyin dan Muhammadiyah.
"Kalau si Bima bilang Jawa Sunda dan Nasionalis-Santri itu menarik. Menafikan posisi organisasi massa yang artinya bahwa tidak lagi membedakan soal Nahdliyin atau Muhammadiyah. Konteks santri sebagai identifikasi representasi Islam," kata Indaru, Selasa (1/11/2021).
Meski begitu, isu yang tetap utama dan kedepankan tetap soal isu nasionalisme. Hal itu, kata Indaru, pun harus diakui.
"Ya memang kalau kita harus akui tetap yang menjadi isu utama tentu soal nasionalisme dan kemudian berbasis agama entah olahnya mau apa. Jadi bukan agama yang di depan, tapi menjadi nasionalisme dan santri. Santri nahdliyin titik isu menarik berkaitan dengan Pilpres ini, tapi tentu nasionalisme yang diutamakan,” papar Indaru.
Lebih lanjut Indaru menilai, sosok nasionalisme yang dialamatkan kepada Ganjar Pranowo jadi pilihan tepat. Dari kacamatanya, saat ini ada dua sosok yang dianggap nasionalis yakni Ganjar dan Prabowo Subianto.
"Dari sekian banyak calon, nasionalisme itu terpancar di dua orang representasi di mana partainya itu adalah partai yang selama ini bicara nasionalisme. Soal kepentingan nasional itu Prabowo di satu sisi dan Ganjar di sisi yang lain," bebernya.
Secara presentase keduanya memiliki ritme yang fluktuatif. Ganjar misalnya pada 2021, popularitas Ganjar meroket.
"Tapi kemudian dibeberapa survei juga Prabowo naik dan Ganjar agak menurun seiring dengan menajamnya konflik di PDIP," ungkapnya.
Sedangkan soal istilah Jawa-Sunda yang mewakili asal etnis Ganjar dan RK, Indaru menilai ungkapan itu kurang dinikmati masyarakat.
"Menurut saya, akan sangat tidak bijak kalau kemudian bicara soal Jawa-Sunda, kalau platform-nya mengedepankan nasionalisme dan santri akan menarik dibandingkan dengan Jawa-Sunda," pungkas Indaru.
Tantang Ganjar Duet dengan RK
Wali Kota Bogor Bima Arya blak-blakan menantang Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil (RK) untuk maju berpasangan di Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Bima Arya di sela pelaksanaan Forum Y20 di Pura Mangkunegaraan, Solo, Jumat (28/10/2022) malam. Acara itu juga dihadiri Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Ketua DPP PAN itu menyebut, duet Ganjar-RK meski memiliki latar belakang berbeda, tapi saling melengkapi.
"Kang Emil ini keluarganya pesantren, dekat dengan pondok pesantren. Mas Ganjar aktivis nasional, beda tetapi saling melengkapi," kata Bima Arya, dikutip dari Antara.
Dikatakan pula bahwa Ganjar merupakan etnis Jawa, sedangkan Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil merupakan etnis Sunda.
"Beda tetapi saling melengkapi. Saya tidak mau berkomentar panjang, tetapi mari menitipkan dua hal yang sangat penting nanti. Pertama adalah enggak mungkin 2045 dicapai tanpa kekukuhan kepemimpinan," katanya.
Kedua, Bima Arya pun menanyakan kesiapan duet Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil sebagai capres dan cawapres di Pilpres 2024.
"Siapkah Mas Ganjar berpasangan dengan Kang Emil? Untuk Kang Emil, siapkah berpasangan dengan Mas Ganjar? Untuk Mas Gibran, siap enggak mendukung mereka berdua," katanya yang disambut tepukan para peserta Y20.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Ganjar memberi jawaban singkat seolah enggan menanggapinya.
"Enggak ada tanggapan," katanya.
Kontributor : Wivy Hikmatullah
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik
-
Sempat Copot Kepsek SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Akui Tak Bisa Kontrol Diri