Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampaikan pidato untuk pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada Selasa (15/11/2022). Ia membuka acara sebagai Presiden G20 tahun ini. Apa saja yang disampaikannya?
Puncak KTT G20 akan berlangsung hingga Rabu (16/11/2022). Dalam pidato pembukaannya, Jokowi membahas masalah ekonomi hingga menyinggung perang di hadapan Presiden Amerika Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping yang turut hadir dalam event internasional itu.
Adapun poin-poin yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya bisa diketahui secara lengkap berikut ini.
Kelangkaan Pupuk Picu Krisis Pangan
Dalam pembukaan pidatonya, Jokowi menyebut sejumlah krisis yang sedang dialami banyak negara saat pandemi Covid-19. Salah satunya ketahanan bahan pangan yang sangat terasa bagi negara berkembang.
"Para pemimpin yang saya hormati, dunia sedang menghadapi tantangan luar biasa, krisis-krisis terjadi, pandemi Covid-19 belum selesai, rivalitas terus menanjak, perang terjadi, dan dampak berbagai krisis tersebut adalah ketahanan pangan, energi dan keuangan sangat dirasakan dunia, terutama negara bekembang," tutur Jokowi.
Orang nomor satu di Indonesia itu kemudian meminta masalah pupuk jangan disepelekan. Sebab, ketersediaannya bisa menjangkau krisis bahan pangan. Jika tidak ditindaklanjuti, mungkin tahun depan akan betul-betul menjadi suram.
"Masalah pupuk jangan disepelekan. Jika kita tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk mencukupi dengan harga terjangkau, maka 2023 akan menjadi tahun yang lebih suram," kata Jokowi.
Kelangkaan pupuk juga katanya bisa mengakibatkan gagal panen, yang berarti sejumlah warga dengan profesi petani memiliki masa depan suram. Hal ini juga menyebabkan sejumlah negara perlu menghadapi krisisi pangan yang serius karena harga terus meningkat.
Baca Juga: Awet Muda, Usia Asli Istri Presiden Korea Selatan Bikin Kaget, Ini Profil Kim Keon-Hee
"Tingginya harga pangan saat ini dapat semakin buruk menjadi krisis tidak adanya pasokan pangan. Kelangkaan pupuk dapat mengakibatkan gagal panen di berbagai belahan dunia. Sebanyak 48 negara berkembang dengan tingkat kerawanan pangan tertinggi akan hadapi kondisi yang sangat serius," imbuhnya.
Bersatu Menyelamatkan Dunia
Poin selanjutnya, Jokowi mengatakan bahwa kolaborasi paradigma dibutuhkan demi keselamatan dunia. Ia menyebut, hal ini tidak berlaku untuk warganya saja, melainkan seluruh penghuni negara.
"Kita tidak memiliki opsi lain. Paradigma kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia," kata Jokowi.
"Kita semua memiliki tanggung jawab tidak hanya untuk orang-orang kita tetapi juga untuk orang-orang di dunia," imbuhnya.
Jokowi kemudian meminta agar semua anggota G20 bisa konsisten menghormati hukum Internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB.
Berita Terkait
-
Awet Muda, Usia Asli Istri Presiden Korea Selatan Bikin Kaget, Ini Profil Kim Keon-Hee
-
Lepaskan Jas, Jokowi Mendadak Jadi Sopir di KTT G20!
-
PDIP Sebut Jokowi Layak Jadi Sekjen PBB Usai Pensiun dari Presiden, Ini Alasannya
-
3 Isu Prioritas Indonesia di Presidensi G20 2022, Ekonomi hingga Kesehatan
-
Bertemu di Bali, Joe Biden dan Xi Jinping Ternyata Sempat 'Panas' Soal Taiwan
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
PVRI: Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Tanda Kembalinya Bayang-Bayang Orde Baru?
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf