Suara.com - Saksi Diryanto alias Kodir ART Ferdy Sambo diminta oleh Hakim Ketua Ahmad Suhel untuk tetap fokus dan konsentrasi dalam persidangan terkait peristiwa penembakan Brigadir J pada 8 Juli.
Saat itu, Kodir seringkali menjawab tidak tahu ketika ditanya oleh Hakim.
Kodir mengatakan bahwa terjadi baku tembak setelah kedatangan Ferdy Sambo di rumah Duren Tiga sekitar pukul 5 sore.
Ketika peristiwa terjadi, Kodir mengaku berada di luar rumah dengan salah satu ajudan Ferdy Sambo bernama Romer dan sosok bernama Yogi.
"Tidak (masuk rumah), saya dan om Romer panik Yang Mulia. Karena om Romer panik saya jadi ikut panik," tutur Kodir dilihat Suara.com dari kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (03/11/2022).
Hakim Ketua mengaku heran dengan pernyataan Kodir karena dirinya panik namun tak mencari tahu apapun.
Sejak penembakan terjadi pada pukul 5 sore, Kodir mengaku baru masuk rumah pada pukul 8 malam. Setelah insiden tersebut, Kodir mengatakan banyak orang datang ke rumah.
"Pas mau maghrib," kata Kodir.
"Maghrib jam 8 itu udah Isya, kamu ini kok. Ya tidak lama ya ngawur kamu itu. Maghrib itu jam enam," ungkap Hakim Ketua.
Sejak kejadian penembakan Brigadir J, Kodir mengaku tak pernah berada di rumah Duren Tiga.
Hingga kini, dirinya berada di rumah Ferdy Sambo di Saguling. Hal itu dikarenakan rumah Duren Tiga masih digaris polisi.
PRT Ferdy Sambo Bernama Kodir Cengengesan di Depan Hakim Kenal Sentil Jaksa
Dalam sidang lanjutan kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat turut hadir pembantua rumah tangga (PRT) Ferdy Sambo,bernama Daryanto alias Kodir.
Kodir malah cengengesan di depan hakim dan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Akibatnya dia kena sentil oleh Jaksa.
"Jangan bohong, jangan ketawa-ketawa," kata JPU seperti dilansir dari tayangan Kanal Youtube KOMPASTV, dikutip dari Suara.com, Kamis (3/11/2022).
Berita Terkait
-
Ridwan Soplanit Dibentak Anak Buah Ferdy Sambo Kombes Susanto, Dilarang Bawa Barang Bukti Senpi di Duren Tiga
-
Viral! Adik Brigadir J Peluk Vera Simanjuntak Jadi Sorotan: Kurang Nyaman dan Buka Hati Buat Reza
-
Sempat Serahkan DVR CCTV ke Polres Jaksel, Ridwan Soplanit Sebut Irfan Widyanto Tak Halangi Penyidikan
-
Polri Masuk 5 Besar Polisi Terbaik Dunia, Suporter Bekasi Kasih Sindiran Menohok
-
Cengengesan di Persidangan, Kodir PRT Ferdy Sambo Diminta JPU untuk Dijadikan Tersangka
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO