Suara.com - Mantan Menteri Keuangan era reformasi, Bambang Subianto meninggal dunia pada Jumat (4/11/2022) kemarin. Untuk mengenangnya, publik perlu tahu profil Bambang Subianto.
Menteri Keuangan kabinet Reformasi Pembangunan periode 1998 - 1999 di era Presiden BJ Habibie tersebut meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan pada pukul 16.54 WIB. Simak profil Bambang Subianto berikut.
Diketahui bambang meninggal diusianya yang ke 77 tahun. Mendiang meninggalkan seorang istri yang bernama Sri Wahyuni Subianto bersama empat orang putri, yakni Sri Saraswati, Sri Sulistiowati, Dewi Damayanti, dan juga Dewi Damayani.
Profil Bambang Subianto
Bambang Subianto lahir pada 10 Januari 1945, di Madiun, Jawa Timur. Pria lulusan Fakultas Teknik Kimia (Institut Teknologi Bandung - ITB) pada tahun 1973 ini mendapat gelar insinyur.
Lalu pada tahun 1975 Bambang gabung dengab jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UI sebagai peneliti dan staf pengajar.
Kemudian pada tahun 1975, Bambang Subianto bergabung dengan jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UI sebagai peneliti serta staf pengajar.
Tiga tahun kemudian, Bambang melanjutkan pendidikannya di Universitas Katolik Leuven, Belgia pada tahun 1978. Bambang pun berhasil lulus tahun 1981 dengan mandapatkan gelar Master keuangan perusahaan dan bisnis ekonomi.
Tak hanya itu, Bambang juga mendapatkan gelar Ph.d Organisasi Industri di tahun 1984. Selesai menempuh pendidikannya ia menyatakan pulang ke Indonesia.
Baca Juga: Meninggal Dunia, Ini Profil Bambang Subianto Menteri Keuangan Era Habibie
Perjalanan Karier Bambang Subianto
Setelah kepulangannya di Indonesia, Bambang pun kembali bekerja di manajemen fakultas ekonomi UI (LMUI) sampai pada akhirnya ia diangkat menjadi Direktur Departemen Keuangan dan Akuntasi di Menteri Keuangan pada tahun 1988.
Karirnya yang cemerlang, membuat Bambang naik jabatan sebagai Direktur Jenderal Lembaga Keuangan tahun 1992. Selama manjabat, Bambang aktif dalam mengembangkan sejumlah peraturan hukum seperti hukum pasar modal (1995), UU Penerimaan Negara Bukan Pajak (1997), dan lain sebagainya.
Kala itu ada peraturan untuk semua perusahaan di Indonesia yang menuntut agar mereka secara transparansi mendaftarkan hasil audit keuangan pada perwakilan pemerintah. Kepiawaiannya dalam berbagai bidang, membuat Bambang ditunjuk sebagai ketua Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA) atau Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) di pertengahan krisis moneter yang terjadi pada Januari 1998.
Kemudian, di masa krisis moneter pada April 1998, Bambang diangkat menjadi Menteri Keuangan RI periode 1998-1999 di era Kabinet Reformasi Pembangunan oleh Presiden B,J, Habibie. Presiden menunjuk Bambang karena dipercaya mampu membantu negara dalam menyehatkan perbankan.
Setelah menjabat sebagai Menteri Keuangan RI, Bambang diketahui bergabung dengan Ernst and Young sebagai partner di tahun 2000, dan kemudian ia pensiun lima tahun kemudian, tepatnya pada 2005.
Berita Terkait
-
Meninggal Dunia, Ini Profil Bambang Subianto Menteri Keuangan Era Habibie
-
Bobby Nasution Terima Penghargaan dari Menteri Keuangan atas Laporan Keuangan Pemkot Medan Baik dan Jelas
-
Menteri Keuangan Sri Mulyani Optimis Ekonomi RI Tumbuh Lebih Dari 5,4% Pada Triwulan III
-
Kasus BLBI, Mantan Menkeu Akui Berikan Release and Discharge
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO