Suara.com - Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto merasa mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait maju sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024. Ia mencontohkan hal itu kala Jokowi hadiri acara HUT Golkar ke-58 , Jumat (21/10/2022).
Hal itu disampaikan Airlangga menanggapi soal pernyataan Jokowi yang terang-terangan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi capres pada Pilpres 2024 mendatang. Dukungan itu disampaikan Jokowi di acara HUT Partai Perindo.
"Waktu Ultah Golkar kan jelas (Jokowi mendukung). Nanti lah itu," kata Airlangga di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (7/11/2022) malam.
Adapun Airlangga menilai selama ini Jokowi dalam memberikan dukungan tidak hanya diberikan kepada salah satu calon tertentu.
Menurutnya, dukungan juga akan diberikan kepada figur lainnya. Hal itu mengacu apa yang kerap disampaikan oleh Jokowi.
"Ya tentunya kan presiden selalu bilang salah satu calon, nah," ungkapnya.
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian tersebut, hal yang akan menentukan nanti pada saat pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum atau KPU. Seseorang baru dikatakan layak menurutnya jika mendapatkan dukungan atau suara.
"Ya namanya kontestasi kan kontestan jadi artinya sesuai dengan apa KPU saja siapa yang eligible untuk mendaftar siapa yang punya dukungan suara jadi kontestasi kan seperti itu," tutur Airlangga.
Giliran Prabowo
Baca Juga: Jokowi Blak-blakan Beri Sinyal Dukung Prabowo Jadi Presiden, Airlangga Golkar Pilih Santai
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terang-terangan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi capres pada Pilpres 2024 mendatang.
"Kelihatannya setelah ini, jatahnya Pak Prabowo," kata Jokowi setelah Prabowo yang hadir dalam agenda tersebut berdiri merespons perkataan Jokowi dengan memberikan hormat.
Jokowi sendiri pun tidak membantah jika perkataannya itu merupakan sinyal kuat bentuk dukungannya kepada Menteri Pertahanan (menhan) tersebut.
"Ya, diartikan sinyal, ya, boleh. Tapi kan saya ngomongnya juga... nggak apa-apa lah," katanya.
Sebelumnya, Jokowi sempat meminta maaf kepada Prabowo lantaran sempat pamer dengan sederet jabatan yang pernah diembannya sebagai kepala daerah.
Pernyataan tersebut dipicu oleh ucapan Ketum Perindo Hary Tanoesudibjo yang menyampaikan jika Jokowi bisa memenangkan beragam kontestasi sampai mampu menjabat sebagai presiden hingga dua kali.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
Forum Debat Mahasiswa Semarang: Suarakan Kebijakan Publik dan Masa Depan Indonesia
-
Kuasa Hukum Beberkan Alasan: Penetapan Nadiem Makarim Sebagai Tersangka Dinilai Cacat Hukum
-
Dua Sekolah Internasional di Tangerang Selatan Dapat Teror Bom, Saat Dicek Ternyata Nihil
-
Tebuireng Disebut Jadi Contoh Bangunan Pesantren Ideal oleh Menteri PU
-
Biaya Hanya Rp 75 Ribu, Ini Daftar Lokasi SIM Keliling DKI Jakarta Hari Ini
-
Kementerian PU Akan Mulai Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Berapa Perkiraan Biayanya?
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'