Suara.com - Sebagai bagian dari Objek Vital Nasional (Obvitnas), PT Aneka Tambang Tbk (Antam), anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID melakukan pengolahan sumber daya mineral nikel. Pengelolaan nikel dilakukan di Pertambangan Nikel Antam Kolaka dan Maluku Utara.
Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional, objek vital nasional merupakan kawasan/lokasi, bangunan/instalasi dan/atau usaha yang menyangkut hajat hidup orang banyak, kepentingan negara dan/atau sumber pendapatan negara yang bersifat strategis.
Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie menyebut, komitmen memaksimalkan pengelolaan nikel sebagai salah satu bentuk tanggung jawab perusahaannya.
“Posisi Antam sebagai pengelola obvitnas menjadikan perusahaan senantiasa berupaya memberikan kontribusi yang terbaik baik dari segi operasional maupun bisnis yang berkelanjutan,” katanya.
Menurut Syarif, dengan mengelola obvitnas yang berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 202.K/HK.02/MEM.S/2021 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 77 K/90/MEM 2019 tentang Objek Vital Nasional Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, maka hal ini menjadikan Antam sebagai perusahaan yang berkomiten memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat sekitar.
“Sebagai pengelola obvitnas, Antam senantiasa menjaga mengelola aset perusahaan dan melakukan optimalisasi operasional komoditas nikel, baik di Sulawesi Tenggara maupun Maluku Utara. Dengan konsisten dalam penerapan good mining practice serta keselamatan dan kesehatan kerja, Antam dapat mencatatkan pertumbuhan kinerja segmen nikel yang solid pada sembilan bulan pertama tahun 2022 ini,” jelas Faisal.
Hingga September 2022, Antam mencatatkan kinerja produksi unaudited feronikel sebesar 18.088 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan penjualan unaudited sebesar 17.269 TNi. Sementara itu, pada produksi unaudited bijih nikel Antam hingga September 2022 tercatat sebesar 6,22 juta wet mwtric ton (wmt), dengan penjualan unaudited ke pasar domestik yang mencapai 4,75 juta wmt.
“Dalam kondisi volatilitas ekonomi global saat ini dan tingginya harga energi, Antam tetap yakin bahwa performa komoditas nikel yang di dikelola di wilayah obvitnas ini akan terus tumbuh secara konsisten, seiring dengan penguatan kondisi ekonomi global dan outlook positif penyerapan komoditas nikel ke depannya,” tambahnya.
Upaya lain yang dilakukan Antam dalam pengelolaan nikel adalah dengan memperkuat skala bisnis melalui hilirisasi.
“Sebagai bentuk konsistensi komitmen hilirisasi yang sudah kami lakukan sejak pengoperasian pabrik feronikel pertama di tahun 1976, saat ini Antam juga tengah berpartisipasi dalam pengembangan ekosistem industri baterai listrik nasional,” tambah Faisal.
Berita Terkait
-
Indonesia Diguyur Rp 29,6 Triliun untuk Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik
-
Harga Buy Back Emas Antam Masih Tinggi, Waktu yang Pas untuk Jual
-
Harga Buy Back Emas Antam Melambung, Yuk Jual
-
Tangis Haru Sulastri Anak Petani, Akhirnya Lolos Jadi Polwan Usai Sempat Gugur Digantikan Keponakan Perwira
-
Sempat Digugurkan, Sulastri Anak Petani Akhirnya Lulus jadi Calon Polwan di Maluku Utara
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Terkini
-
Sultan Dorong Ekstensifikasi Sawit di Papua dengan Tetap Jaga Keseimbangan Ekologis
-
Jakarta Tumbuh, Warga Terpinggirkan: Potret Ketimpangan di Pulau Pari, Marunda, dan Bantargebang
-
Fakta Baru Kasus Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Temukan 19 Luka Benda Tajam
-
Serikat Pekerja: Rumus UMP 2026 Tidak Menjamin Kebutuhan Hidup Layak
-
Peringati Hari Migran Internasional, KP2MI Fokuskan Perhatian pada Anak Pekerja Migran
-
Tak Ada Barang Hilang, Apa Motif di Balik Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon?
-
Diduga Serang Petugas dan TNI, 15 WNA China Dilaporkan PT SRM ke Polda Kalbar
-
Menkes Kirim 600 Dokter ke Aceh Mulai Pekan Depan, Fokus Wilayah Terisolasi
-
Prabowo Sindir Orang Pintar Jadi Pengkritik, Rocky Gerung: Berarti Pemerintah Kumpulan Orang Bodoh?
-
Imigrasi Ketapang Periksa 15 WNA China Usai Insiden Penyerangan di Tambang Emas PT SRM