Suara.com - Pendekar sebagai relawan Ganjar Pranowo mendorong agar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendeklarasikan sosok yang didukung mereka sebagai calon presiden atau capres 2024.
Mengutip Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Pendekar mendoakan agar aspirasi mereka berupa dukungan agar Ganjar jadi capres 2024 mendapatkan lampu hijau dari Megawati.
“Kita berdoa bersama, kiranya aspirasi terbaik bisa diserap oleh Ibu Bangsa kita,” kata Ketua Pendekar Mandela Sinaga, Sabtu (12/11/2022).
Menurutnya, kepemimpinan Megawati sebagai Ibu Bangsa sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Apalagi, putri Presiden RI pertama Soekarno itu berhasil menjadi pemimpin perempuan pertama hingga membesarkan partai berlogo banteng tersebut.
Tak hanya itu, Megawati juga dinilai memiliki andil yang besar dalam menciptakan kader top layaknya Ganjar Pranowo. Karena itu, Pendekar mengirim surat ke Megawati agar Ganjar didukung PDIP sebagai capres 2024.
Pendekar sendiri sadar sepenuhnya keputusan PDIP terkait capres 2024 ada di tangan Megawati. Mandela bersama dengan Barisan Ibu-ibu Pendukung Ganjar Pranowo (Binar) pun baru saja mendeklarasikan diri sebagai Relawan Ganjar di Jakarta, Kamis (10/11/2022).
“Dengan segala hormat kami menyampaikan aspirasi dan dukungan agar Bapak Ganjar dapat dideklarasikan menjadi Capres 2024,” ucap Mandela.
Berdasarkan berbagai kajian ilmiah, kata Mandela, Ganjar dinilai sebagai sosok paling rasional untuk memimpin bangsa Indonesia. Ini dibuktikan dari berbagai prestasi Ganjar selama memimpin Jawa Tengah.
Sosok Gubernur tersebut memiliki pencapaian di bidang reformasi birokrasi, pendidikan dan ekonomi. Pendekar yang didominasi para pemuda juga tak sembarang mengatakan hal tersebut, mengingat sebagian dari mereka merupakan akademisi yang telah mengkaji prestasi Ganjar.
Baca Juga: Megawati Bubarkan Paksa Acara lalu Usir Puan Maharani, Cek Faktanya
Mandela mencontohkan dari sektor reformasi birokrasi, Ganjar dinilai sukses menerapkannya di Jawa Tengah. Maka tentu ditunggu agar reformasi birokrasi tersebut bisa diadopsi di tingkat nasional.
Diketahui dalam reformasi birokrasi, mantan Wali Kota Semarang tersebut berhasil melakukan prestasi lelang jabatan sebagai implementasi promosi terbuka. Adapun sistem tersebut baru ada di Jateng.
Tak sampai di situ, slogan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di era Ganjar adalah mboten korupsi (tidak korupsi), mboten ngapusi (tidak berbohong). Slogan itu dinilai bisa menjadi budaya baru yang positi dan standar pola pikir birokrat sebagai pelayan masyarakat.
“Di jargon ini, Ganjar melakukan revolusi mental birokrat dengan menanamkan pola pikir dan prinsip bahwa aparatur Pemerintahan sejatinya adalah pelayan rakyat," jelasnya.
"Hal ini terbukti ampuh untuk menelurkan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan yang pro pada rakyat,” tandas Mandela.
Dukungan Pendekar tersebut kepada Ganjar pun ditanggapi Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kritiyanto dengan tegas. Ia mengingatkan bahwa relawan politik itu bersifat cair, sehingga berpotensi disusupi berbagai kepentingan dan mengadu domba para tokoh politik.
Berita Terkait
-
Megawati Bubarkan Paksa Acara lalu Usir Puan Maharani, Cek Faktanya
-
Saran Refly Harun Buat Ahok Kalau Mau Berpolitik Lagi Lepas Dulu Jabatan Komisaris Utama PT Pertamina
-
Dokter Tifa Muncul Lagi! Kemarin Ribut Ijazah Palsu, Kini Cibir Habis Kemampuan Bahasa Jokowi, Netizen Auto Ribut
-
Tolong Dicatat! Janji Sangar Surya Paloh Kalau NasDem Tak Lolos Parlemen 2024
-
G20 Sudah Gagal! Sebatas Angkat Citra Jokowi, di Argentina Cuma di Lapangan Terbuka
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik