Suara.com - Sebagai salah satu dukungan kepada program Gerakan Nasional Literasi Digital, Tokopedia bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika RI beserta Center for Digital Society (CfDS) meluncurkan Modul Literasi Digital Perlindungan Data Pribadi di Marketplace yang dapat diakses oleh masyarakat secara bebas, untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan bertransaksi daring.
Modul literasi ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari MoU antara Tokopedia dan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI mengenai Pengembangan Digitalisasi UMKM, Peningkatan Literasi Digital, serta Penyiapan Talenta Digital.
Sementara CfDS adalah pusat studi yang berada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada. Melalui berbagai penelitian dan acara diskusi publik, CfDS menyediakan sarana edukasi kepada masyarakat mengenai dampak dari teknologi dalam berbagai aspek kehidupan, diantaranya aspek sosial, politik, dan ekonomi.
Co-Founder dan Vice Chairman Tokopedia, Leontinus Alpha Edison mengatakan Tokopedia sudah ada hampir 13 tahun lebih dan tetap berkomitmen untuk membuat ekosistem agar semua orang bisa memulai dan mencari apa saja.
“Semenjak pandemi dunia digital naik secara signifikan sekali, ini membuktikan bahwa digitalisasi di Indonesia sangatlah masif dan bisa. Kalau kita ingin mencapai, menjaga dan mendorong pertumbuhan ekonomi, peran digitalisasi itu penting sekali, tetapi jika peluang besar kalau umkm, talenta digital, hingga pengertian soal digitalisasinya tidak dibantu, semua pertumbuhan tersebut akan jadi lamban,” ucap Leontinus dalam Acara Penandatanganan MoU Tokopedia x Kominfo dan Peluncuran Modul Literasi Digital, Kamis (15/12/2022).
Oleh karena itu, Tokopedia bersama para mitra, dan pemerintah dari Kominfo terus memperkuat dan memperluas pemahaman digitalisasi untuk para umkm dan masyarakat umum dengan meluncurkan Modul Literasi Digital.
“Kali ini peluncuran modul literasi digital, kami buat bersama CFDS yang berisi tentang bagaimana secara aman, nyaman beraktivitas transaksi di marketplace. Modul ini silakan dipergunakan dan disebarluaskan,” ungkap Leontinus.
Modul Literasi Digital tersebut banyak berbicara tentang data pribadi dan bagaimana masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menjaganya dan berkaca dengan bnyaknta kasus dan modus untuk pencurian data.
Contoh penipuan yang paling mudah ditemukan dalam dunia digital adalah seseorang yang mendapat sms, lalu menang undian dan diperintahkan isi data pribadi, memberikan kode yang membuat saldo di market place akan habis.
Baca Juga: Melalui Festival Generasi Happy, Tri Edukasi Gen Z Soal Dunia Digital
Sementara contoh data pribadi spesifik yang rentan bocor adalah data biometrika, data anak, sata keuangan pribadi dan data-data tersebut perlu perlindungan secara khusus.
Ada beberapa tips untuk mencegah pencurian data dari modul yang diluncurkan, seperti edukasi mengenai tanggung jawab pengguna untuk melindungi data pribadi, jangan sebarkan data pribadi, jangan berikan password, nomor rekening, ataupun alamat pribadi.
Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kemenkominfo, Semuel A. Pangerapan mengpresiasi apa yang dilakukan Tokopedia karena telah menjaga ruang digital, program ini juga dinilai sangat penting untuk edukasi masyarakat dalam menjaga data pribadi.
“Kita perlu modul-modul yang mudah dipahami sehingga menumbuhkan rasa kritis pada masyarakat dan terhindar dari penipuan. Ini kolaborasi yang bagus bagaimana kita lakukan edukasi, paling tidak banyak yang tahu apa si kerjanya ruang digital,” terangnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi dengan target utama adalah para pelaku UMKM.
“Data pribadi di ruang digital itu selalu diminta, bagaimana kita sebagai pengguna perlu memitigasi risiko yang mungkin timbul apabila data tersebut bocor,” tambahnya.
Berita Terkait
-
Kominfo Ajak Masyarakat Diskusi Pemberantasan Terorisme Menurut KUHP Baru
-
Cegah Penyebaran Hoaks, Kominfo Ajak Penyuluh Informasi Publik Aktif Sosialisasikan KUHP Baru
-
GOTO Jual Saham Alfamart Rp 1,5 Triliun, Duitnya Buat Apa?
-
Strategi Hyperlocal GOTO Lewat Tokopedia Tingkatkan 147% Transaksi UMKM Lokal
-
Menghadapi Tech Winter di Sektor Teknologi, 15 Startup Perlu Biasakan Bootstrapping
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial